"Eh?" ucap Tara kaget.
Seketika suasana di sekitar mereka menjadi hening, dan membuat semua orang juga ikut melirik kearah mereka berdua.
"Apa yang kamu katakan, Ris?" ucap Tara sambil berbisik kepada Risa yang tengah menunduk itu.
"Aku-" belum sempat Risa menjawab, Tara memotong ucapannya, "ssst... sudah, aku tidak mau dengar kata-kata itu lagi." Ucap Tara sambil menunjukan raut wajah yang kelihatannya kesal.
Risa terkejut dengan respon dari Tara yang kelihatan tidak menyukai ucapan dari Risa itu, Tara mencoba mengajak Risa kembali menonton konser, namun Risa menolak, dia meminta Tara untuk pulang saja.
"Loh? Kan kamu yang ngajak kesini, kok kamu yang minta pulang?" tanya Tara, Risa hanya diam dan tak menjawab apa-apa, sebagai teman, Tara mengerti kalau Risa merasa badmood dengan kejadian tadi, dengan menghela nafas, Tara berkata "yaudah, ayo kita pulang." Ujarnya sambil menggandeng Risa jalan kebawah dan keluar dari mall yang sangat besar itu.
"Biar aku yang pesan taksi onlinenya." Ucap Tara kepada Risa yang benar-benar menjadi bisu saat itu.
Tak lama, taksi online yang Tara pesan datang, dan mereka pulang, sudah sampai di rumah Tara, Tara meminta ke supir taksi onlinenya untuk mengantarkan Risa, kemudian Risa diiantarkan sesuai tujuan hingga sampai di depan gerbang rumahnya, maidnya yang bernama Mary menyambut Risa dengan hangat, namun Risa tidak menanggapi sapaan dari Mary, dia berjalan dengan menundukkan kepalanya dan tangan kanan memegang tasnya sedang tangan kiri merangkul tangan kanannya.
Risa masuk ke rumah, dan langsung kekamarnya. Mary mengikuti Risa, namun Risa menutup pintu kamarnya, sehingga Mary tidak bisa masuk, Risa duduk di belakang pintu kamrnya sambil bertekuk lutut, Mary memanggil-manggil tuannya itu, "non? Non Risa baik-baik saja?" ucap Mary dari balik pintu kamarnya, "non, tolong beri tahu saya jika terjadi sesuatu pada non." Ucap Mary dengan khawatirnya. Risa mencoba untuk tidak membuka pintu, namun Mary mengancam akan memberi tau orang tuanya jika Risa tidak betah tinggal disini, Risa langsung membuka pintu kamarnya.
Dan memeluk maidnya, Mary, "JANGAN!!" ucap Risa dengan lantang sambil sedikit menangis, "POKOKNYA JANGAN!!!" ucap Risa lagi dengan menambahkan volumenya, Mary yang terkejut kalau Risa memeluknya mulai menerima pelukan itu dan mulai menenangkan tuannya itu. Mary mengelus punggung Risa mencoba membuat Risa nyaman, Risa mulai sedikit tenang dan mulai bisa mengatur emosinya.
Mary menyuruh Risa untuk turun menuju ruang tamu, karna dia akan membuatkan minuman kesukaan Risa, Latte, setelah Mary memberikan minuman itu, Risa mulai merasa jauh lebih baik. "terimakasih, Mary." Ucap Risa sambil tersenyum kepadanya, Mary mengangguk sambil membalas senyuman Risa, Risa menyuruh Mary untuk duduk di sampingnya, namun Mary tidak mau, karna hanya tuannya saja yang boleh duduk di atas, dan tidak pantas baginya untuk duduk sejajar dengan tuannya itu.
Mendengar penolakan Mary, Risa mengancam untuk duduk di lantai bersama Mary, "eh? Jangan non... baiklah, saya akan duduk di sofa, seperti apa yang non minta." Ucap Mary terpaksa, Mary pun duduk di sofa di sebelah Risa, kemudian tanpa aba-aba, Risa langsung merebahkan dirinya di paha sang Maid, Mary kaget, dan bertanya pada Risa, "non? Apa yang non lakukan?" ucap Mary kaget dan bingung.
"Aku hanya merebahkan diri ku di bantal(paha) yang empuk ini." Kata Risa simpel, Mary yang masih kelihatan bingung mencoba bertanya lagi, namun itu tidak bisa, karna Risa dengan cepat tertidur di pangkuan Mary, "non Risa, dia sangat manis ketika tertidur seperti ini." Gumam Mary sambil mengelus kepalanya Risa yang tengah tertidur pulas di pangkuannya itu.
