Hanya Teman.

12 2 0
                                    

Luna tak lupa kalau dia ada janji dengan Tara untuk ketemuan di taman dekat sekolah, Dia langsung siap-siap kembali merapihkan badannya, mandi sebentar, lalu mengganti pakaiannya sedikit casual dengan dalaman kaos polos berwarna pink pastel, jaket denim, dan celana panjang levis. "sebaiknya aku kabari Tara kalau aku siap berangkat." Gumamnya sambil membuka hpnya, "Chloe belum membuka pesan balasan dari ku? Yasudah, mungkin dia sedang sibuk." Katanya dalam hati sambil melihat kontak pesan Chloe yang sedang offline. Setelah selesai mengabari Tara dia langsung berjalan santai ke stasiun, karna masih jam 17:50, Luna menunggu kereta datang sekitar 5 menit lagi.

Luna sampai di stasiun arah sekolahnya, dan dia melihat pesan Tara, dengan agak mendadak Tara tidak jadi menyuruh Luna untuk ke taman dekat sekolah mereka, melainkan taman dekat sekola elite yang jaraknya 20 Km dari stasiun tempat dia berdiri sekarang, tempatnya cukup jauh memang memaksa Luna menggunakan ojek online setelah dia sampai di stasiun dekat sekolahnya.

Luna sampai tempat Tara minta, disana sangat indah dan penuh dengan bunga-bunga, dimana-mana ada banyak sekali bunga yang mekar, dia melihat salah satu bunga yang sangat langka dan cukup sulit untuk di temukan atau di kembangbiakan, bunga Mawar Biru, Luna berlari ke arah sekumpulan bunga Mawar Biru itu, "cantiknyaaa." Ujarnya sambil membelai kelopak salah satu bunga itu.

Saat Luna sedang mengaggumi keindahan Mawar Biru itu, seseorang datang dan memanggil Luna dari belakang, "Luna." Kata orang itu, Luna memalingkan pandangannya ke arah orang itu, ternyata dia adalah Tara, "kamu sedang apa?" tanya Tara, "aku, sedang melihat-lihat bunga ini, bunga Mawar Biru yang sangat cantik ini." Jawab Luna, "hmmm, begitu.." kata Tara, "Lun, kita jalan-jalan sebentar yuk, keliling taman ini saja." Ajak Tara, "yaudah, ayo." Terima Luna sambil berdiri.

Mereka berjalan mengelilingi taman sambil mengobrol, dan tertawa-tawa. Setelah mereka merasa lelah, mereka istirahat di bangku taman, Tara menawarkan minum pada Luna, Luna menerimanya dengan senang hati. Mereka mengobrol banyak hal di sana, "Lun... eee.. kamu masih marah dengan kejadian masalalu kita?" tanya Tara tiba-tiba, sambil terkejut Luna bertanya balik "kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti itu?" katanya, "ummm... aku hanya memastikan kalau kamu sudah melupakan hal itu." Kata Tara, Luna lansgung berpaling dari tatapannya kepada Tara, "Tar, hal seperti tidak akan pernah ku lupakan." Kata Luna, Tara kaget dan tak menyangka kalau Luna akan berbicara seperti itu, "tapi-" sambung Luna, "kejadian seperti hanya bisa ku maafkan, dan aku sudah memaafkan keejadian itu." Kata Luna sambil tersenyum kearah Tara, Tara yang melihat senyuman lembut dan manis Luna langsung meleleh dan merasa beruntung kalau dia memiliki Luna.

"itu sebabnya aku masih menggapmu sebagai teman dekat ku, Tara." Ucap Luna, membuat seluruh tubuh Tara mati rasa, hatinya sangat hancur dan seperti dia bisa m*ti saat itu juga, "Luna, dia menganggap ku hanya sebagai teman?" ujar Tara dalam hati, "Tar?" tanya Luna kepada Tara yang melamun, "ha?! Ohh... maaf, aku melamun." Kata Tara sambil berpaling dan menunduk "emm, Lun, aku mau ke toilet dulu ya..." ucap Tara sambil berdiri dan berjalan pergi, "eh? Iya." Ucap Luna sambil kebingungan dengan Tara.

Tara sampai di toilet taman, dan dia langsung masuk ke toilet perempuan dan masuk kebilik paling ujung, dia merasa seperti bukan dirinya, dia merasa tidak bisa hidup lagi untuk seterusnya, dia mengerti apa yang di katakan Luna 'sebagai teman dekat' bahwa dia sudah tak ada harapan lagi untuk memiliki Luna seutuhnya, karna Luna sudah menganggap Tara hanya sebagai teman dekatnya, Tara menangis dangan cukup kencang sampai terdengar ke luar toilet.

Risa sedang berjalan santai di taman itu, dia sedang membalas pesan maidnya, namun perhatiannya teralihkan dengan suara tangisan perempuan, awal dia merinding, lama-lama dia merasa yakin kalau itu adalah suara asli dan bukan suara makhluk halus, dia langsung mencari kemana arah tangisan itu berasal, dia sampai di toilet taman, dan dia semakin yakin kalau suaranya berasal dari toilet itu lebih tepatnya di toilet perempuan, dengan cepat dia masuk dan mencari dimana orang yang menangis itu, dia membuka bilik toilet satu persatu hingga bilik terakhir.

