Luna datang ke sekolah yang sudah cukup ramai anak-anak, Luna duduk seperti biasa, Clara menghampiri.
"Van, besok ada lomba sains di sekolah kita, kamu mau ikut nonton??.".
Luna teringat kata-kata guru kemarin kalau sekolah nya sedang mengadakan lomba sains atar sekolah perempuan di jakarta, dan yang ikut hanya kelas unggulan dari setiap angkatan, 10A,11A, dan 12A.
"oh ya, tentu... aku juga suka sains, yaaa walaupun aku tidak begitu bagus dalam sains." Luna meng-iyakan ajakan Clara.
"ok, kalau begitu besok minggu jam 9:00 aku tunggu di gerbang sekolah ya? janji loh, kamu harus ikut." kata Clara sambil mengacungkan jari kelingking tanda perjanjian.
"iya iya." jawab Luna sambil tersenyum tipis, bel berbunyi tanda jam pelajaran siap di mulai.
Istirahat pun tiba, Clara mengajak Luna ke kantin bersama, kali ini Luna tidak menolaknya, mereka ke kantin berdua.
"Van, rumah kamu dimana sih? jauh gak dari sekolah?." tanya Clara penasaran.
"kalau menurut aku pribadi, jarak sekolah ke rumah cukup jauh, tapi karna aku sudah biasa pergi jauh-jauh, jadi aku tidak terlalu mengeluhkan hal itu." jawab Luna.
"ooooh." kata Clara menganggukan kepalanya.
"kenapa kamu bertanya seperti itu?." tanya Luna.
"ah? ngga, kali aja suatu saat aku mau kerumah mu, bolehkan?." kata Clara membalikan pertanyaan.
"pake nanya, ya bolehlah... aku gak pernah tidak mengizinkan seseorang datang ke rumah ku." kata Luna sambil memegang jidadnya, mereka tertawa sambil memakan beberapa jajanan.
Setelah mereka selesai dari kantin, mereka kembali ke kelas, Clara tiba-tiba di ajak kekantin lagi oleh teman-teman nya.
"Van, kamu duluan ke kelas gak papa ya?." tanya Clara sambil meminta maaf, "iya, gapapa kok." jawab Luna.
"kita bertemu dikelas lagi nanti." kata Clara sambil berlari menyusul teman-temannya dan melambaikan tangan ke Luna.
Luna melanjutkan jalannya menuju kelas, dia melewati kelas 11A, dan terlihat ada seseorang yang sedang melamun di balkon kelas.
"Lun, Luna." kata orang itu yang ternyata Tara.
"Tunggu sebentar Lun! aku mau bicara dengan mu." kata Tara yang membuat Luna berhenti berjalan.
"Tidak ada yang perlu kita bicarakan." seketika raut wajah Luna berubah menjadi datar.
Tara menarik tangan Luna mencoba membawanya ke tempat yang agak sepi untuk mengobrol 4 mata dengannya, sampailah mereka kembali di tempat mereka bertemu pertama kali, Ruang Musik.
"Luna, kamu kenapa? aku salah apa sama kamu? kalau kamu begini, sampai kapanpun aku tidak akan paham apa yang sebenarnya terjadi." tanya Tara bingung.
Luna tidak menjawab satu pertanyaan pun dari Tara.
"Luna??." tanya Tara, saat hendak memegang tangannya Luna, lagi-lagi Luna meninggalkan Tara yang masih kebingungan.
"LUNA?!.", teriak Tara, Luna kembali dengan keadaan hati yang benar-benar tidak jelas, dia berlari bukan menuju kelas, melainkan kamar mandi, dia duduk di toilet dan mencoba menenangkan dirinya yang sedang tidak jelas.
"kenapa dia tidak pernah sadar apa yang dia lakukan kepadaku? kenapa?!." gumam Luna sambil terisak tangisnya, tak lama kemudian datang seseorang, *CEKLEK*, tidak bukan seorang, tapi dua orang, Luna sontak kaget dan mencoba menghentikan tangisannya, dia mengintip sedikit.
"tidak ada orang?." katanya dalam hati,.
"lantas, yang tadi masuk siapa?." tanya Luna kepada dirinya sendiri.
Terdengar suara gaduh tipis-tipis di ujung toilet, Luna mencoba keluar dari bilik pelan-pelan dan menghampiri suara tsb., lama-lama terdengar suara desahan tipis, Luna kaget, dia takut sekaligus penasaran, apa yang sebenarnya terjadi, dia mulai berjalan pelan ke arah suara, semakin dekat, lebih dekat, saat sekiranya sudah sampai di ujung bilik terakhir, dia mengintip, sekiranya apa atau siapa yang membuat suara tersebut, Luna kaget, membulatkan matanya dan menjadi patung seketika, karena yang dia lihat di depan matanya adalah sebuah...
Bel pun berbunyi tanda siswa sudah harus di ruang kelas masing-masing untuk memulai pelajaran, Luna yang dari tadi sudah di kelas benar-benar di buat menjadi patung setelah melihat kejadian 'itu' di toilet sekolah, membuat dia benar-benar menjadi nge-lag saat jam pelajaran, alhasil dia tidak banyak mendengarkan penjelasan guru, jam pun menunjukan pukul 2:00 siang dan bel berbunyi tanda para murid sudah harus pulang.
Seperti biasa, Luna di temani Clara sampai depan gerbang dan mereka berpisah, Luna masih tidak bisa berpikir jernih akibat apa yang dia lihat tadi di toilet, dia benar-benar tidak menyangka hal itu benar-benar akan terjadi, sebuah 'percintaan' antar perempuan, Luna pun sampai di stasiun seperti biasanya, dan duduk untuk menunggu kereta sampai tapi, dia heran, kok tumben banget dia tidak ketemu Chloe di stasiun itu untuk pulang.
"mungkin dia sedang ada urusan dulu kali ya?." kata Luna dalam hati, Luna dengan agak tidak peduli jalan masuk menuju kereta untuk pulang.
"aku pulang." sapa Luna masuk ke rumahnya, sudah tercium aroma-aroma sedap dari masakan ibu.
"selamat datang." jawab ibunya yang sedang di dapur, Luna langsung ke lantai atas dan merebahkan dirinya, hari ini menjadi hari tidak mengenakan sekaligus aneh menurutnya,
"apa benar-benar ada, hubungan seperti itu?." Luna masih mencerna apa yang dia lihat tadi di toilet, dua orang gadis saling berbagi cium dan beberapa sentuhan yang seharusnya tidak di lakukan sesama jenis.
"apakah, memang seperti itu?" gumam Luna sambil mengelus bibirnya.
"ah! apa yang aku pikirkan?!, sebaiknya aku mandi dan berganti pakaian lalu membantu ibu di dapur, ada-ada saja, 'gituan' sama sesama." ujar Luna seolah menyepelekan.
Luna mandi, dan berganti pakaian, lalu turun ke lantai bawah untuk membantu ibu memasak, setelah semua beres, Luna kedatangan tamu, yakni Friska untuk mengajak Luna ke toko musik yang ada di tengah kota.
"bagaimana ya, aku tanya ibu ku dulu deh, tunggu ya.", ucap Luna cari aman.
"oke." jawab Friska, setelah berbincang dengan ibunya, Luna memberi syarat kepada Friska kalau ia di bolehkan pergi.
"tunggu ya, aku ganti pakaian dulu." Luna naik kekamar untuk mengganti pakaian dan Friska menunggu di depan rumah, setelah cukup lama menunggu, Luna keluar.
"ayo." ajak Luna.
Friska tertegun sejenak karena Luna mengenakan dress yang sangat cantik.
"a-ayo." jawab Friska, mereka pun pergi menggunakan kereta yang biasa Luna gunakan untuk pulang pergi kesekolahnya, Kereta terbuka perlahan dan menunjukan sosok siswi yang sedang menunggu pintu kereta terbuka, Chloe. untuk kesekian kalinya lagi dan lagi Luna bertemu dengan Chloe, Chloe melihat Luna seakan seperti melihat bidadari, dan seperti biasa, Luna melihat Chloe dengan muka yang merah dan merasa aneh dengan perasaanya setiap bertemu Chloe
"Luna?." -"Chloe?."
ucap mereka dalam hati, mereka di pertemukan seolah seperti takdir yang tidak bisa di putuskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Who Im in Love With! [Completed]
RomanceVanessa Actias Luna, atau biasa di panggil Van, Vanessa, atau Luna adalah seorang anak Baru di SMA Khusus perempuan di Jakarta, Dia baru saja pindah karena orang tuanya ada pekerjaan di sana yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah, Vanessa atau L...