"Look like Upin dan Ipin, cuma kita lebih cakep."🌷🌷🌷
Dua laki-laki terlihat sedang berjongkok disebelah gundukan tanah. Dua kembar Argana, Jevin dan Jendral.
Almamater dan tas masih melekat di tubuh mereka, menandakan si kembar baru saja pulang dari kampus dan langsung kesini.
"Kita kangen, Bang. Gue pengen banget cerita tentang Bang Juna yang mati-matian buat gantiin peran lo. Dia hebat banget, bener-bener hebat." Jevin berujar, sembari menatap rumah terakhir Mahen.
Lain halnya dengan Jendral, dia masih berdiri mematung dibelakang kembarannya itu.
"Je, udah sore." Hanya kata-kata tersebut yang Jendral ucapkan sedari tadi. Dia tidak mau mengingat saat-saat terakhir kakak sulungnya bersama dia. Karena bukannya dihiasi oleh kebahagiaan, justru Jendral berdebat dengan Mahen. Dan dia pergi sebelum Jendral meminta maaf.
"Maafin gue, Bang. Gue minta maaf sebesar-besarnya."
Batin Jendral menyeru sebelum ia pergi melangkahkan kaki keluar area pemakaman bersama Jevin.
🌷🌷🌷
"EEEE BANG JENDRAL, KENAPA KAU TAK PULANG PULANG."
"NIKMATI HARI TANPA UPIN IPIN INI!!"
"MARI KITA BERPESTA RIA!!"
"DUNG TARAK TARAK TAK DUNG!!!!"
Rumah bergetar karena Chandra, Andy, dan Leon sedang konser dadakan dikamar duo curut. Jevin dan Jendral yang baru saja datang mendengar lagu yang dinyanyikan Chandra dan dua bungsu.
"Gue capek mainan sapu, sumpah. Gantian lo aja sono yang gaplok mereka, Jen." Jevin menghembuskan nafas lelah, tiga titisan jin itu memang sangat suka membuat rumah bergetar apalagi berantakan.
"WOI!!"
"Mampus kita." Andy melirik dua saudaranya dengan tatapan horor, dikala jeritan maut dari Jendral terdengar beserta suara langkah kaki yang sangat jelas.
"Ini kalian—ASTAGA APA-APAANN INI??!!"
Jendral terkejut melihat kondisi kamar dua bungsu yang sudah berubah menjadi sangat berantakan. Sarung yang diletakkan serata-rata, sprei yang sudah tidak berbentuk, guling ada yang sampai diatas lemari, snack yang entah sudab berapa ribu bungkus. Tak lupa, Chandra juga berinisiatif memasang lampu disco dan speaker sebagai barang utama konser mereka.
"Kalian ini ngapain?! Chandra astaga, lo udah tua bangkotan, Chan. Suara lo juga kayak kaleng rombeng, ngapain konser-konser segala. Kalo emang beneran konser juga, gaakan ada yang mau nonton kalian," sinis Jendral.
"Dih apaan sih, suara gue tuh mirip suaranya Haechan NCT tau nggak?! Ngadi-ngadi aja lo," Chandra membalas tidak terima.
"Halu lo kurang tinggi. Udah, kalian semua beresin ini sampe bersih kinclong harum segar kayak super pel. Sekarang, ngga nanti-nanti." Finis Jendral lalu keluar yang berisi trio jin tersebut.
🌷🌷🌷
"Enggak kok."
"...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Argana || NCT Dream [REVISI]
Fanfiction⚠BROTHERSHIP AREA, NOT BXB!!⚠ Jangan lupa follow akun wattpad author sebelum membaca! ** Bukan apa-apa, ini hanya tentang keenam Argana yang sama-sama bertarung dengan masa lalu mereka. Kehilangan. Siapa yang tidak pernah merasakan hal ini? Terlebih...