Bab 17 - Permulaan yang Harus Diakhiri

15 4 36
                                    

"Dan ketika mahligai tuhan-tuhan telah menyertai hati yang tenang, tumbuhlah rasa syukurnya, mendahului rakusnya."

"Lanjutkan!"

"Kemudian di antara para musafir itu bertanya, ke mana gerangan kita menuju? Salah seorang saleh dari mereka menjawab, mewajahi Ifhilim, kirana dan kudus-Nya. Serta memalingi Nirhilim ...,"

"Mengapa berhenti?"

"Kenapa? Kenapa mereka memalingi Nirhilim? Bukankah Dia juga tuhan?"

"Selesaikan baitmu!"

"Se-serta memalingi Nirhilim, sua dan murka-Nya."

"Nak Zoe, sebelum aku menjawab pertanyaanmu, dengarkan ini baik-baik! Seorang penganut Eifreim dilarang keras menyela bait-bait Nirif. Nirhilim akan melaknat kita, dan Ifhilim takkan sudi menurunkan rahmat-Nya. Kau mengerti?"

"Mengerti, Pak Hound."

"Panggil aku Begawan Morbit. Kita tidak sedang di kelas bela diri. Berkenaan dengan pertanyaanmu, jika kau benar-benar penasaran, akan kuberikan penjelasan sederhana mengenai bait itu."

Zoe mengangguk pelan. Jantungnya masih berdebar-debar. Ia baru saja selesai melakukan rentetan aktivitas yang panjangnya minta ampun.

Selepas insiden di gudang penyimpanan, mereka dihukum, tentu saja. Semuanya diboyong ke ruang perjamuan untuk ditanyai satu per satu.

Albert dengan entengnya menyalahkan Zoe, dan berkelit bahwa lebam di bibir Zoe adalah bentuk perlawanannya agar tidak diserang duluan. Elf nakal itu mengarang banyak cerita, berusaha meyakinkan Begawan Morbit kalau Zoe-lah biang keladi dari semua masalah ini.

Cerita murahan seperti itu takkan cukup buat mengakali orang dewasa. Begawan Morbit akan membantahnya, sungguh, andai saja Aaron dan Levia tidak ikut mendukung kesaksian Albert. Ditambah lagi, Zoe—anehnya—juga membenarkan kisah murahan tersebut.

Bahkan sebuah kebohongan pun akan dihukumi benar jika semua pihak sepakat. Jadi, Zoe mendapat sanksi lebih banyak dibandingkan teman-temannya.

Selain membersihkan koridor, ia juga disuruh mengelap jendela, dan menata kursi di ruang perjamuan, dan mengganti lilin di meja-meja, dan mengisi ulang kendi air untuk makan malam, dan mencuci peralatan makan. Dan, satu lagi, setelah semuanya selesai, Zoe harus datang ke ruang Begawan Morbit untuk diceramahi. Terdengar melelahkan, tetapi sisi baiknya, Begawan Morbit berjanji takkan memperpanjang masalah ini.

Beberapa anggota komunitas datang untuk rapat, termasuk Percy, dan mereka bertanya mengapa anak itu kelihatan sibuk sekali. Zoe hanya melempar jawaban klasik. Sedang menolong, katanya.

"Jadi, Nak Zoe, bait itu bercerita tentang sekumpulan musafir yang tersesat. Mereka baru kabur dari penjara, karena negeri itu dipimpin kaisar yang zalim. Ada lima musafir, dan salah satunya sangat saleh. Mereka memilihnya sebagai pemimpin, lalu—"

"Maaf, Pak Hou—ah, maksudku Begawan Morbit. Pertanyaanku bukan tentang para musafirnya. Aku hanya ingin tahu mengapa musafir yang saleh tega menghina tuhan."

Begawan Morbit mendelik kaget, terbatuk beberapa kali. Nyaris saja kumis tebalnya bersungut-sungut karena tersinggung dengan sikap Zoe yang senang sekali memotong ceramahya.

"Memilih-milih ayat takkan membimbingmu ke jawaban yang benar. Tapi, sudahlah, kau hanya perlu belajar menghargai orang lain. Dan, musafir salehnya tidak menghina tuhan. Kau SANGAT salah, Nak Zoe. Ia bilang begitu karena mereka sedang dikejar. Dalam kecemasannya, sang musafir saleh menyimbolkan kezaliman sang Kaisar dengan sifat Nirhilim. Artinya, mereka hanya ingin lari dari kejaran tangan-tangan jahat. Paham sampai di situ?"

Grimbolk Tales Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang