13

12K 311 2
                                    

Di baca doang tapi gak di votmen, rugi dong!

-_-_-_-

"Zaya!"

Zaya yang hendak berjalan keluar gedung sekolah terhenti saat mendengar seseorang memanggil namanya. Saat ia berbalik, tatapannya berubah sinis sembari bersedikap dada.

"Apa?"

Nadila, gadis itu melemparkan tasnya ke arah Zaya. "Nih, bawain tas gue. Pegel tangan gue bawa tas itu. Jadi, dari pada lo kurang kerjaan mending gue kasih kerjaan mudah buat lo," ucap gadis itu sembari tersenyum manis.

Zaya, tentu saja gadis itu menolak. Apa apaan ini? Emang Zaya itu pembantunya apa?

"Heh! Emang gue mau lo nyuruh nyuruh gue kayak gini? Nggak Cok nggak! Gue bukan pembantu lo."

Nadila mendelik tajam. "Mending gue kasi tugas mudah buat lo. Gimana kalau gue nyuruh lo manjat pohon? Udah deh Za, mending lakuin aja atau nggak gue aduin ke Tante Liona yang nggak nggak," Nadila melangkah satu langkah. "Lo tau 'kan? Gue itu licik, gue bakalan berusaha buat Tante Liona benci sama lo!"

Zaya menghela nafas panjang. Apa dosanya sehingga ia mempunyai sepupu licik seperti Nadila?

Zaya mengambil paksa tas Nadila yang tadi ia lempar di lantai. "Okey monyet! Dasar tukang ngadu!"

Nadila tersenyum penuh kemenangan. Ia berjalan terlebih dahulu meninggalkan Zaya yang terlihat kesal.

Mereka telah tiba di parkiran. Nadila mencari kendaraannya tak peduli Zaya yang berada di belakangnya terlihat kewalahan membawa 2 tas.

Di sisi lain, Zigar dkk melihat Zaya di perbudak seperti itu oleh Nadila. Kesal? Tentu saja. Zigar tidak terima melihat Zaya di perlakukan seperti itu.

"Eh eh, mau kemana lo?" Zigar tidak peduli dengan pertanyaan Ikram, lelaki itu berjalan meninggalkan teman-temannya guna menuju ke arah Zaya.

"Zaya."

Panggilannya membuat Zaya maupun Nadila menoleh. Keduanya sama-sama bingung melihat kehadiran sosok itu.

"Zigar. Lo kenapa?" Nadila berjalan ke arah Zigar dengan wajah centilnya. Rambutnya ia kumpulkan ke samping sembari menatap tengil Zigar.

"Lo nyari gue? Kalau mau ngomong sama gue, yah ngomong aja. Lo mau ke--" Nadila menganga lebar saat melihat Zigar hanya mengacuhkannya. Cowok itu malah berjalan ke arah Zaya kemudian mengambil tas Nadila di pundak gadis itu lalu melemparkannya tepat di wajah Nadila.

"Punya tangan 'kan? Gak usah nyuruh-nyuruh cewek gue."

Apa?! Ce-cewek gue! Nadila menatap Zaya yang terlihat kebingungan. Tatapannya seakan meminta penjelasan dengan apa yang dikatakan Zigar barusan.

Dengan sigat, laki laki seram nan galak itu menarik tangan Zaya agar menjauh dari sana. Tak peduli dengan tatapan orang-orang di sekitar.

"Widihhhh! Temen lo kesurupan apa, Gar?!" Ikram bersorak heboh saat melihat Zigar menggandeng tangan Zaya.

"Gak gak. Ini bukan temen gue," gumam Gara sembari geleng-geleng kepala.

"Giliran di kasih uang baru lo anggap temen?"

"Sialan lo! Gak gitu juga, Regan monyet!"

••••

Rumah ini lagi. Zaya tidak heran lagi dengan rumah sebesar istana ini. Dia sudah seringkali ke sini saat dirinya masih di jadikan babu oleh lelaki yang sudah ia klien sebagai musuhnya. Tapi sekarang, kenapa Zigar membawanya ke rumahnya? Padahal ini sudah jam pulang sekolah dan artinya dia akan pulang kerumahnya sendiri.

ZAZIGAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang