Setelah perkenalan yang membuat jantung Luna beredegub kencang, Luna sampai tidak bisa melupakan betapa hangatnya wajah orang yang dia baru kenal itu, Youtan Chloe.
"Aku, aku... kenapa aku ini??." muka Luna memerah seperti gerhana bulan.
"Aku harus mengalihkan pikiran ku, sebelum aku di buat gila oleh bayang-bayang wajahnya." Luna bangkit dari tempat tidur, dan mencoba bermain piano yang ada di kamarnya (hanya piano digital biasa)."lagu apa yang bisa ku mainkan ya, hmmmm." saat sedang memilih not yang ingin dia mainkan, tiba-tiba Luna dipanggil ke bawah oleh Ibunya.
"ada apa bu?." jawab Luna sambil menuruni tangga.
"tolong kamu belikan ibu beberapa barang." kata Ibunya sambil menyodorkan list belanjaan.
"Semangka?? itukan berat bu?." jawab Luna mengeluh.
"kamu masih muda, tenaga mu lebih kuat dari Ibu, kamu bisa bilang itu berat, apalagi ibu?." jawab Ibunya, Luna dengan lapang dada meng-iyakan suruhan ibunya itu, dan berangkat menuju supermarket terdekat."bawang merah, bawang putih, labu.. kuning?? huuuhh~~ bagaimana aku membawanya kalau berat begini... labu kuning, semangka.. huff." keluh Luna sambil tetap berjalan ke supermarket. setelah sampai, dia mulai mencari apa yang dia cari
list belanjaan:
4 ikat bayam
1kg ayam
1kg tepung terigu
1 buah semangka
1 buah labu kuning
1 ons bawang putih
1 ons bawang merah
Luna sudah membeli semua nya, namun dia merasa kesusahan untuk membawanya.
"aduh ini gimana bawanya?? astagaaa, ibu ini belanjaannya aneh-aneh aja dah." keluh Luna sambil mencoba mengangkat belanjaannya, secara mengejutkan, datang seseorang untuk menawarkan bantuan.
"mau, ku bantu??." tanya orang itu.
"ah tidak, tidak usah aku bis-" saat melihat wajahnya, Luna terkejut, ternyata dia..."kamu?." Luna melihat sosok perempuan tinggi berjaket kulit dan mengenakan jeans biru navy.
"hai." sapa perempuan itu.
"Friska Adenia?? kenapa kamu disini?." tanya Luna agak heran, sebab temannya itu harusnya tinggal agak jauh dari supermarket ini, dan Friska adalah teman les piano nya di jakarta, sudah berteman ± 2 bulan.
"iyaaa, hahaa... aku mau ke tempat alat musik yang ada di sana, kebetulan saja aku lihat kamu kepayahan begini, jadi gak tega..." jawab Friska dengan santai.
"ah, aku bisa kok... cuman emang kurang W.O aja ini badan jadi kesusahan." jawab Luna bercanda.
"udah sini biar aku bawakan labu kuning dan semangkanya." kata Friska sambil nerobos mengambil semangka dan labu kuningnya.
"eeeh, dibilangin gausah ngeyel." kata Luna sambil berusaha mengambil balik belanjaan nya itu, namun percuma Friska orangnya ngeyel."Luna, kamu udah mulai sekolah?." tanya Friska.
"iyaa." jawab Luna singkat.
"hmmm... kalau boleh tau, dimana?." tanya Friska lagi.
"di SMA Khusus Perempuan Jakarta." jawab Luna lagi.
"SMA Khusus Perempuan? Kenapa, harus, disana??." tanya Friska lagi.
"kenapa sih, nanya mulu, aku juga gak tau, aku juga tiba-tiba udah terdaftar sebagai siswi disana, jadi ya aku tidak tau kenapa Orang tuaku menyekolahkan ku di sana." jawab Luna.
"iya juga ya, kenapa ayah sama ibu nyekolahin aku disana?." tanya Luna pada diri sendiri dalam hati.mereka akhirnya sampai di rumah Luna, dan Friska hanya mengantarkan semangka dan labu kuningnya sampai depan pintu, karna dia harus segera ke toko alat musik sebelum tutup, waktu menunjukan pukul 5:45.
"aku pulang." Luna masuk ke rumah, disana Ayahnya tepat baru pulang kerja langsung membantu putrinya itu membawa belanjaannya dan menaruhnya di dapur.
"kamu kuat sekali Luna, bisa membawa semua ini sendirian." tanya ayahnya.
"ooh tentu saja, siapa dulu, Luna." dengan bangganya dia menjawab seolah-olah dia yang membawa semuanya sendirian.malam tiba dan Luna mencoba untuk mengerjakan PR nya terlebih dahulu sebelum tidur.
"hmmm, kukira PR di sekolah perempuan tidak sesulit di sekolah biasa, ternyata sama saja.", keluh Luna.
"minum dulu deh." Luna kebawah dan mengambil segelas air minum di kulkas, dan untuk kedua kalinya, Orang tuanya pergi dan tidak mengunci pintunya.
"ini ayah ibu pada kemana sih? jam segini selalu aja pergi entah kemana." Luna dengan perasaan aneh dan heran kembali naik dan masuk kekamarnya melanjutkan PR nya.Pagi Hari.
*KRIIIIIIIING---* Jam weker kembali berbunyi, namun Luna sudah bangun terlebih dahulu menyiapkan PR nya yang semalam belum selesai karne ketiduran, dan untungnya dia sudah menyelasaikan nya dengan cepat jam 6 tadi.
"gini kan enak, bangun gak kaget, gak telat." kata Luna sambil memakai seragamnya, Luna turun untuk sarapan.
"ayah, ibu, semalam kalian kemana sih? kok aku ditinggal sendirian dengan pintu rumah tidak di kunci?." tanya Luna.
"oya, ayah lupa bilang, kalau ayah ada proyek pembangunan perumahan, dan ayah di tunjuk sebagai manajer di proyek tsb., sebagai manajer ayah harus terus meninjau proyek tsb., dan ibu ayah ajak aja kesana sekalian." jawab sang ayah.
"kalau begitu, kenapa tidak mengunci pintunya?." tanya Luna kembali.
"karna sebentar, jadi menurut ayah, tidak di kunci tidak apa-apa, lagian kamu juga masih bangun kan." jawab ayah santai.
"ya... iya sih... yaudah, aku berangkat dulu." kata Luna sambil menyalami keduanya.
"hati-hati." ucap Orang tuanya berbarengan.Luna mengambil mp3 playernya, dan menyetel musik, sambil berjalan sambil juga mendengarkan musik, tak terasa sudah sampai di stasiun biasanya, Luna melepas earphonenya, agar bisa jelas mendengar apakah kereta sudah sampai atau belum.
"masih jam 7:30, sebaiknya aku duduk dulu, aja... deh." sambil menunggu, Luna lagi-lagi mengingat kejadian kemarin, sontak membuat mukanya kembali memerah.
"yaampun, aku ini kenapa sih..." gumam Luna keheranan sendiri.
tak lama orang yang membuat wajahnya merah datang, Luna terkejut, lagi lagi dan lagi dia bertemu Chloe... dan kali ini dia sendirian tanpa temannya, Chloe yang sadar ada Luna sedang duduk di bangku menghampirinya.
"hai." sapa Chloe.
"ha-hai." jawab Luna malu-malu karna takut wajah merahnya itu ketahuan.
"kamu kenapa?" tanya Chloe penasaran.
"ah! tidak, tidak apa-apa." jawab Luna sedikit kaget.
"oya, ngomong-ngomong kamu kelasnya dimana? kelas berapa?." tanya Chloe penasaran.
"aku, di kelas 11B." jawab Luna yang masih malu-malu kucing.
"oooh, kelas 11B... aku kelas 11F, sayang sekali ya, kelas kita tidak dalam gedung yang sama." jawab Chloe dengan nada agak menyesal.
"11F? kelas itu kan jauh sekali, lebih tepatnya di sebrang gedung kelas ku." kata Luna dalam hati, tak lama ternyata temannya Chloe datang.
"Chloe?." sapa temannya itu kepada Chloe.
"ah Lilia? datang juga kamu." jawab Chloe.
"siapa dia?." tanya orang yang bernama Lilia itu sambil melihat ke arah Luna.
"oh ya, Lilia, ini Luna, Luna, ini Lilia, teman kelas ku." jawab Chloe sambil memperkenalkan Lilia kepada Luna, dan sebaliknya.
"Vanessa Actias Luna, kamu bisa panggil aku Luna." ucap Luna sambil menyodorkan tangan tanda perkenalan.
"Lilia Gesneria." jawab gadis itu Kalem, dan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Know Who Im in Love With! [Completed]
RomanceVanessa Actias Luna, atau biasa di panggil Van, Vanessa, atau Luna adalah seorang anak Baru di SMA Khusus perempuan di Jakarta, Dia baru saja pindah karena orang tuanya ada pekerjaan di sana yang mengharuskan mereka sekeluarga pindah, Vanessa atau L...