"Kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini! Aku tidak bersalah!"
Madam Ross meraung di tengah lapangan. Tangannya terlipat ke punggung, dijerat tali belapis-lapis, sementara beberapa elf berjaga di dekatnya.
Wanita itu dipaksa bersimpuh di hadapan kursi-kursi pemimpin komunitas. Terkesan diktator, tetapi perbuatannya sendiri yang menyeretnya ke tengah situasi pelik ini.
Zoe melaporkan apa yang terjadi di kelas memasak. Theressa dan Ben mati keracunan. Kue buatan Madam Ross menjadi penyebabnya. Dengan isak tangis dan tangan gemetar, Zoe berhasil mengelabui sosok sekelas Kapten C.
Bodohnya, Madam Ross justru mengungkit-ungkit masa lalu Will dan Kapten C di depan massa, yang mana membuatnya semakin tersudut. Wanita gemuk itu dalam bahaya besar.
"Kurcaci itu, dia membunuh Billie! Aku bersumpah! Dan Kapten licik itu, dia berusaha menutupi semua ini. Kalian bersekongkol!"
Kapten C sontak berdiri. Seraya bertelekan pada tongkatnya, lelaki itu melempar tatapan sengit.
"Jika benar Will pembunuh, dan aku penipu licik, apakah kalian mau menggantung kami atas kesalahan tersebut?" ujarnya kepada semua penonton.
Mereka semua menunduk. Biar bagaimana pun, posisi Kapten C diuntungkan.
"Tempat ini takkan bertahan tanpaku, atau Kapten Will. Kamilah yang menjadi inti komunitas ini, sekaligus ujung tombaknya. Pikirkan itu baik-baik!"
Morbit tiba-tiba ikut berdiri. Wajahnya cemas, seakan memaksa dirinya bertindak nekat.
"Maaf, Kapten, tapi ... apa benar begitu? Will membunuh Billie, lalu kau--"
"Tentu tidak!" potong Kapten C. "Mengapa kau ragu padaku, Kapten M?"
"PENDUSTA!" teriak Madam Ross. "Loner saksinya! Dia menderita karena Will menusuk lidahnya."
Kapten C tersenyum tipis. Pandangannya menelisik wajah-wajah di antara kerumunan.
"Loner, tolong ke depan," perintahnya.
Lelaki bisu itu melangkah keluar dari kerumunan. Madam Ross menatapnya tajam, senada dengan Kapten C. Mereka sama-sama bergantung pada kesaksian Loner.
"Kau dengar yang dituduhkan Madam R padaku dan Will. Apakah itu benar?"
"Loner, kau harus jujur!" desak Madam Ross, yang langsung dibentak elf-elf di sekitarnya.
"Jawab, Loner." Kapten C melanjutkan.
Loner membalas tatapan mereka satu per satu. Matanya menjawab Madam Ross, juga menjawab Kapten C. Namun, kepalanya hanya bersaksi untuk satu orang. Elf itu menggeleng. Ia berpihak pada Kapten C.
"KEPARAT!" ronta Madam Ross. "Dasar pendusta! Kalian pedusta! Lepaskan aku!"
"DIAM!" raung Kapten C, sekeras yang tak pernah didengar siapa pun sebelumnya. "Maafkan aku, Madam. Aku tidak bisa berpura-pura ramah kepada pembunuh anak-anak."
Kemudian, Zoe diminta sekali lagi menceritakan kesaksiannya. Anak itu berdiri di hadapan komite dengan mata yang masih basah.
"Aku menguping pembicaraan Madam Ross dengan beberapa elf dua hari lalu. Mereka berencana membunuh Tuan Will dan anak-anak. Tapi, aku tidak tahu kalau mereka menaruh racun di makanan.
Madam Ross memintaku mengantar dua keranjang makanan. Satu hitam, satu cokelat. Ia memberitahu kalau yang hitam untuk kelompok ekspedisi, dan yang cokelat untuk kelas memasak. Aku berbuat sesuai perintahnya. Ketika Theressa dan Ben makan, mereka tiba-tiba kejang. A-aku juga hampir memakannya. Tapi Ifhilim masih berbelas kasih kepadaku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Grimbolk Tales
Mistério / SuspenseJudul: Grimbolk Tales Genre: Fantasi, Thriller, Misteri Tag: Zombie, Apocalypse, Aksi, Drama Blurb: Tidak banyak orang yang seberuntung Will. Ia bangun di rumah sahabatnya dengan secangkir pengkhianatan, seporsi luka di punggung, dan asupan katastro...