Betapa terkejutnya dia saat melihat siapa yang menangis, "Tara?" ucapnya sambil meraih teman SMPnya itu dan memeluknya, "Tara? Kamu, kamu kenapa? Hey, sudah-sudah tidak usah menangis." Ucap Risa sambil mengelus kepala Tara, "Ris? Apa itu kamu? Risa?" tanya Tara sambil terisak tangis, "i-iya, ini aku Risa." Jawab Risa sambil tetap memeluk Tara dan berusaha menenangkannya. Bukannya tenang, Tara malah menambah volume tangisannya sampai orang-orang diluar toilet mendengar tangisan Tara, "huss, Tar? Kok nambah kenceng?" kata Risa sambil terus berusaha menenangkan Tara, "oke-oke, kita keluar dulu dan duduk di bangku dekat sini, tapi kamu stop nangisnya ya, malu di liatin orang nanti." Ujar Risa, Tara mengangguk dan mencoba menghentikan tangisnya walau masih terisak.

Mereka berdua pun duduk di bangku dekat toilet situ, Risa masih berusaha menenangkan Tara yang masih terisak-isak, sekiranya Tara sudah mulai sedikit tenang, dia mulai menanyakan apa yang sebenarnya terjadi, "ada apa dengan dirimu Tar?" tanya Risa kepada Tara yang masih terisak-isak ringan, "Tar?" tanya Risa lagi karna Tara tidak menyahut, akhirnya Tara mau menceritakannya, Tara menceritakan semua yang terjadi, setelah mendengar cerita Tara, Risa merasa bingung, karna dia merasa kalau itu semua wajar, "Tara, maaf jika ini menambah diri mu semakin sakit lagi, tapi aku akui kalau sebaiknya kamu dan Luna menjadi teman dekat saja, maksud ku... tidak semua hubungan yang berlebel 'kekasih' itu berjalan dengan baik." Ujar Risa, membuat Tara menjadi berpikir 2x, "Tara, bayangkan jika kamu menyatakan perasaan mu terlebih dahulu sebelum Luna berbicara seperti itu, itu akan jauh lebih menyakitkan." Sambung Risa, membuat Tara menjadi mengerti, kenapa Luna selama ini dekat dengannya, karna Luna hanya menganggap Tara sebagai teman dekat saja.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan?" tanya Tara, "bersikap biasa saja kepadanya." Jawab Risa simpel, "tapi Ris, aku sangat mencintai dia." Ujar Tara membuat Risa seperti tersambar petir namun dia tetap bersikap se-normal mungkin, "kamu masih bisa tetap bersamanya Tar, sebagai teman baik." Ucap Risa sambil memegang pundak temannya itu, "tapi Ris-" Tara belum selesai bicara, Risa sudah berpamitan kepada Tara, "ummm, Tar... aku mau ke toko buku dulu, sampai jumpa nanti." Ujar Risa sambil bangkit dan melambaikan tangannya kepada Tara, Tara dengan hati yang bingung memutuskan mengikuti saran Risa.

Tara kembali ke bangku dimana tempat Luna duduk, Luna merasa cemas sampai mondar-mandir, Luna melihat Tara kembali merasa lega karna temannya itu kembali dengan keadaan yang baik-baik saja, "Tara." Kata Luna sambil berjalan menghampiri temannya itu, "Lun, eee... kita pulang yuk." Kata Tara, "loh? Kenapa? Kok udah mau pulang aja?" tanya Luna heran, "eeee, iya aku tadi dapet telfon kalau rumah lagi sepi, karna ayah sedang meating dengan clientnya dan ibu ikut dengan ayah, jadi aku diminta untuk pulang." Elak Tara, "ooo, pembantu kamu emang kemana?" tanya Luna lagi, "eh? Pembantu? Ooo, pembantu ku jam segini biasanya udah pulang sih..." kata Tara lagi, Luna mengangguk tanda mengerti, merekapun akhirnya pergi pulang bersama.

Selama perjalanan pulang, mereka tak banyak bicara, sampai akhirnya mereka sampai di stasiun kearah rumah Luna, Luna memutuskan untuk menemani Tara sampai taksi online dia datang, taksi online yang Tara pesan akhirnya datang dan merekapun berpisah, Luna berjalan kearah rumahnya sedangkan Tara naik mobil taksi online yang dia pesan menuju rumahnya. Luna sampai di rumah, mengucapkan salam dan langsung ke kamar untuk menaruh barang-barangnya dan pergi mandi, setelah semuanya beres, Luna langsung rebahan dan membuka hp-nya, membuka kontak pesan Chloe dan mengirimkan foto bunga Mawar Biru yang dia potret dari taman tadi dengan caption.

'aku baru saja dari taman dekat sekolah elite, dan disana ada bunga mawar biru yang sangat langka, jadi aku memotretnya, kapan-kapan kita kesini yuk' kata Luna dalam pesannya, Chloe yang sedang otw pulang ke apartemennya mendapati pesan yang dikirimkan Luna, Chloe lalu membalas pesan itu, 'tentu, kapan-kapan kita kesana.' Kata Chloe dalam pesannya.

I Know Who Im in Love With! [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang