Tara datang dengan jaket kulit tebal yang cukup bagus dan celana jeans yang terlihat sangat cocok dengannya, memang akhir-akhir ini cuaca di malam atau sore hari agak dingin.
"Kamu cocok sekali dengan pakaian itu, Tara." Ucap Luna, "ah, terimakasih... yasudah, ayo kita jalan ke café, keburu kemaleman." Ajak Tara, "um!" angguk Luna sambil bangkin dari duduknya dan berjalan ke café Laureley, sepanjang jalan mereka mengobrol banyak, Tara menceritakan kalau dia habis kedetangan tamu, yaitu Risa Destiane, sang teman masa SMP-nya Tara, "ooo, jadi kamu sudah punya teman yang bisa di bilang adalah teman dekat waktu SMP? Pantas saja kamu tidak pernah berkabar dengan ku lagi semenjak kamu pindah rumah." Kata Luna dengan nada mengejek, Tara yang mendengar itu merasa bersalah lagi.
Luna tertawa dan meminta maaf karna sudah mengungkit masalah itu lagi, dia bermaksud bercanda. Tak lama mereka sampai di café Laureley, dan ternyata disana masih ramai pengunjung, khususnya pengunjung anak-anak sekolahan.
"Waaah, ramai sekali." Ujar Tara, sambil melirik ke arah salah satu siswi, dia merasa tidak asing dengan seragamnya, "lho? Itu kan... seragam Rosenfield?" kata Tara, Tara melihat lagi kesekeliling dan benar saja, murid dari sekolah Rosenfield mendominasi café laureley, "ini tongkrongan mereka,atau gimana?" gumam Tara, Luna yang melihat Tara seperti kebingungan langsung bertanya, "Tar? Kenapa?" tanya Luna, Tara menengok ke arah Lna dan menjelaskan kalau teman SMP nya itu sekarang adalah murid Rosenfield, dan di café itu rata-rata murid Rosenfield, "yaaudah, kenapa emang? Mungkin café ini emang udah jadi tongkrongan murid-murid Rosenfield?" ujar Luna tak mau ambil pusing.
Luna dan Tara lalu masuk ke café dan duduk di bangku yang masih kosong di dekat jendela, Tara melepas jaket tebalnya dengan hati-hati, karna dia menyimpan setangkai bunga di dalamnya, Tara memanggil pelayan dan memesan pesanan nya, "lun, kamu pesan apa?" tanya Tara, "samakan saja dengan mu." Jawab Luna, Tara pun memesankan Luna pesanan yang sama dengannya.
Luna menoleh kesana kemari seperti mencari seseorang, Tara yang melihat Luna dari tadi menoleh-noleh pun bertanya, "Lun, nyari apaan sih?" tanya Tara, "ha? Ohh... tidak, aku hanya melihat-lihat café saja." Jawab Luna, "Chloe tidak ada? Apa dia sudah pulang?" kata Luna dalam hati, rupanya Luna sedang mencari keberadaan Chloe yang sudah dari jam 18:30 tadi sudah pulang.
Pesanan mereka akhirnya datang, den mereka menikmati nya, mereka berbincang banyak, Tara melihat Luna seperti bidadari yang berkilauan dan cantik turun dari langit, "Luna, dia sangat cantik, dia benar-benar seperti bidadari yang turun dari langit." Ucap Tara dalam hati sambil terus terpaku melihat ke arah wajah Luna yang penuh dengan energi positif dan senyuman yang lembut lagi menghangatkan itu.
Luna melihat kearah Tara yang dari tadi memperhatikannya, "Tara? Ada apa?" tanya Luna, Tara yang bengong menatapi Luna langsung kaget dan mengelak, "ha? Oh... ngga, gak apa-apa." Ucapnya, Tara langsung memalingkan pandangannya keluar café, Luna bingung bercampur geli hati melihat tingkah Tara yang seperti salting.
Jam menunjukan pukul 19:45 dan mengharuskan Luna untuk pulang sebelum jam 20:00 malam.
"Ummm, Tar... sudah jam segini, aku tidak boleh keluar terlalu malam." Ujar Luna, "oh, iya... aku baru inget kalau kamu tidak boleh keluar malam lewat jam 20:00 ya?" kata Tara, Luna mengangguk, Tara langsung memanggil pelayan dan membayar semua pesanan Tara dan Luna, sempat berdebat kalau Luna mau bayar sendiri, namun Luna mengalah karna Tara memaksa. Tara langsung bergegas memakai jaket tebalnya dan langsung mengajak Luna pulang, yang Tara tidak sadari adalah bahwa, sekuntum bunga mawar yang hendak Tara berikan kepada Luna terjatuh dan tertinggal di café Laureley.
Saat di jalan, Tara meminta Luna untuk ke taman dekat stasiun, ada sesuatu yang ingin dia berikan sebagai tanda 'maafnya' di masalalu, sempat menolak, Luna lagi-lagi mengalah dan menuruti Tara untuk ke taman terlebih dulu.
"Sebentar ya, kamu tutup mata dulu dong." Pinta Tara, Luna menuruti kemauan Tara, namun alangkah terkejutnya dia mengetahui bahwa Bunga Mawar yang dia bawa tidak ada di saku dalam jaketnya, "astaga, dimana Bunga Mawarnya? Ya ampun, gimana ini?" ujar Tara dalam hati sambil bingung bercampur panik, Luna yang tidak sabar pun menanyakan kesiapan Tara, "udah belom??" tanya Luna sambil tetap menutup matanya dengan kedua telapak tangannya, "umm, anu..." Tara bingung bercampur cemas, karna harus bagaimana, dia tidak bisa melakukan apa-apa kalau bunganya tidak ada, penasaran Luna semakin jadi, dia mencoba untuk membuka matanya, namun Tara berinisiatif untuk mencium pipi Luna sebelum Luna benar-benar membuka matanya.
"aduhh...!!" kata Luna yang terkejut kalau dia akan di cium oleh Tara, Tara langsung memeluk Luna dengan hangat, "he-hey, Tar..." ujar Luna sambil melihat kearah Tara yang masih memeluk erat dirinya, Luna membalas pelukan Tara.
"Maafkan aku, Lun... aku menghilangkan Bunga yang harusnya aku berikan ke pada dirimu." Ujar Tara dalam hati, Tara melihat ke arah Luna yang masih memeluknya itu, Luna yang melihat Tara melihat kearahnya tersenyum hangat pada Tara, Tara lagi-lagi terpaku karna melihat Tara yang tersenyum dengan sangat manis dan hangat itu, Tara tersadar dari lamunannya itu, dan langsung melepaskan pelukannya.
"mmm... Lun, sebaiknya kamu cepetan pulang, karna ini sudah jam 19:55." Ujar Tara sembil melihat jam tangannya, Luna kaget, ternyata sudah jam segini, "yasudah, aku pulang dulu." Kata Luna, "eee... Lun! Aku antar sampai stasiun ya?" tawar Tara, Luna menerima tawaran Tara itu, dan mereka berdua pun jalan beriringan kearah stasiun.
"Aku pulang." Sapa Risa saat memasuki rumahnya, terlihat sepi, memang dia tinggal sendirian di rumah yang cukup megah itu, karna kedua orang tuanya pergi bekerja di luar negeri, dia tidak benar-benar sendiri, namun ada Maidnya yang selalu menemaninya, yang bernama Mary Rose yang kira-kira usianya masih 30-an tahun, Mary adalah Maid yang sangat mengerti Risa, Risa sudah menganggap Mary seperti Ibunya sendiri, "selamat malam non, saya sudah siapkan air hangat untuk non berendam." Ucap Mary, Risa tersenyum dan mengucapkan terimakasih, Risa langsung berganti pakaian dan menuju kamar mandi, dia langsung berendam disana, dia berendam hingga ketiduran, Maidnya yang bernama Mary datang untuk memberikan handuk, Mary sadar kalau Risa tidak keluar kamar mandi dari tadi. "non Risa tertidur di kamar madi lagi?" ujar Mary dalam hati, "non? Non Risa? " panggil Mary sambil mengetuk pintu kamar mandi, Risa yang tertidur langsung bangun dan membalas panggilan Mary sang Maid, "i-iya, aku sudah bangun." Sahut Risa, seakan sudah paham kalau Mary memanggilnya untuk membangunkannya, "hah, aku ketiduran lagi saat di kamar mandi." Ujar Risa dalam hati. Risa langsung bangkit dari bath-tub dan mulai membersihkan sisa-sisa sabun yang ada di badannya, "saya sudah siapkan handuk di kasur non, saya permisi dulu." Kata Mary, Mary keluar dari kamar Risa.
"Aku pulang." Sapa Luna saat memasuki rumahnya, "akhirnya Luna, kamu pulang juga." Ucap Ibunya yang keluar dari kamarnya, "makan dulu sana, sudah ibu siapkan di meja." Ucap Ibunya lagi. Luna mengiyakannya, sebelum itu, dia beres-beres terlebih dahulu. Saat mandi, dia teringat Tara yang menciumnya,"Tara, dia benar-benar mencium ku." Kata Luna dalam hati sambil memegangi pipi tempat dimana Tara menciumnya. "Tapi dia terlihat seperti menutupi sesuatu?" gumamnya sambil mandi, "ah, mungkin perasaan ku saja." Ujarnya lagi.
Tara yang kembali ke café Laureley menanyakan sekuntum Bunga Mawar yang terjatuh di meja tempat ia dan Luna duduk, pegawai café paham dan langsung memberikan Bunga Mawar yang Tara maksud, "untung saja bunga nya masih ada." Tara langsung bergegas membeli air mineral 600ml dan memasukan bunga mawarnya kedalam air mineral yang dia beli itu. "Semoga tidak layu sampai besok." Ujarnya sambil memesan taksi online.
Tara sampai di rumah dan menaruh bunganya di atas meja kamarnya, dia berniat untuk memberikan untuk memberikan Bunga itu pada Luna besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Who Im in Love With! [Completed]
RomanceVanessa Actias Luna, atau biasa di panggil Van, Vanessa, atau Luna adalah seorang anak Baru di SMA Khusus perempuan di Jakarta, Dia baru saja pindah karena orang tuanya ada pekerjaan di sana yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah, Vanessa atau L...