Clara pun akhirnya pergi karna di ajak teman-temannya ke kantin.
"eh, aku pergi ke kantin dulu ya, atau kamu mau ikut?." tanya Clara.
"ah, tidak terimakasih, aku bawa beberapa cemilan kok." tolak Luna halus.
"okee, kita lanjut nanti." saut Clara sambil berjalan menjauhi Luna.
Luna yang berniat mengambil cemilannya dari tas, tiba-tiba kepikiran tentang siapa yang barusan lewat di depan kelasnya.
"apakah harus aku cari tau? tapi jika tidak ku cari tau, aku akan terus kepikiran seperti ini." katanya dalam hati, niat dia untuk makan cemilannya kini di urungkan, karna ingin mencari tau siapa yang lewat di depan kelasnya tadi.
Luna keluar dan mencari ke arah dimana orang itu berjalan, Luna yakin betul dalam penglihatannya dia pernah melihat orang itu sebelumnya, tapi dimana?. saat dia melewati lorong, tiba-tiba ada tangan yang menarik dia ke sebuah ruangan, lebih tepatnya ruangan musik.
"aww!!" jerit Luna.
"siapa? SIAPA KAMU?!." kata Luna memberanikan dirinya.
"hey, Luna." kata seseorang di belakangnya.
Luna menengok perlahan kebelakang dan terkejut kalau yang di belakang dia adalah seorang gadis yang sebelumnya dia lihat di depan kelas. yap, dia lah yang Luna cari.
"kau, masih ingat aku?." kata gadis itu.
"kau?..." belum sempat Luna menebak, gadis itu sudah memberi tahunya duluan.
"yak! aku Tara!." katanya, padahal Luna baru mau menebak nya.
"Tara?." kata Luna dalam hati.
"Tara?." tanya Luna bingung.
"Iya, aku Tara, Taraxacum Karin, teman masa kecil mu, masa kamu tidak ingat?." katanya lebih jelas.
Luna seketika mengingat kejadian demi kejadian dimasa kecilnya, dan memang dia mengingat kalau dia punya teman kecil tapi dia lupa kalau namanya adalah Tara, sebab itu sudah lama sekali, sewaktu dia masih tinggal di Bandung, mungkin sekitar 10 tahun yang lalu.
FLASHBACK 10 TAHUN LALU.
Terdengar ada yang menangis di taman, dan itu adalah Luna kecil yang masih berumur 6 tahun, dan di sampingnya ada anak kecil seumuran terlihat sedang menenangkannya.
"sudah tidak apa-apa, kamu tidak melakukan hal yang salah, ini murni kecelakaan." kata anak itu.
"t-tapi, a-aku membu-at bunga daffodil kesukaan kamu hancur, d-dan aku, me-menghancurkan vas bunganya." kata Luna sesenggukan.
"tidak apa-apa, aku dapat membelinya lagi, dan untuk vas bunganya, memang ini buatan nenekku untuk aku, tapi sungguh aku tidak apa-apa, karna ini hanya kecelakaan kecil, yang penting kamu tidak apa-apa." kata anak itu berusaha meyakinkan Luna kalau itu tidak masalah.
sepertinya saat itu Luna sedang bermain piring terbang dengan anak itu, dan tidak sengaja Luna menginjak pot bunga yang berisi bunga Dandelion itu dan akhirnya pecah, beruntung dia tidak kenapa-kenapa, tapi atas kejadian itu membuatnya sedih karna telah menghancurkan 'kebahagiaan' temannya, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Tara, Taraxacum Karin.
setelah mencoba mengingatnya, Luna akhirnya tau, kalu yang ada di hadapannya ini benar-benar teman masa kecilnya, teman dia yang sangat dia rindukan sewaktu dia di Bandung.
FLASHBACK 6 TAHUN LALU.
"Tara! kamu benar-benar akan pindah, dan pergi meninggalkan ku sendirian?." tanya Luna kepada Tara yang sepertinya Tara akan pindah kota karna urusan bisnis keluarganya.
"iya, maafkan aku, aku ingin sekali tetap disini dan menemanimu tapi, aku tidak bisa membantah ini, karna ini urusan keluarga, dan aku juga tidak tau mau sampai kapan aku disana dan apakah aku akan kembali kesini atau tidak." jelas Tara.
Luna lagi-lagi menangis karna akan kehilangan teman yang paling dia sayangi.
"hey jangan menangis." ucap Tara sambil memeluk Luna dan mengelus kepalanya berusaha menenangkan.
"aku janji, aku akan selalu berkabar, entah itu lewat surat atau telefon, yah, udah dong, jangan nangis." kata Tara.
Tapi, setelah kepergian Tara keluar kota, Luna sama sekali tidak mendapatkan surat, apalagi telefon dari temannya itu, mulai sejak itu, Luna mencoba untuk tidak perduli dengan temannya itu, hingga iya benar-benar lupa siapa Tara sebenarnya.
Luna berusaha untuk menahan marahnya karna kejadian masalalu itu, dan mencoba untuk pergi menghindar dari Tara, namun Tara menggenggam erat tangan Luna.
"kamu mau kemana? kamu lupa sama aku?." tanya Tara heran.
"sepertinya, kau salah orang." jawab Luna datar, yang jelas-jelas Tara tidak salah orang.
Tara melepas genggamannya dan membiarkan Luna pergi dari ruangan itu. Luna berjalan cepat menuju kelas nya, dengan raut wajah sedih bercampur kesal.
tanpa banyak bicara, Luna duduk di kursinya kembali dan mencoba menenangkan dirinya, jam pelajaran kembali di mulai, dan Luna benar-benar di buat tidak fokus karna kejadian tadi, di satu sisi, di ruang kelas lain, 11A, Tara juga tidak bisa fokus, karna perkataan Luna tadi, "sepertinya, kau salah orang.", Tara benar-benar yakin, kalau yang dia lihat dan dia ajak bicara itu adalah teman kecilnya, Luna.
tidak terasa waktu menunjukan pukul 14:00 siang dan sudah waktunya para murid di sekolah untuk pulang.
Luna bersama teman barunya yang bernama Clara, jalan ke depan gerbang bersama, namun mereka sudah harus berpisah di gerbang, karna arah rumah Clara berbeda dengan Luna, Luna pun jalan ke stasiun terdekat, dengan hati yang masih mendung dan tidak jelas akibat peristiwa tadi dia berjalan sambil bertanya-tanya dan membayangkan wajah gadis itu, Tara.
"bagaimana? bagaimana bisa dia ada disini juga?." gumam Luna.
tak lama dia sampai di stasiun, dia menunggu kereta datang sekitar jam 15:00, cukup lama memang, Luna pun duduk menunggu kedatangan kereta, seketika dia teringat kejadian tadi pagi, dimana dia menabrak seseorang di stasiun tempat ia berangkat. "Chloe..." dia mengingat nama yang menjadi nama panggilan dia, namun dia belum pasti, soalnya dia belum pernah berkenalan dengannya, tak lama, orang yang dia pikirkan datang dan menunggu kereta yang sama, Luna terkejut karna bisa pas-pasan lagi dengan gadis itu. gadis itu menoleh ke arah Luna yang sedang menatapnya, alhasil membuat Luna menunduk mengalihkan pandangannya kebawah, Gadis itu teringat, kalau dia pernah bertemu dengan Luna, membuat gadis itu datang menghampiri Luna.
"kamu, yang tadi pagi kan?." tanya gadis itu, Luna kaget karena gadis itu menghampirinya.
"i-iya." masih dengan canggungnya Luna menjawab.
"Aku, Youtan Chloe, salam kenal." kata gadis itu sambil memberi salam perkenalan kepada Luna. dengan muka yang ramah, hangat dan penuh energy positif, gadis yang bernama Youtan Chloe itu menyapa Luna, seakan seperti kisah romansa yang mempertemukan dua insan yang akan menjadi pasangan. Luna masih terpana dengan kecantikan Chloe, mukanya memerah dan berusaha membalas salam perkenalan dari Chloe.
"a-aku Vanessa Actias Luna.".
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Who Im in Love With! [Completed]
RomanceVanessa Actias Luna, atau biasa di panggil Van, Vanessa, atau Luna adalah seorang anak Baru di SMA Khusus perempuan di Jakarta, Dia baru saja pindah karena orang tuanya ada pekerjaan di sana yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah, Vanessa atau L...