45. develop plans and strategies

388 59 10
                                    

Jiwoong tak menyangka masih ada orang yang mau mempercayai bahwa ia adalah sosok putra mahkota asli Graceston. Sampai-sampai meminta bertemu secara pribadi dan rela memohon pada Sung Hanbin. Padahal biasanya orang-orang cukup skeptis terhadap marga yang tersemat pada nama ketua Bunga Perak kota Calaston itu. Sung Hanbin adalah putra Sung Hankook, pemilik organisasi berbahaya.

"Tapi secara resmi saya sudah bukan merupakan anggota keluarga kerajaan lagi. Kenapa kalian masih percaya pada saya?" sanggah Jiwoong langsung tatkala berhadapan dengan orator utama pengunjuk rasa.

"Keadaan sudah sedemikian buruknya, Yang Mulia. Kami sebagai golongan mampu tidak tahan melihat masyarakat miskin menderita. Tanah subur kita juga sampai kekeringan seperti ini karena kekurangan sumber air. Jika semua ini terus berlanjut, kemakmuran tanah kita akan hilang," ujar sang orator.

Masih menolak percaya, Jiwoong kembali berkata, "Tapi... Bagaimana bisa kalian mempercayai saya?  Saya bahkan tidak punya kekuasaan di sini. Saya punya hak apa untuk memerintah kalian?"

Orator pengunjuk rasa menatap Jiwoong penuh keyakinan. Bahkan sampai membungkukkan badan.  "Beri kami perintah, Yang Mulia. Hanya Anda satu-satunya harapan kami untuk mengembalikan kejayaan dan kemakmuran Graceston. Kami mempercayai Yang Mulia karena Anda adalah keturunan resmi dari raja Kim ke-tujuh. Anda lah yang seharusnya duduk pada takhta dan menjadi raja Kim ke-delapan. Jika Yang Mulia memimpin nantinya, kami yakin Graceston akan kembali makmur," jelasnya panjang kali lebar.

Rasanya Jiwoong nyaris tak bisa berkata-kata. Ia memalingkan wajahnya sembari menggelengkan kepala. "Seyakin itu kalian pada saya? Bagaimana jika ---

"Tidak ada jika, Yang Mulia. Sudah cukup selama ini kami hidup dalam bayang-bayang kesengsaraan. Apapun yang diperlukan dan apapun yang terjadi, kami siap membantu. Yang terpenting, Graceston kembali makmur seperti sediakala," potong sang orator.

Helaan napas panjang Jiwoong terdengar. Ia mengusap wajahnya kasar. Apa ini adalah konsekuensi yang harus ditanggungnya sebagai putra mahkota asli? Kenapa tugasnya sekarang menjadi amat pelik dan seakan-akan membebani pundak? Tapi mau bagaimanapun, Jiwoong harus menanggungnya. Demi kesejahteraan rakyat dan demi mengembalikan kemakmuran tanah Graceston. Setelah diam cukup lama, ditatapnya orator utama pengunjuk rasa. "Sekali lagi saya akan menanyakan hal ini pada kalian. Apa kalian yakin? Saya tidak hanya menggunakan kemampuan senjata saat bertarung. Tapi juga sihir. Kalian mau mempercayai orang yang memiliki kemampuan khusus sihir seperti saya?"

"Selama sihir itu untuk kebaikan, kami akan mempercayai Anda, Yang Mulia."

--✨---✨--

Berkat pertemuan mendadak antara Jiwoong dengan orator pengunjuk rasa, hari itu juga Jiwoong meminta diadakan musyawarah bersama. Nyaris seluruh anggota --- termasuk empat senjata dan anggota rahasia dikumpulkan di markas perbatasan (markas utama). Ayah dari Sung Hanbin (Sung Hankook) selaku pemimpin utama Bunga Perak yang masih menjabat juga datang. Sebab segala keputusan yang akan dibuat membutuhkan saran dan pendapat beliau.

"Karena keadaan sudah seperti ini, kita tidak bisa menghindar lagi. Semakin lama kita bergerak, semakin lama pula rakyat akan sengsara. Jadi, untuk saat ini, pokok bahasan kita adalah bagaimana caranya mengepung istana dan meringkus Kim Jihan," ujar Sung Hankook. Beliau menatap seluruh anggota yang ada di sana. "Jika kalian punya rencana yang bagus, kalian bisa mengatakannya sekarang. Kita akan berdiskusi dan memilih rencana yang paling sesuai dengan keadaan."

Bisa dilihat para anggota mulai berbisik-bisik. Berdiskusi satu sama lain. Sung Hanbin juga terlihat berdiskusi dengan Park Hanbin. Sementara Jiwoong tampak lebih banyak diam. Agaknya enggan meyakini bahwa masih ada orang yang mau mengakuinya sebagai putra mahkota. Semuanya terlalu tiba-tiba.

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang