Siapa? Siapa Dia?

249 8 5
                                    

Vanessa Actias Luna, Gadis berusia 16 tahun yang baru saja pindah ke SMA khusus perempuan yang ada di Jakarta, mungkin agar lebih mudah, kalian bisa memanggilnya Luna.

Di malam hari yang cerah, berhembus angin yang sejuk dan damai, seakan-akan badan terasa bisa terbang saat tertiup angin, terlihat seorang anak gadis berusia 16 tahun sedang duduk di taman sambil bersenandung kecil, dan di tangannya memegang sebuah buku not piano, Vanessa Actias Luna namanya. Gadis yang baru saja pindah dari Bandung ke Jakarta.

"Hmmmm... sudah jam 7 malam, rasanya tidak sadar aku sudah pindah dan berada di ibukota tercinta ini." Luna menutup buku not-nya dan mengambil mp3 player untuk mendengarkan musik.

"sebaiknya aku pulang, dan istirahat... karna besok akan jadi hari pertamaku sekolah di sini... haaaaah, aku penasaran, seperti apa sekolah perempuan itu." Luna beranjak dari tempat duduk lalu berjalan pulang sambil mendengarkan musik.

Luna pun sampai di rumahnya, dan melihat ayah ibunya sedang tidak ada di rumah, "Ayah dan Ibu kemana ya? kok tumben gak ada di rumah dan, pintu? kenapa tidak terkunci?." ia tidak terlalu peduli sebenarnya Orang tuanya pergi entah kemana, tapi yang jadi pertanyaan, kenapa pintunya tidak di kunci kalau mereka pergi?.

Luna berjalan ke lantai 2 dan masuk ke kamarnya, "tidur aja deh, pengen banget cepet-cepet besok rasanya, Ayah Ibu biarin aja nanti juga mereka pulang." gumam Luna sambil mengunci kamar tidurnya dan berganti pakaian ke piyama dan mulai merebahkan tubuhnya, lama kelamaan dia mulai memejamkan matanya dan akhirnya tertidur pulas.

pagi hari.

*KRIIIIIIIIIIING---* Suara jam weker nya berdering sangat keras sampai Luna terkejut "HUA!! JAM? JAM BERAPA? JAM 7 PAGI??! AKU TELAT!!" Luna buru-buru mandi dan merapihkan dirinya. Seperti The Flash, dia menyiapkan semua nya dan pergi ke lantai bawah, di bawah sudah ada ayahnya yang sedang membaca koran dan ibunya yang sedang merapihkan meja makan.

"Luna, sarapan dulu nak, hey... setidaknya minum susu mu dulu itu." Tegur Ibunya saat tau anaknya telat untuk hari pertama nya di sekolah baru. "iya, setidaknya habiskan susumu dan ambil rotinya, jangan sampai kamu tidak sarapan." kata sang Ayah sambil tetap membaca korannya.

"iya, iya aku habiskan susu ku..." katanya sambil duduk dan meminum susu dengan cepat.

"Sayang, pelan-pelan, kamu bisa tersedak kalau terburu-buru seperti itu." kata ibu khawatir.

"Aaahhhh, aku ambil rotinya ya, aku berangkat Ayah, Ibu!" sambil mengambil dan menggigit rotinya dan menyalimi kedua Orang tuanya "hati-hati!" kata keduanya berbarengan.

Luna tidak perlu naik mobil ataupun di antar jemput oleh Ayahnya, karna dia sudah terbiasa pulang pergi dengan kereta api, Luna berlari menuju stasiun sambil sedikit demi sedikit dia menghabiskan rotinya. akhirnya dia sampai di stasiun terdekat.

"ah, untung saja belum telat, masih jam 7:35? cepat juga aku siap-siap, hehee" Luna menunggu kereta datang sekitar jam 7:45 nanti, dia mencoba membeli minuman untuk mengembalikan energynya akibat berlari tadi. dan secara tidak terduga,

*gubrak*

"aduhh!" Luna menabrak seseorang saat hendak membuka kaleng minuman itu, dan membuat kaleng minumannya terjatuh.

"Maaf maaf, aku tidak melihat." saat Luna hendak mengambil kaleng minumannya, secara mengejutkan orang itu mengambil kaleng minuman Luna terlebih dahulu.

"Tidak apa-apa." jawab orang itu sembari memberikan kembali minuman Luna yang jatuh, sontak Luna kaget dan menengadahkan kepalanya melihat ke arah orang itu, Luna melihat ada sesosok gadis yang sangat cantik dengan rambut pendek pirang di hadapannya.

Luna terpaku selama 1 detik dan menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya, "ah, terimakasih." Luna menerima minumannya yang di ambil gadis itu.

"Maaf, aku juga tidak melihat jalanan, aku sedang terburu-buru." kata gadis itu dengan lembut, "ngomong-ngomong, kita satu sekolah ya?." tanya gadis itu sambil melihat ke arah seragamnya dan seragam Luna.

Luna terkejut, karna dia baru menyadari kalau logo yang ada di sereagam gadis itu sama seperti logo yang ada di seragam Luna, "i-iya." kata Luna sedikit canggung.

"Sepertinya kamu anak baru ya? aku belum pernah melihat kamu sebelumnya di sekolah." lanjut gadis itu.

"I-iya." jawab Luna yang masih canggung.

"Chloe! Kau sedang apa? kereta sudah sampai ayo cepat kita naik!." kata seseorang yang ada depan loket.

"Ah iya aku segera kesana!." kata gadis yang di panggil Chloe itu.

"Chloe? apa mungkin itu namanya?" kata Luna dalam hati sambil melihat gadis itu berlari ke arah temannya.

- - - - - - - - -

Luna akhirnya sampai di sekolah barunya, "jadi ini sekolah khusus perempuan yang di katakan oleh ibu? besar juga." gumam Luna sambil berjalan masuk ke halaman sekolah.

Dia melihat sekeliling dan memang benar2 perempuan! ada banyak taman bunga, karangan bunga dan beberapa pohon yang rindang. Luna dengan segera mencari ruang kepala sekolah untuk di antarkan ke ruang kelasnya, sempat tersesat dan mecari tau lewat anak-anak sekolah, akhirnya dia bertemu dengan apa yang dia cari, ruang kepala sekolah, setelah berbincang-bincang dengan kepala sekolah, Luna akhirnya di antarkan oleh walikelasnya untuk ke ruang kelasnya, 11B. Setelah melalui perkenalan yang cukup membuat Luna deg-degan, akhirnya dia di persilahkan duduk oleh guru yang ada di kelas tsb. Luna duduk di bangku baris 2 dari belakang dekat jendela.

Luna mengikuti kelas dengan cukup teliti, dan akhirnya jam istirahat pun tiba.

"Hi, Vanessa!." sapa teman kelasnya,

"Hi." sambut Luna, agak tidak terbiasa dia di panggil Vanessa, "Vanessa, Acita, Luna?? benar?." tanya teman kelasnya itu.

"Vanessa Actias Luna." jawab Luna sambil tertawa kecil.

"Oh! iya, hahaa.... maaf" kata temannya meminta maaf.

"Tidak apa-apa, Actias Luna adalah nama latin dari Luna Moth, ngengat yang di percaya membawa keberuntungan saat ada yang melihatnya." jelas Luna dengan ramah.

"Waahhh, Jangan-jangan setelah aku melihat mu, aku akan mendapatkan keberuntungan, begitu?." tanya temannya antusias, Luna hanya tersenyum ramah.

"Oya, nama ku Clara Yasmine, salam kenal." kata gadis yang bernama Clara itu sambil mengajukan tangannya tanda perkenalan.

"Vanessa Actias Luna, kamu bisa memanggil ku Luna jika kau mau." Luna membalas salam perkenalan dari teman barunya itu, dan mereka pun berteman mulai saat itu.

Clara banyak sekali melontarkan pertanyaan dan Luna menjawabnya dengan sopan, di sela perbincangannya, Luna sekelibat melihat ada seseorang yang lewat di depan kelasnya, dan dia rasa dia kenal orang itu. siapa dia? apakah dia yang tadi Luna lihat? apa dia cuman salah lihat?. Clara yang mendapati temannya termenung ke arah luar kelas pun segera menyadarkannya, Luna tersadar dari lamunannya dan meminta maaf.

"kamu kenapa sih? kayak nya ada sesuatu yang kamu lihat di luar sana? kamu indigo ya??" tanya Clara.

"ah tidak, haha... maaf tadi aku agak melamun, mungkin gara-gara sarapan ku kurang." Luna rasanya ingin sekali melihat apa yang dia lihat tadi di luar kelas, tapi rasanya tidak etis meninggalkan teman baru yang dia kenal, yang sedang mengobrol dengannya.

"nanti aja deh, aku cari tau." kata Luna dalam hati.

I Know Who Im in Love With! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang