19. train the power of flowers

451 69 6
                                    


Matthew rasa sarapan pagi ini seakan menghilang dari perutnya begitu saja kala latihan kekuatan bunga-bunganya dimulai. Apalagi kekuatan mawar biru, itu yang paling menguras energinya hingga habis. Pelafalan mantranya sulit, sementara sebagai anggota baru, dirinya diwajibkan menguasai itu. Matthew ingin menyerah saja! Ia tak mau lagi!

Tapi Taerae langsung menyeretnya yang berada dalam posisi tengkurap untuk berdiri dan menyemangatinya. "Ayo Matthew, semangat!" kata pemuda berlesung pipi itu dengan senyum lebarnya yang khas.

Semangat, semangat, kalau menguras energi begini, mana bisa aku semangat? batin Matthew keki. Tapi ia diam saja, lantaran ada Zhang Hao yang memerhatikan gerak-gerik mereka.

"Beri aku istirahat, satu menit saja, ya?" rengek Matthew. Demi tumis sayur buatan Hanbin yang enaknya menembus awan, rasanya Matthew sudah tidak sanggup untuk menopang kakinya yang terasa lemas seperti jeli. Apalagi saat mengulang latihan bunga Bluebell yang ke-4 tadi, rasanya Matthew ingin pingsan.

Zhang Hao yang sejak awal latihan dimulai hanya memantau sembari duduk pada sofa memberikan titahnya. "Istirahat sepuluh menit. Ku lihat tadi kau masih ragu menggunakan kekuatan ketiga bungamu, Bluebell, Morning Glory, dan Bellflower. Apalagi kekuatan mawar biru," dia menepuk dahinya. "duh, yang itu paling buruk."

Matthew hanya mampu meringis kaku mendengarnya. Tapi ia akui perkataan Zhang Hao benar. Menahan serta melawan serangan berulang kali yang dilontarkan oleh Taerae memang membuat Matthew agak kewalahan, karena walau bagaimanapun, dilihat dari segi kemampuan saja, Taerae lebih mumpuni karena dia sudah lama bergabung dengan organisasi.

"Nih, makanlah." Taerae mengangsurkan sepotong pai apel pada Matthew. Lantas menepuk puncak kepala pemuda seumurannya itu. "Kasihan sekali. Apa aku terlalu sadis saat melatihmu tadi?"

Matthew melirik Taerae malas. Apanya yang terlalu sadis? Hah! Aku yakin dia nyaris membunuhku! batinnya lagi. Setengah menahan kesal sembari melahap pai apelnya cepat-cepat, kemudian tersedak. Taerae segera mengangsurkan gelas berisi air minum padanya.

"Yak, istirahat selama sepuluh menit sudah selesai," kata Zhang Hao. Bertepuk tangan sebanyak tiga kali. "Berdiri lagi, lakukan latihan kekuatan bunga-bunga sembari menghapal mantra mawar biru."

Kalau boleh, Matthew ingin meneriaki Zhang Hao tepat di depan wajahnya! Latihan kekuatan bunga-bunga saja ia sudah tidak bisa fokus, sekarang masih ditambah dengan mantra mawar biru?

Dan Taerae lagi-lagi bersikap menyebalkan dengan menepuk bahunya seraya tersenyum lebar menampakkan lesung pipi. "Kau pasti bisa, kok. Yakinlah!"

Pasti bisa, pasti bisa, apanya! Taerae sialan! umpat Matthew dalam hati tatkala Taerae dengan brutalnya melempar berbagai serangan padanya. Yang pertama, Taerae melepaskan anak panah buatan Yujin yang Matthew kenali sebagai anak panah berlumur Wolfsbane. Ia mengayunkan tangannya untuk memunculkan bunga Morning Glory, bunga  berwarna oranye itu terbang cepat ke arah anak panah dan langsung meledakkannya menjadi bubuk-bubuk keemasan.

Setelah berhasil menggagalkan serangan pertama, Matthew belum bisa berbangga hati, sebab Taerae, lagi-lagi dengan senyum menyebalkannya, mengangkat sebuah kotak berukuran sedang. Lantas mengeluarkan isinya satu persatu dan memutar-mutar benda itu di udara seperti yang dilakukan oleh badut dalam pertunjukan sirkus. "Bersiaplah!" teriaknya riang.

"Ayo, jangan lupa hapalkan mantranya."

Mendengar suara Zhang Hao, seketika itu juga Matthew langsung berkeringat dingin. Dari sudut matanya, Matthew dapat melihat anggota tertua kedua itu beranjak dari tempatnya duduk kemudian berdiri di sudut ruangan sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang