"Sayang!"
Hampir saja pupil matanya keluar mendengar teriakan Zigar dengan menggunakan embel-embel sayang. Gila! Apakah laki-laki itu tidak sadar bahwa mereka sedang berada di lingkungan sekolah?
"Sayang, lo kenapa ninggalin gue?"
Zaya menutup mulut Zigar lalu menarik laki-laki itu menuju belakang sekolah.
"Lo bisa diam gak sih?! Apa apaan coba manggil gue sayang? Jangan aneh-aneh deh!"
"Ck! Tangan lo bau banget. Abis ngapain, yang?"
"Yang Yong yang! Gue abis makan sambal terasi!"
Zigar menghela nafas panjang kemudian memeluk tubuh kecil di depannya. "Kenapa ninggalin gue? Gue udah kayak orang gila nyariin lo."
"I-itu, gue...gue karena gue mau beli buku dulu sebelum ke sekolah. Jadi gue gak bisa berangkat sama lo."
"Ck! Alasan. Ini terakhir kalinya lo ninggalin gue. Jangan buat gue gila, Aya."
Zaya meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia semakin heran mengetahui sifat Zigar yang seperti bunglon. Kadang menyeramkan kadang manis. Bahkan tak jarang laki-laki itu menunjukkan sifat bayinya di depan Zaya. Setelah Zigar memutuskan menjadikan Zaya pacarnya laki-laki itu berubah seratus derajat.
Zigar seperti cicak yang terus menempel di tubuh Zaya dan tak ingin lepas. Di tinggal sebentar pasti marah dan juga biasanya merengek.
"Zigar lo berat, bisa gak sih gak usah kayak gini?"
"Belajar."
"Belajar apa?"
"Belajar nanti. Supaya lo bisa kuat di saat gue nindihin tubuh lo setelah kita nikah."
"OTAK LO MESUM BANGET!"
Puas mengerjai gadisnya, Zigar tertawa lalu mencium gemas pipi Zaya. Tangannya terangkat memeluk erat pinggul Zaya posesif. Wajahnya ia sembunyikan di ceruk leher Zaya. Rasanya sangat nyaman jika berada di posisi ini.
"Sayang gue gak?"
"Nggak. Kita gak punya hubungan apa-apa."
"Tapi lo pacar gue."
"Lo aja mutusin soal itu tapi gue nggak."
Mendengar balasan Zaya yang menusuk, Zigar menegakkan tubuhnya dengan raut wajah datar. Moodnya berubah membuat Zaya kelimpungan.
"Jadi cuma gue yang berharap?"
Bibir bawahnya ia gigit sambil meremat jari-jarinya sendiri. Mau berkata iya tapi entah kenapa nyalinya langsung cuit saat itu juga. Di sisi lain ia takut menyakiti hati Zigar.
Zigar tersenyum kecut kemudian mengambil langkah dan pergi dari sana. Tapi sebelum benar-benar jauh, langkahnya terhenti bersamaan sebuah tangan melingkar di perutnya.
"Jangan pergi. Gue cuma bercanda, tadi gue cuma kesel sama lo."
Menyunggingkan senyuman miring, Zigar berbalik lalu membalas pelukan Zaya. Pelukan itu begitu erat seperti tidak membiarkan Zaya pergi dari hidupnya. Hidupnya kembali berwarna setelah putus dari Moza.
"I love you."
"I not love you."
Zigar berdecak sebal dengan bombastic side eye-nya membuat Zaya tertawa kencang. Tanpa sadar, gadis itu mengecup rahang Zigar membuat laki-laki itu terdiam membisu. Tapi detik kemudian senyumannya kembali lebar.
"Ini juga." Tunjuknya ke arah bibir merah muda seksinya. Melihat bibir itu juga akan membuat candu saat di cium tapi tidak berlaku untuk Zaya. Bukannya tidak suka tapi malu xixi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAZIGAR [TAMAT]
Teen Fictionlaki-laki dingin,kejam,nakal berubah posesif,obsesi,bucin abble saat bertemu dengan seorang gadis bar-bar yaitu Mazaya. Zigar menarik pinggang Zaya dengan kasar. "Gue udah bilang sebelumnya, Zaya. Dunia gue itu gak ada pintu keluarnya. Sekali lo mas...