-
Di pagi hari, Luna berangkat seperti biasa, namun dia tidak di antar oleh Friska, karna dia sedang ada urusan mendadak yang mengharuskannya pergi sangat pagi sekali, "haaaah, sudah lama sekali aku tidak naik kereta." Katanya saat sampai di stasiun, bukan hanya sudah lama tidak naik kereta, dia juga sudah lama tidak berangka bareng dengan Chloe, terlihat Chloe sudah sampai duluan di sana, bersama Lilia, "Chloe!!" sapa Luna sambil melambaikan tangannya kepada Chloe yang tengah duduk mengobrol dengan Lilia itu, membuatnya memalingkan pandangannya dan melihat kearah Luna, "Luna??" Gumamnya, sambil berdiri dia membalas sapaan Luna.
"Lun, tumben kamu naik kereta." Ujar Chloe, "iya, Friska tidak bisa mengantarkan ku karna ada urusan mendadak." Jawabnya, "mungkin dia juga tidak bisa menjemput ku hari ini." Tambahnya, "oooo." Jawab Chloe, "sudah lama ya kita tidak berangkat bareng, semenjak kamu di anterin dia terus... haha" ujar Chloe, 'hehee, iyaa..." jawab Luna sambil menggoyangkan badannya, tak sadar mereka mengobrol sampai kereta tujuan mereka tiba, Lilia yang sudah standby di dekat pintu masuk memberi tau dua insan yang sedang temu kangen itu, "heeey, kalian berdua... mau berangkat sekolah atau pacaran?" ujar Lilia kepada mereka berdua, mereka kaget dan langsung menuju pintu gerbong kereta, kereta yang mereka naiki pun berangkat.
Selama perjalanan kesekolah, Lilia benar-benar menjadi nyamuk, setelah mereka sampai di sekolah, Chloe, Lilia, dan Luna berpisah kekelas masing-masing, di kelas Luna sudah ada yang datang, yaitu Clara, yang tengah duduk di mejanya, ternyata dia sudah beres-beres kelas, "wow, Clara, kamu sudah membereskan kelas?" ujar Luna,Clara yang masih merasa kurang enak dengan Luna hanya membalasnya dengan anggukan kecil, Luna yang paham dengan suasan hati Clara mencoba untuk bersikap baik dengannya.
Sampai jam pelajaran masuk, Luna mencoba mengobrol dengan Clara, namun respon Clara selalu saja datar dan terlihat tidak semangat, "ahh, guru sudah datang, nanti kita lanjut lagi." Ujar Luna sambil beranjak dari bangku Clara, Clara melihat Luna yang seperti merasa tak bersalah dengannya, "Luna, apakah kamu benar-benar tidak peduli dengan ku?" ujar Clara dalam hati, Clara mengikuti pelajaran dengan tidak fokus, hingga bel istirahat berbunyi.
Bel istirahat berbunyi, semua murid keluar untuk kekantin, "hey, Clar... kamu bawa bekal?? Woaah... kita sama, baru saja aku mau mengajak mu kekantin untuk makan bersama jika kamu tidak bawa bekal." Ucap Luna, "makan bareng yuk, aku juga bawa bekal." Sambung Luna, Clara tidak menjawab, Luna menggenggam tangan Clara, dan mengajaknya makan bersama di taman sekolah, "ayo kita makan di taman sekolah." Ucap Luna sambil menarik Clara, Clara hanya melihat kearah Luna yang tengah menariknya itu dengan tatapan yang tidak berubah sejak dulu, dia melihat Luna seperti orang yang sangat dia cintai, sayangi, dan serasa tak ingin sama sekali dia lepaskan.
Mereka berdua sampai ditaman sekolah, dan mereka berdua makan bersama di sana, Luna mencoba lagi mengajaknya mengobrol, namun Clara cuman hanya mengangguk, dan menggeleng, seakan mulutnya tak bisa di gunakan. "Clara!" panggil Luna, Clara menengok, "coba ini, ini aku yang buat! Enak loh..." Luna menawarkan sebuah tempura kepada Clara, Clara yang kaget karna Luna menawarkan makanannya padanya mencoba untuk menerima suapan dari Luna itu, Clara memakan tempura yang disuapkan oleh Luna, Clara tertegun, takjub dan tak menyangka, kalau masakan Luna sangat enak, melihat ekspresi Clara, Luna pun bertanya, "gimana?? Enak??" tanya nya antusias, Clara yang dari tadi diam dan tak perna bicara pun akhirnya bicara, dia mengatakan.
"Enak."
Membuat Luna tersenyum lebar dan membuat Clara kembali melihat wajah Luna yang tersenyum lebar, cantik seperti bidadari. "syukurlah... aku khawatir jika masakan ku tidak enak bagi orang lain, karna ini kali pertama aku memberikan makanan buatan ku kepada orang lain." Katanya sambil tersenyum pada Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Who Im in Love With! [Completed]
RomanceVanessa Actias Luna, atau biasa di panggil Van, Vanessa, atau Luna adalah seorang anak Baru di SMA Khusus perempuan di Jakarta, Dia baru saja pindah karena orang tuanya ada pekerjaan di sana yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah, Vanessa atau L...