17. shopping at the market

410 64 0
                                    


Hanbin baru menyadari bahwa kebutuhan markas sudah nyaris habis. Di lemari penyimpanan hanya tersisa sebungkus tepung terigu, toples kaca berisi selai beri yang isinya tinggal separuh, tiga butir telur, dan sebuah roti baguette. Beras juga sudah habis, mungkin hanya tersisa seratus gram. Mana cukup untuk memberi makan sembilan anggota?

Sementara Zhang Hao di belakangnya bersidekap. Begitu Hanbin membalikkan tubuhnya, Zhang Hao serta-merta melemparkan apron sewarna hazelnut pada si ketua Bunga Perak itu. "Sarapan apa kita hari ini?"

"Roti baguette panggang dengan selai beri. Persediaan kita sudah habis," jawabnya.

"Berarti hari ini kita berbelanja bersama?" tanya Zhang Hao lagi.

Hanbin mengikatkan tali apron di belakang punggungnya. "Sepertinya iya. Gyuvin sudah akan pulang, kan? Katanya dia akan membawa banyak buah beri dari rumahnya. Aku harus memasakkan makanan yang enak untuk dia. Kira-kira, apa ya?"

Zhang Hao membiarkan Hanbin bermonolog. Dia meraih delapan cangkir dari lemari dan mengeluarkannya. Kemudian mencari kotak berisi kantong kecil teh aneka rasa. "Ada yang mau teh?!" teriaknya.

"Kita punya teh apa saja?" sela Hanbin. Muncul di samping Zhang Hao seraya menilik isi kotak teh.

"Tinggal tiga jenis, teh chamomile, hibiscus, dan Rosemary."

"Buat yang hibiscus saja. Warnanya bagus, merah. Pas bila disandingkan dengan selai beri," putus Hanbin pada akhirnya.

Sementara Zhang Hao membuat teh, Hanbin mulai memanaskan wajan datar untuk memanggang roti baguette yang sebelumnya telah dipotong tipis-tipis. Dia mengoleskan mentega pada permukaan wajan datar, dan setelah mentega itu mencair, Hanbin meletakkan roti ke atasnya. Kemudian setiap beberapa menit sekali membolak-baliknya agar tidak gosong.

Sang ketua Bunga Perak melirik, mengamati gerak-gerik tiap anggota yang duduk di kursi meja makan. Mereka semua sangat pemalas. Tak punya rasa iba barang sedikitpun padanya. Walaupun hanya sekadar menata peralatan makan mereka tak mau melakukannya jika tidak disuruh. Pilihan Hanbin jatuh pada Matthew. Si anggota baru itu tidak akan keberatan jika Hanbin meminta bantuannya, kan?

"Matthew, bisa bantu aku menata roti-roti ini pada piring? Sekalian beri selainya pada masing-masing roti. Aku masih harus memanggang sebanyak ini," perintah Hanbin. Menunjuk irisan roti baguette yang menumpuk seperti menara di samping kompor.

Tanpa mengeluh, Matthew beranjak. Menghampiri Hanbin dan menata piring-piring di meja pantri. Mengambil roti yang telah dipanggang satu persatu dan mengolesinya dengan selai beri.

"Taerae, bantu aku membawa gelasnya." Zhang Hao memerintah Taerae.

Yang diperintah diam saja, tapi Gunwook menyahutinya. "Kenapa tidak pakai nampan saja, Kak? Kasihan Kak Taerae harus bolak-balik meletakkan gelasnya."

Zhang Hao berdecak. "Ck! Sudah tidak membantu, kau ini masih saja cerewet."






--✨---✨--

Tugas membeli bahan-bahan makanan dialihkan pada enam anggota dengan Jiwoong yang mengawasi. Lantaran Hanbin dan Zhang Hao harus mampir ke tempat berbeda. Sang ketua sudah menuliskan apa saja yang harus dibeli oleh para anggota, jadi mereka tidak akan kebingungan.  Sementara Hanbin dan Zhang Hao akan pergi ke rumah pandai besi untuk mengambil pesanan senjata.

"Begini saja, agar tidak kerepotan, kita harus membagi tugas," usul Jiwoong.

Keenam anggota Bunga Perak itu berhenti sejenak di samping kanan kios sayuran. Tiga orang menjinjing keranjang anyaman, sementara yang lain berjalan dengan tangan kosong.

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang