06. weapon introduction

644 93 9
                                    


Setelah menyelesaikan sarapan pagi bersama, anggota Bunga Perak berpisah untuk melakukan tugas masing-masing. Jiwoong dan Hanbin ada urusan bersama di markas perbatasan, entah ada apa --- namun, menurut anggota yang sempat mendengar pembicaraan mereka berdua, pemimpin Bunga Perak perbatasan mengirim surat lewat burung merpati tengah malam tadi. Mungkin ada sesuatu yang genting terjadi di sana sampai memerlukan kehadiran keduanya.

Sementara itu, keempat --- eh, bukan --- ketiga anggota termuda ditugaskan untuk bersih-bersih rumah dengan Ricky yang mengawasi mereka. Lantaran jika tidak diawasi, Hanbin yakin mereka bertiga akan lalai melakukan tugasnya.

"Kenapa harus kita, sih?" gerutu Yujin kesal seraya meletakkan ember berisi air untuk mengepel sedikit kasar hingga isinya tumpah sedikit ke atas lantai.

Gyuvin di sampingnya ikut memasang wajah lesu. "Padahal harusnya aku bisa bersantai di kamar sambil makan camilan. Bukannya memegang sapu seperti ini!"

Sedangkan Gunwook sendiri sudah tidak bisa berkata-kata lagi. Terbayang betapa lelahnya mereka nanti usai menyelesaikan tugas bebersih rumah.

"Eits, jangan mengeluh dulu," sela Ricky. Ia duduk di atas kursi kayu sembari menumpu kaki kanan pada kaki kirinya. "Ada hadiah untuk kalian nanti yang sudah diberikan Kak Hanbin padaku."

Mata ketiganya langsung berbinar-binar.

"Yang benar?" tanya Gyuvin.

Gunwook ikut bertanya. "Hadiahnya apa?"

Sementara Yujin memicingkan mata. "Kalau hadiahnya cuma akal-akalanmu, ku ledakkan bunga Anemone di kepalamu ya, Kak Ricky."

"Jangan, lah. Luka di pinggangku saja belum sembuh lalu kau mau menambahnya lagi? Apa kau tidak kasihan padaku?" tanya Ricky. Membuat wajah sok sedih. Namun, setelahnya ia mengeluarkan sebuah kantong dari balik punggungnya seraya tersenyum lebar. "Kak Hanbin memberi kita banyak uang untuk membeli makanan hari ini. Apa kalian masih tidak ingin bersemangat?"

Ketiganya kontan mengambil alat masing-masing. Lantas berteriak, "SEMANGAT!"




--✨---✨--




Sementara yang lain bersih-bersih, Zhang Hao dan Taerae masih memiliki tugas mengajari Matthew tentang seluk-beluk persenjataan dan kekuatan yang harus dikuasainya. Ruang persenjataan milik organisasi berada di bawah tanah lengkap dengan ruang uji cobanya. Kedap suara dan terjamin aman.

Taerae mengambil sebuah kotak besi dari rak penyimpanan. Lalu meletakkannya ke atas meja untuk dilihat Matthew. Di dalamnya terdapat sebuah benda berbentuk kuncup bunga.

"Ini namanya bom bunga. Kau sudah lihat bagaimana aku dan Gyuvin menggunakannya kemarin, kan?" tanya Taerae.

Matthew mengangguk. Meraih salah satu kemudian mengamatinya. Bentuknya tidak tampak berbahaya. Namun, Matthew nyaris terkena serangan jantung tatkala dengan santainya Zhang Hao melempar salah satu bom bunga ke dalam ruangan uji coba hingga menimbulkan ledakan kecil disertai asap bergemulung di dalam sana.

"Bom bunga yang ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan yang digunakan oleh Gyuvin kemarin. Dampak yang ditimbulkan juga sedikit. Kau lihat sendiri di ruangan itu hanya muncul asap kan?" terang Zhang Hao. Beranjak dari meja dan melangkah menuju rak-rak besar berisi banyak senjata kemudian meraih kotak besar berbahan kayu dan mengambil isinya. Begitu berbalik, barulah terlihat bahwa Zhang Hao membawa sebuah benda bulat seukuran bola bisbol berwarna gradasi biru-merah muda-hijau yang Matthew tidak tahu apa nama dari benda itu. "Nah, inilah yang digunakan oleh Gyuvin kemarin. Dampaknya lebih besar. Selain asap, bom ini bisa menghancurkan apapun."

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang