51. find a way

405 59 11
                                    

Setelah bermusyawarah dengan para healer ditambah anggota markas seluruh kota dan markas perbatasan, telah diputuskan bahwa Park Hanbin, Sung Hanbin, dan Kim Jiwoong akan dibawa pulang oleh Zhang Hao ke kediamannya di distrik empat kota Aria. Zhang Hao sudah tidak bisa berpikir lagi, jadi lebih baik dia bertanya pada ayah dan ibunya soal kejadian luar biasa ini untuk menemukan jalan keluar.

"Maaf karena tidak bisa mengikuti kalian ke sana, kami harus mulai merenovasi istana yang hancur dan memakamkan Kim Jihan di komplek pemakaman keluarga kerajaan," ujar Yoon Jongwoo agak menyesal.

Kami yang dimaksud oleh Jongwoo adalah para ketua Bunga Perak tersisa yaitu Zihao, Jewon, dan Seunghwan beserta dirinya sendiri.

Zhang Hao memaksakan seulas senyum tipis seraya menggeleng. "Tidak apa-apa. Anggota dari perbatasan dan kota Calaston saja sudah cukup. Maaf juga karena kami tidak bisa membantu kalian merenovasi istana."

"Jangan meminta maaf, Hugo. Anggap saja sebagai balas budi kami karena mereka telah membuat kita memenangkan peperangan ini," sahut Jewon.

Seunghwan merangkul bahu Jewon. "Apa yang dikatakan Kak Joey benar. Kalian dan anggota perbatasan lebih baik fokus memulihkan kondisi mereka bertiga. Tidak perlu mengkhawatirkan keadaan kami. Lagipula, Kim Jihan sudah mati. Tidak ada yang akan menghalangi kami melakukan renovasi pada istana," imbuhnya.

"Banyak yang membantu, kok. Tetap fokus pada kesembuhan mereka saja, Kak Hao.  Jadi begitu kalian kembali ke sini, renovasi sudah rampung seluruhnya. Kak Jiwoong bisa pulang lalu menjalankan pemerintahan Graceston setelah sadar dan pulih. Tapi untuk sementara waktu, Ketua Utama yang akan memegangnya," tambah Zihao. "Oh iya, Ketua Utama meminta maaf karena tidak bisa menunggui Sung Hanbin. Beliau harus menyelesaikan banyak urusan soal pemerintahan dan hanya menitip pesan untuk menjaga Sung Hanbin sampai sembuh."

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Zihao, Zhang Hao tak mampu membendung air mata. Ia mengangguk. "Tentu. Aku akan menjaganya sampai sembuh. Katakan pada Ketua Utama untuk tidak terlalu memikirkan keadaan putranya agar beban beliau sedikit berkurang."

Mereka lantas berpamitan karena perjalanan dari istana menuju distrik empat kota Aria membutuhkan waktu satu jam lamanya. Dikhawatirkan bila terlalu lama berada di luar ruangan, keadaan ketiganya akan memburuk. Jadi Zhang Hao buru-buru memerintahkan agar segera berangkat.  Di sepanjang perjalanan, para healer bergantian memberi tambahan energi agar denyut nadi Jiwoong, Park Hanbin, dan Sung Hanbin tak semakin lemah. Sebenarnya, Zhang Hao pun  sudah harap-harap cemas pada kondisi mereka. Lantaran saat ini, ketiganya terlihat amat pucat dengan ujung jari yang mulai membiru. Suhu tubuh mereka bahkan jauh dari kata normal. Dingin.

Tolong... Bertahanlah. Apa jadinya kami tanpa kalian bertiga?

--✨---✨--

Rombongan tiba di distrik empat kota Aria saat matahari terbenam. Rupanya kedua orang tua Zhang Hao telah menunggu kedatangan mereka di sana, lantas membuka pintu lebar-lebar dan mempersilakan tamunya untuk masuk ke dalam.

Rombongan bergegas memindahkan ketiganya dari kereta kuda menuju ruang tamu yang telah diberi alas tidur berupa kasur dan selimut tebal. Kemudian duduk mengelilingi tempat Park Hanbin, Sung Hanbin, dan Kim Jiwoong dibaringkan. Ayah dan ibu Zhang Hao memeriksa keadaan mereka bertiga.

Tuan Zhang menatap putranya yang tampak menunduk dalam diam. "Zhang Hao, boleh Ayah tanya apa penyebab mereka menjadi seperti ini?"

Tanpa mengangkat pandangan, Zhang Hao menjawab, "Yang paling ujung dan yang di tengah, Park Hanbin dan Sung Hanbin, mereka kehilangan kesadaran setelah mengeluarkan Bunga Kesengsaraan untuk melawan Siren. Lalu yang ini, Kak Jiwoong, dia pingsan setelah berhasil mengalahkan Raja Kim Jihan. Tapi sebelumnya, Kak Jiwoong dibakar menggunakan Api Hitam Iblis." selesai menjelaskan, barulah Zhang Hao berani memandang wajah sang Ayah. "Apa mereka masih bisa diselamatkan, Ayah? Denyut nadi dan napas mereka makin melemah. Sementara ujung jarinya membiru, lihat."

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang