Langit Grimbolk disorot purnama malam ini. Sinarnya terang, menyejukkan, senada dengan kerlip lilin-lilin yang dinyalakan untuk memperingati kematian Billie Belmont.
Anggota Grup Penyintas Grimbolk berkumpul semuanya di ruang perjamuan (minus Loner, Frank, tiga perawat di klinik, dan tentunya Will). Sebenarnya acara makan malam telah berakhir sekian menit lalu. Dan, harusnya mereka sudah bubar untuk kembali beraktivitas. Namun, malam ini berbeda. Ada khotbah yang perlu didengarkan.
"Seorang elf yang beriman sepatutnya meyakini bahwa tuhan-tuhan kita, Nirhilim dan Ifhilim, berkuasa dalam suatu siklus yang absolut. Nirhilim tidaklah jahat, meskipun tindakannya merusak dan mengambil. Ifhilim tidaklah baik, meskipun kuasanya menghidupkan dan memelihara. Tuhan-tuhan kita merupakan satu siklus yang saling melengkapi sekaligus saling meniadakan."
Instruktur Morbit berdiri di atas mimbar, menggenggam kalung bermata sayap merpati. Sayap sebelah kanan putih, sebelah kirinya hitam. Selain dikenal sebagai pengajar bela diri dan ahli senjata, ia juga pandai berceramah. Tak jarang, beberapa elf menjulukinya Begawan Morbit (predikat untuk pemuka agama Eifreim, agama mayoritas kaum elf).
Agama ini meyakini bahwa ada dua tuhan yang mengatur alam semesta. Nirhilim dan Ifhilim. Nirhilim lebih dulu ada dari tuhan satunya. Tabiatnya merusak dan mengambil apa pun secara paksa. Akan tetapi, Nirhilim muncul di tengah ketiadaan, sehingga tidak ada sesuatu pun yang dapat Dia hancurkan atau ambil.
Ifhilim kemudian muncul. Asalnya dari kepribadian lain Nirhilim yang harus mendukung kuasa-Nya. Melalui tuhan yang satu ini, alam raya tercipta. Semua makhluk, semua gunung, laut dan langit.
Para elf percaya, Nirhilim-lah yang bertanggungjawab atas kematian, bencana, maupun hal-hal buruk yang terjadi di dunia. Tetapi, itu tidak membuat Nirhilim dibenci. Mereka justru menyembah-Nya karena telah melakukan kuasa-Nya dengan benar.
Ifhilim akan memperbaiki segala kerusakan yang diciptakan Nirhilim. Hal apa pun yang berbau kebaikan akan selalu dikaitkan pada Ifhilim. Kendati demikian, para elf tidak serta-merta memperlakukan Ifhilim lebih istimewa dibandingkan Nirhilim.
Kerusakan dan kebaikan yang datang dari tuhan-tuhan tersebut merupakan manifestasi dari satu keinginan, yaitu perputaran kehidupan yang ideal. Lumrah saja bagi para elf bersedih ketika sanak famili mereka wafat. Hanya saja, mereka harus sadar bahwa itulah bagian dari perputaran kehidupan yang pasti terjadi.
"Rekan kita, Billie Belmont, telah wafat hari ini. Sebuah kabar yang berat untuk didengar. Namun, mari kita ingat segala kebaikan Billie agar perjalanannya ke surga dipermudah. Siapa pun yang berkenan maju untuk menceritakan kebaikan Billie, dipersilakan," terang Instruktur Morbit, yang saat ini menjadi Begawan.
Kapten C adalah elf pertama yang maju. Ia tidak bercerita panjang-lebar, sebagaimana tipikal dirinya. Elf berambut kuncir itu hanya menyampaikan bahwa Billie adalah sosok yang punya semangat hidup tinggi. Mudah bergaul. Dan, sebuah kebanggaan baginya bisa bertemu dengan Billie Belmont. Setelah itu, ia turun dari mimbar.
"Aku mengenal Billie ketika bekerja di McAlloy, dan saat itu kami sama-sama masih junior. Aku ingat bagaimana ia kerepotan mengangkat pantat besarnya naik ke atap untuk memasang genteng. Para senior tertawa di bawah, sementara aku di atas, hanya berdoa semoga atapnya tidak roboh."
Orang-orang tertawa ketika mendengarkan kesaksian Murray Bureu. Ia menyampaikan kisah masa lalunya bersama Billie.
"Dan momen terbaik kami adalah saat McAlloy diminta mengerjakan megaproyek Herragia. Billie mungkin elf yang bodoh. Ia juga sembrono. Akan tetapi...." Tiba-tiba potongan kejadian kapak Will yang menghujam kepala Billie terlintas di benak Murray, membuatnya terdiam.
Para hadirin menunggu sambungan kalimatnya, tetapi elf berambut gondrong itu hanya membeku di sana. Matanya mulai berair. Lehernya panas.
"A-aku ... a-aku hanya merasa kalau kematian ini tidak pantas untuknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Grimbolk Tales
Mistério / SuspenseJudul: Grimbolk Tales Genre: Fantasi, Thriller, Misteri Tag: Zombie, Apocalypse, Aksi, Drama Blurb: Tidak banyak orang yang seberuntung Will. Ia bangun di rumah sahabatnya dengan secangkir pengkhianatan, seporsi luka di punggung, dan asupan katastro...