Mumpung choco lagi gabut soalnya belum ada pembeli, maka dari itu aku up nihhhhh yuhuuuuu!
Selamat baca seng!
••••
Hari semakin berjalan. Kini sudah lewat beberapa bulan di mana Zaya mengenal seorang Zigar yang sifatnya seperti bunglon. Kadang manis kadang menyeramkan.
Setelah menjalin hubungan, tak jarang Zigar selalu memasang mode baby ketika bersama Zaya. Bahkan tak ingin lepas dari gadis itu. Zigar juga sepertinya terlalu posesif jika menyangkut kekasihnya.
Dan Zaya juga selalu beranggapan bahwa Zigar itu obsesi padanya sehingga selalu membuat hal di luar nulur. Seperti waktu itu saat Zigar membawanya ke rumah minimalis di lorong-lorong yang sepi tak berpenghuni itu.
"Makan. Gak boleh mogok nanti lo sakit." Perintah Zigar seraya menyuapi makanan di depan Zaya.
"Ih, gue bisa makan sendiri. Emang gue sakit?"
"Lah, jadi tadi apa pas lo bilang perut lo sakit?"
"Gue lagi datang bulan jadi agak sakit dikit. Gak usah lebay deh."
Zigar tersenyum kecil sambil menyelipkan sehelai rambut Zaya ke belakang telinga. "Gue gak lebay tapi gue gak mau lo kenapa-napa. Paham?"
Memilih pasrah, Zaya hanya mengangguk dan mempersilahkan Zigar menyuapi dirinya. Saat ia hendak mengusap bibirnya menggunakan tisu, Zigar sudah terlebih dahulu merebut tisu itu.
"Ih, gue mau lap mulut."
"Gak gak!" Zigar membuang tisu itu ke tong sampah kemudian mengusap ujung bibir Zaya dengan jempolnya. "Gue gak sudi tisu itu nyentuh milik gue."
Zaya melotot dengan tatapan heran. "L-lo cemburu sama tisu?"
"Gak gitu tapi gue gak mau ada yang nyentuh kulit lo bahkan seinci pun. Paham, sayang?"
Rasanya Zaya ingin muntah saat itu juga. Bisa-bisanya Zigar cemburu kepada selembar tisu saja. Dasar laki-laki sinting.
"Gak bisa ke hapus kalau pake jempol," gumam Zigar.
"Nah, itu. Gue mau lap pake tisu."
Padahal ada maksud lain yang Zigar maksud. Cowok itu tersenyum miring. "Gak. Bagus nih hapus pake bibir gue."
"ZIGARRRRRRRRR!"
Telinganya tiba-tiba pengang mendengar teriakan nyaring Zaya.
"Iya sayang maaf. Gak bakalan mesum lagi. Tapi kalau khilaf gue mesum."
"Ihhhhh!" Zaya mencubit bibir Zigar dan tak memberi ampun untuk lelaki itu. Setelah puas, Zaya menghentikan kegiatannya dan saat itu juga ia terbahak-bahak melihat bibir Zigar yang memerah dan sedikit membengkak.
"Hahahaha, siapa suruh lawan gue!"
"Gini amat punya cewek stress."
••••
Saat ini, seorang wanita yang mengenakan dress hitam ketat tengah duduk di kursi taman rumahnya seraya menatap sebuah polaroid yang memperlihatkan foto anak kecil di sana. Dua anak perempuan yang sedang berpelukan dengan gigi rapi yang terlihat.
Wanita itu menghela nafas panjang sambil mengusap foto yang terlihat sudah kusam itu. Bahkan ujung foto itu sudah koyak. "Kalian kenapa gak pernah akur, sih? Padahal Tante mau kalian kembali seperti dulu. Saling sayang dan saling peduli."
Air matanya jatuh saat mengingat seseorang. "Maaf, saya belum bisa menjaga anak kamu dengan baik dan maaf saya selalu membuatnya takut."
Kling!
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAZIGAR [TAMAT]
Teen Fictionlaki-laki dingin,kejam,nakal berubah posesif,obsesi,bucin abble saat bertemu dengan seorang gadis bar-bar yaitu Mazaya. Zigar menarik pinggang Zaya dengan kasar. "Gue udah bilang sebelumnya, Zaya. Dunia gue itu gak ada pintu keluarnya. Sekali lo mas...