43. the resistance begins

391 59 5
                                    

Keesokan harinya, semua orang berkumpul di lapangan. Nyaris separuhnya membawa senjata, termasuk pasukan Bunga Perak yang membawa senjata lengkap. Beberapa warga masyarakat lain membawa spanduk besar yang diberi tulisan besar menggunakan tinta berwarna merah. Kata-kata yang mereka tuliskan di antaranya :

1. TURUNKAN HARGA PANGAN!
2. BERI MASYARAKAT MISKIN BANTUAN PANGAN DAN AIR!
3. KEMBALIKAN SELURUH MATA AIR YANG KALIAN AMBIL DARI KAMI!
4. TURUNKAN MENTERI PERDAGANGAN JIKA TIDAK MAMPU MENURUNKAN HARGA PANGAN!
5. KEMBALIKAN KEMAKMURAN TANAH GRACESTON!

Ada pula yang membawa bendera besar dan memakai ikat kepala. Hari ini semua orang kompak memakai pakaian berwarna putih untuk atasan dan bawahannya berwarna hitam. Kecuali anggota organisasi Bunga Perak yang sepakat memakai seragam hitam. Lagipula, mereka tidak akan turun langsung dan hanya bertugas mengawasi pengunjuk rasa dari belakang bersama anggota dari kota lain.

"Aku senang mereka punya semangat untuk memakmurkan kembali tanah kita," celetuk Gunwook tiba-tiba, senyumnya mengembang sempurna dengan tatapan bangga mengarah pada kerumunan massa di depan sana.

Berkebalikan dengan Jiwoong yang justru tampak muram. Pikirannya kali ini berhasil dibuat kacau balau akibat menerima kabar buruk dari markas kota Aria dan empat senjata. Walaupun sudah merancang berbagai macam strategi bersama Hanbin, namun, bukan hal mudah menghilangkan rasa khawatir yang menggerogoti hatinya. Dari semalam sampai pagi ini, Jiwoong masih berkali-kali memikirkan apakah yang akan mereka lakukan ini benar atau ada kemungkinan membahayakan rakyat?

Sementara itu, Zhang Hao mendekatkan bibirnya pada telinga Hanbin dan berbisik, "Pasukan lain sudah tiba di sana?"

Hanbin yang tengah melipat tangan di depan dada mengangguk. "Sudah. Ayahku sudah memerintahkan mereka berjaga sejak kemarin untuk membantu markas kota Aria. Kita tidak perlu khawatir," jawabnya menenangkan.

"Kita harus tetap khawatir, Haven. Karena kita tidak tahu makhluk apa yang akan digunakan mereka," suara Zhang Hao kedengaran sarat akan keseriusan. "Bagaimana jika kemampuan khusus kita tidak berguna?"

"Gunakan rencana B. Jika organisasi tidak mampu menggunakan kemampuan khusus, anggota harus melawan dengan senjata seperti pada umumnya," terang Hanbin. Ia berkata demikian pada Zhang Hao bukan tanpa alasan. Hanbin sudah membuat berbagai macam strategi dan rencana bersama Jiwoong seandainya ada keadaan yang membuat mereka terdesak.

Itulah sebabnya kemarin Hanbin sampai melarang anggota untuk tidur demi menyiapkan senjata dan segala macam racun beserta penawarnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi seandainya kemampuan khusus mereka benar-benar tidak bisa digunakan. Hanbin bukan orang bodoh yang melakukan sesuatu dengan sembrono. Sebagai ketua markas bagian kota sekaligus putra dari pemimpin utama Bunga Perak, Hanbin terbiasa memikirkan semuanya matang-matang. Ia harus membuat dua rencana, atau mungkin tiga. Jika rencana pertama tidak berhasil, mereka bisa menggunakan rencana kedua. Jika rencana kedua gagal, maka masih ada rencana ketiga.

Hanbin mengembangkan senyum. "Kebaikan akan tetap menang, Kak Hugo. Jangan khawatir."

--✨---✨--

Yujin memanggul busur panahnya lantas bergabung bersama anggota organisasi yang mahir memanah. Dia diberi bekal beberapa bom bunga, tabung cadangan berisi anak panah, sebotol ramuan racun untuk dilumurkan pada ujung anak panah yang lancip, sebotol penawar, sebotol air minum, serta dua botol minuman penambah stamina.

"Kak Sean!" panggilnya.

Sean alias Seungeon melambaikan tangan begitu menyadari kehadiran Yujin di sana.  "Yvonne! Kemari cepat!"

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang