Luna melepaskan pelukannya, dan terlihat seperti berkaca-kaca, Friska yang melihat Luna seperti menangis pun sontak menanyakan keadaan Luna.
"hey Lun? kamu nangis? kenapa? ada apa? aku memelukmu terlalu kuat ya? maaf maaf." ucap Friska yang mengira kalau dia memeluk Luna terlalu kuat, Luna menggelengkan kepalanya bertanda Frika tidak bersalah.
"lalu? kenapa kamu terlihat sedih?." tanya Friska penasaran.
"tidak, aku tidak apa-apa." ujarnya.
"mau masuk?." tanya Luna menawarkan Frika untuk masuk.
"ah, tidak usah, aku langsung pulang saja." kata Friska menolak.
"yasudah, terimakasih banyak atas kebaikan mu, aku masuk dulu." kata Luna.
"iya, sama-sama." jawab Friska.Luna masuk ke rumahnya dan Friska berjalan kembali ke apartemennya, Luna di rumah sendirian, dia merasa benar-benar sepi, sunyi, seolah dia bisa berteriak dan menggemakan seluruh rumah, dia langsung naik ke kamar nya dan berbaring sebentar, dia meraih box yang katanya adalah telfon seluler untuknya dari Friska, Luna membuka box itu dan melihat isinya, ternyata benar dia di berikan telfon seluler oleh Friska, dia melihat secari kertas di dalam box itu dan ternyata itu adalah sebuah nomor telfon yang sepertinya milik Friska.
"Friska? dia memberikan nomor telfonnya?." gumam Luna sambil melihat nomor telfon itu.
"sebaiknya aku simpan saja." ujar Luna sambil membuka telfon genggam yang Friska belikan untuknya itu, ternyata telfon genggamnya sudah di setting dari sana nya, Luna sambil senyam-senyum memasukan nomor telfon Friska itu ke kontak telfon genggamnya itu."sip, dengan begini aku bisa berhubungan dengan Friska." kata Luna sambil menutup telfon genggamnya, tak lama berselang telfon genggam Luna berdering, Friska menelfon Luna.
"Friska?." gumam Luna.
" Halo? ada apa Friska?." tanya Luna.
"ah, tidak, aku hanya memastikan kalau kamu sudah membuka hp nya atau belum." kata Friska dari telfon.
"ooh, iya aku sudah membuka dan menyeting serta menambahkan nomor mu di kontak, sekali lagi aku berterimakasih atas pemberian mu ini." kata Luna sambil sedikit malu-malu.
"haha, itu tidak seberapa, justru aku yang harus berterimakasih." ujar Friska dari telfon.
"hah? kok kamu yang berterimakasih? aku aja gak ngelakuin apa-apa sama kamu." kata Luna.
"terimakasih, karna sudah mau berteman dengan ku." kata Friska dari telfon.
"haha... aku suka sekali berteman dengan banyak orang, jadi sudah sewajarnya aku berteman dengan mu." kata Luna sambil tertawa."sejujurnya, aku tidak mau hanya jadi teman mu, Luna." kata Friska dalam hati.
"ah iya Friska, aku belum mandi, aku mau mandi dulu ya, nanti kita sambung kapan-kapan lagi, daah." kata Luna.
"iya, dah." kata Friska mengakhiri telfonnya dengan Luna.Pagi hari ketika Luna berangkat ke sekolahnya, dia bertemu Chloe yang sedang duduk di bangku tunggu untuk menunggu kedatangan kereta, terlihat dia cuma sendirian.
"hai Luna." sapa Chloe dengan ramah seperti biasa, Luna hanya tersenyum dan duduk di bangku lain.
"Luna kenapa?." kata Chloe dalam hati.
"harus kah aku menghindar dari nya?." ucap Luna dalam hati sambil menundukkan kepalanya.
Tak di sangka Chloe menghampiri Luna yang sedang duduk menunduk itu, membuat Luna kaget.
"Lun? kamu kenapa?." tanya Chloe.
"ah! aku tidak apa-apa." kata Luna sambil terkejut, tak lama kereta yang mereka tunggu datang, tak sempat menanyaka lebih, Luna sudah bergegas masuk ke kereta, Chloe pun tak bisa apa-apa karna dia juga harus segera naik keretanya."Lilia dimana?." kata Luna sambil menoleh-noleh kesana kemari, Chloe yang notice pun bertanya.
"kamu cari apa?." tanya Chloe.
"Lilia dimana?." Luna berbalik menanyakan keberadaan Lilia.
"oooh, dia menginap di rumah temannya untuk latihan basket untuk pekan olahraga nanti." jawab Chloe.
"oooh." jawab Luna singkat, membuat Chloe semakin ingin bertanya, kenapa sebenarnya dengan Luna.Sesampainya di sekolah, Luna langsung masuk kekelasnya dan duduk di bangkunya, Clara yang melihat Luna melamun pun kepo.
"Van? kamu kenapa?." tanya Clara.
"hm? ah, tidak, aku tidak apa-apa... hanya sedikit mengantuk." jawab Luna, Clara yang melihat Luna tidak seperti biasanya merasa aneh, tapi dia menghiraukan itu, karna dia percaya kalau temannya itu dapat menyelesaikan masalahnya dengan tangannya sendiri.
"hmm, yasudah, kalau kamu gak ada masalah apa-apa." ujar Clara mencoba untuk percaya, bel berbunyi tanda semua murid harus masuk dan duduk di kelasnya masing-masing, Luna mencoba mengikuti pelajaran dengan fokus dan mencoba melupakan sejenak masalahnya itu.jam istirahat tiba, Tara tiba-tiba datang mengajak Luna untuk kekantin bareng.
"Lun, ke kantin yuk." Luna menerima ajakan nya Tara.
Clara yang sedang ngobrol mengalihkan pandangan ke Luna yang memang terlihat seperti punya masalah, terlihat dia tidak banyak bicara dan selalu menundukan wajahnya.
"Luna kenapa ya?." kata Clara dalam hati. Di satu sisi, Chloe terlihat tidak bisa fokus dalam pembelajaran karna entah kenapa dia merasa seperti bersalah karna membuat Luna terlihat murung.
"apa yang sebenarnya terjadi? aku benar-benar tidak paham." kata Chloe dalam hati sambil mencoba menulis materi yang tertinggal saat pelajaran tadi.
"aku harus menemuinya dan menanyakannya." ujar Chloe, dia bangkit dan mengembalikan buku catatan Lilia yang dia pinjam untuk menulis materi.
"Chloe? kamu mau kemana?." tanya Lilia sambil menerima bukunya kembali, dengan tidak menjawab apa-apa, Chloe berjalan meninggalkan kelas berniat mencari Luna di seluruh penjuru sekolah, dan dia melihat Luna sedang duduk di taman dengan memegang hp barunya itu."Luna? dia sudah punya hp?." kata Chloe yang tidak tau kalau Luna sudah punya hp.
Chloe menghampiri Luna yang sedang sibuk bermain hp itu dan menyapanya.
"hai." sapa Chloe, Luna kaget dan menengadahkan kepalanya melihat ke arah Chloe.
"hai." jawab Luna singkat, Chloe yang tidak biasa melihat Luna menjawab singkat seperti itu pun agak merasa aneh, Chloe pun mencoba bertanya lebih ke Luna.
"kamu... kenapa? kok kelihatan diam akhir-akhir ini." tanya Chloe sambil duduk di samping Luna.
"tidak, aku tidak apa-apa." jawab Luna santai, Chloe yang merasa kalau Luna sedang ada apa-apa pun merasa geram, tapi Chloe mencoba untuk tenang dan terus bertanya.
"hp baru?." tanya Chloe mencari topik lain, saat Chloe mencoba melirik isi hp Luna melihat kontak bernama 'Friska', Luna yang sadar kalau Chloe mengintip pun menutup hpnya dan berbicara.
"iya, teman baik ku yang membelikannya." jawab Luna sambil bangkit dan berjalan pergi meninggalkan Chloe, Chloe yang kaget melihat Luna tiba-tiba bangkit dan pergi pun memanggil Luna.
"Luna?! kamu mau kemana?." tanya Chloe agak teriak, Luna berhenti dan menjawab.
"aku mau ke toilet." setelah itu dia kembali berjalan pergi meninggalkan Chloe sendirian, Chloe yang melihat Luna berjalan pergi menjauhinya pun bingung bercampur aneh, dia merasa kalau Luna mulai sedikit demi sedikit menjauhinya.Bel pulang berbunyi, Chloe yang sedang beres-beres buku di hampiri Lilia.
"Chloe, aku gak bisa pulang bareng kamu hari ini, aku harus latihan lagi di rumah teman, mungkin aku akan menginap lagi di sana." kata Lilia.
"iya, gak apa-apa kok, aku bisa pulang sendiri." jawab Chloe. Chloe berjalan ke luar sekolah dan melihat Luna seperti bicara dengan seseorang, Chloe belum pernah melihat orang itu."siapa dia? teman nya Luna?." kata Chloe dalam hati.
dia melihat mereka mengobrol dan akhirnya berjalan bersama kearah stasiun kereta biasa yang di pakai Luna maupun Chloe pulang, Chloe terdiam dan melihat seseorang yang tiba-tiba ada di sampingnya yang juga ikut melihat Luna pergi bersama orang lain, orang itu adalah Clara, teman sekelasnya Luna.
"hey, kamu teman sekelasnya Luna kan?." tanya Chloe, Clara yang sedang melihat Luna pergi pun menoleh ke arah Chloe, Clara memandang Chloe cukup lama sampai akhirnya Chloe menyadarkan Clara yang sedang melihat ke arahnya itu.
"hey?." kata Chloe sambil melambaikan tangannya agar Clara ter sadar, Clara tersadar dan menjawab.
"i-iya." "orang ini..." kata Clara dalam hati sambil tetap memandang Chloe yang ada di sampingnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Who Im in Love With! [Completed]
RomanceVanessa Actias Luna, atau biasa di panggil Van, Vanessa, atau Luna adalah seorang anak Baru di SMA Khusus perempuan di Jakarta, Dia baru saja pindah karena orang tuanya ada pekerjaan di sana yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah, Vanessa atau L...