15. home for a while

451 73 2
                                    


Hari ini ada yang aneh. Matthew tidak mendapati adanya presensi Gyuvin di markas padahal biasanya pemuda tinggi menjulang itu akan sibuk mendekatinya. Gyuvin itu seperti lem yang merekat kuat padanya, jadi saat Gyuvin menghilang seperti ini, Matthew merasa ada yang kurang.

"Yujin, kau tahu Gyuvin dimana?" tanya Matthew kala tak sengaja berpapasan dengan Yujin di lorong markas.

Yujin yang sedang kerepotan membawa dua kantong berisi anak panah hanya menggeleng. "Tidak tahu, Kak Matthew tanya pada yang lain saja. Aku harus segera memindahkan anak panah ini ke ruang senjata."

Matthew mendesah kecewa dalam hati. Namun, mau bagaimana lagi? Yujin kelihatannya sedang tidak bisa diganggu. Ia meneruskan langkahnya ke ruang makan. Hanya ada Taerae dan Hanbin di sana, sibuk menyiangi bayam dan memilih-milih beberapa sayuran sebelum dimasak. Tampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu.

"Kak Hanbin, Kakak tahu dimana Gyuvin?"

Bukan Hanbin yang menjawab. Melainkan Taerae. "Gyuvin izin pulang hari ini. Ibunya mengirim surat, katanya ada hal penting di rumah. Kenapa? Ada urusan apa dengannya?"

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya mencarinya karena dia tidak ada di markas. Kalau pulang, ya sudah. Ku kira dia hilang," kata Matthew.

Taerae memukul lengan Matthew main-main. "Tidak mungkin bocah sebesar Gyuvin bisa hilang. Yang ada, penculiknya habis dibantai olehnya."

Hanbin dan Matthew kompak mengangguk. "Benar juga."


--✨---✨--

"YEEEYY! Kak Gyuvin pulang!"

Baru menginjakkan sebelah kakinya di teras, Gyuvin nyaris terhuyung kala ketiga adiknya menghambur memeluk kakinya.

"Yubin, Youngbin, Raebin. Kak Gyuvin bisa jatuh kalau kalian memeluknya seperti itu. Lepas pelukan kalian dan biarkan Kak Gyuvin masuk ke dalam."

Dengan bersungut-sungut, ketiganya langsung melepaskan diri dari kaki Gyuvin dan membiarkan kakak sulung mereka itu melangkah masuk ke dalam rumah. Gyuvin meletakkan tasnya ke atas sofa dan duduk. Yubin, Youngbin, dan Raebin langsung memeluknya lagi. Menempel bagai lem dengan perangkonya.

"Kak Gyuvin kenapa jarang pulang? Padahal Yubin rinduuu sekali main pesta teh dengan Kakak," celoteh Yubin.

Sementara Youngbin, kembarannya langsung mendengus keras seraya menatap tajam Yubin. "Kau pikir cuma kau sendiri yang ingin main dengan Kak Gyuvin? Aku juga mau!"

Raebin si bungsu juga tak mau kalah. "Raebin juga mau main dengan Kakak!"

Tidak bertemu selama lima bulan saja, Gyuvin rasanya kewalahan menghadapi tiga adik kecilnya. "Iya-iya, sudah, jangan bertengkar. Kakak akan bermain dengan kalian sepuasnya hari ini."

"Yang benar?" Ketiganya kompak bertanya.

Gyuvin menganggukkan kepala. "Iya, benar! Hari ini Kakak akan main dengan kalian sepuasnya."

"YEEEEYYY!"

Tapi, semuanya tidak berjalan sesuai rencana. Saat Gyuvin sedang tertawa-tawa melihat tingkah lucu Raebin saat bermain pesta teh, sang ibu memanggilnya.

"Ada apa, Bu?"

Ibu Kim duduk dengan gelisah di tempatnya. Mata beliau menatap Gyuvin takut-takut. "Begini, Ibu minta uang."

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang