Setelah mengiyakan permintaan Uswa pada pembahasan inti rapat tadi, Kaia betul-betul dibuat lemas mendengar ucapan Iqbal. Bagaimana tidak, semua pengurus harian dan waka departemen harus mengumpulkan foto guna diunggah di laman media sosial setelah dilantik nanti. Katanya, untuk pengenalan pengurus baru. Rasanya Kaia ingin tertawa kencang, medsosnya saja hampir kosong, ini malah diminta memajang foto di akun organisasi yang jumlah followers-nya tentu jauh lebih banyak dari akun pribadi. Gila! Kaia bisa gila.
"Gue skip aja, deh. Terserah lo mau kasih gambar apa di postingan pengenalan gue. Hewan, tumbuhan, kartun, apa kek. Gue nggak ridho kalau foto muka gue terpampang di medsos." Ucapan Kaia sukses membuat forum berisi total 24 orang itu hening seketika. Semua menatap Kaia sangsi, tak percaya bahwa ia akan keukeuh memegang prinsipnya yang satu itu dalam situasi seformal ini. Maksudnya, hei ... ini adalah bagian dari program kerja yang memang sudah harus berjalan sejak awal masa jabatan.
"Mbak Kai, jangan gitu dong. Ayolah, kooperatif sekali ini aja buat urusan foto. Penting banget ini buat personal branding organisasi." Dua tangan Uswa menangkup di depan dada, melayangkan tatapan permohonan dengan sangat. "Mbak, orang-orang pada tahu gimana kompetennya Mbak Kai. Kalau mereka tahu juga bahwa Mbak masuk ke pengurus inti, gue yakin tingkat kepercayaan ke organisasi bakal makin bagus."
Dari sudut seberang, dengan batang rokok terselip di antara telunjuk dan jari tengah, Ugra berujar tanpa suara, hanya lewat gerak bibir yang masih bisa ditangkap Kaia apa maksudnya, "I've told you."
Kaia mendesis, sebelum mengakhirinya dengan decakan.
Sadar apa yang dilakukan sang kakak, Faiza menyambar cepat, "Mas, nggak usah pengaruhin Mbak Kai, ya!"
Semua atensi otomatis teralih pada Ugra, menatap pemuda itu sengit. Akibatnya, giliran Ugra yang berdecak keras. "Salah mulu gue perasaan. Gini deh, ya, Kai udah pegang prinsip itu bahkan jauh sebelum dia masuk organisasi dan kenal sama kalian. Terus sekarang, kalian yang masih baru banget di hidup Kai mau maksa dia lepas prinsip cuma buat kepentingan yang menurut gue nggak penting-penting amat itu? Yang mereka butuhin bukan tampang kalian, tapi kinerja! Daripada pusing ngurusin foto nggak jelas, apa nggak mending kalian mulai mikir konsep pelantikan yang tinggal dua minggu ini?"
Uswa menipiskan bibir, tetapi tatapan membunuhnya mulai melunak.
"Dan lo, Faiza, adik gue yang manis. Kalau lo berpikir gue coba buat mempengaruhi your dream sister-in-law ini, iya emang gue ngomporin dia buat nggak ikut-ikutan jadi waka, gue nggak suka berbagi, sorry aja, nih. Tapi kalau sampai lo berpikir Kai bakal nurut-nurut aja sama gue, ya berarti pikiran lo aja yang dangkal tentang Kaia. Mana gampang sih, yakinin dia? Gagal total gue yang ada."
"Berbagi? Gimana maksud lo, Mas?" Uswa kehilangan fokus, lebih tertarik pada perkataan Ugra yang satu itu.
Sekali lagi Ugra berdecak, disusul Kaia. Gondok rasanya mendapati Ugra melakukan kesalahan yang sama, memancing ambiguitas. Tak bisakah pemuda itu biasa saja di depan anak-anak yang lain? Yang mengerti kode-kode semacam itu hanya mereka berdua, tak ada unsur roman sudah pasti.
"Gue nggak suka Kaia nambah tanggung jawab di sini, dia itu orang gue. Jadi, harusnya Kaia cuma boleh jadi bendahara pribadi gue, bukannya ribet ngurusin kalian," jelas Ugra tanpa rasa bersalah sedikit pun, sedang Kaia sudah menatap sengit lelaki itu.
"Posessif amat sih Mas, kekepin terus aja Mbak Kaia-nya. Bawa pulang sana ke rumah lo sekalian! Heran gue." Aisy membalas kesal.
Sementara Ugra mengedikkan bahu tak acuh, Kaia menyahut, "Kampret lo emang, Gra!"
"Jadi, lo beneran nggak mau nampang di medsos organisasi, Mbak? Yakin? Nggak mau mikir-mikir lagi?" Danar si ketua terpilih angkat bicara, berusaha mengembalikan topik bahasan yang sempat terdistraksi.
![](https://img.wattpad.com/cover/347785383-288-k401458.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arundaya Kaia
قصص عامةMager dan suka rebahan menjadi sifat yang sudah melekat kuat dalam diri Kaia. Setidaknya, begitu kata beberapa orang yang mengenalnya. Padahal bagi sebagian yang lain, Kaia adalah perempuan easy going, yang diajak nongkrong di mana pun dan kapan pun...