38. sudden attack and suspicion

387 56 1
                                    


SWIING! Sret! Sret! Sret!

DUAR!

"Sial, aku lupa! Tutup hidungmu, Kak Jimmy!" pekik Ricky panik. Lantaran sembarangan meledakkan bunga miliknya yang menghasilkan serbuk sari beracun. Jika Taerae mungkin tidak akan berimbas apa-apa, tapi ini Jiwoong! Dan dia sedang membawa Aurea Lux pada genggaman tangannya!

Perkataan tetua sebelum mereka keluar tadi ada benarnya. Terlalu berbahaya membawa Aurea Lux pergi dari gua. Mereka berdua benar-benar diserang oleh sekelompok orang berpakaian merah dan mengenakan penutup wajah. Ricky buru-buru berdiri di depan Jiwoong. Yang terpenting sekarang adalah Jiwoong aman bersama Aurea Lux. Urusan apakah dirinya selamat, Ricky tak peduli.

Serangan kembali muncul. Orang-orang itu masih melesatkan anak panah. Beberapa merangsek maju, mencoba menyerang Jiwoong dari samping. Namun mereka langsung pingsan akibat serbuk sari beracun. Jiwoong pun ikut menahan serangan sebenarnya, namun hanya bisa menggunakan sebelah tangan.

Ini adalah kesalahan mereka karena tidak membawa banyak orang padahal tahu wilayah di luar markas amat berbahaya. Lalu sekarang, saat ada serangan tak terduga seperti ini, keduanya kewalahan.

"Arghh! Sial!" teriak Ricky penuh kekesalan tatkala sebuah anak panah nyaris menggores lengannya. Beruntung Jiwoong melihat itu dan segera meledakkannya menggunakan bunga Red Rose.

Jiwoong menggenggam Aurea Lux erat. Sembari melawan orang-orang ini, ia berpikir keras. Bagaimana caranya kembali ke markas dengan selamat. Meminta bantuan pun sepertinya tidak bisa. Markas ada di distrik dua, sementara jarak Lembah Batu Cala dengan distrik dua lumayan jauh. Akan sia-sia bila dirinya mencoba memanggil Hanbin.

"Bom bunga! Kau bawa bom bunga tidak, Kak Jimmy?!" teriak Ricky lagi. Nyaris tidak terdengar lantaran kalah dengan suara ledakan.

"Hah?! Bom bunga?! Sebentar! Tahan serangannya dan ku cari di tas!"

Benar juga. Ada bom bunga!

Setiap anggota yang keluar sendirian pasti membawa paling tidak dua buah bom bunga besar dan empat bom bunga kecil. Tapi kali ini keduanya membawa sekitar lima bom bunga besar dan sepuluh bom bunga kecil karena disuruh oleh Sung Hanbin. Takut-takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.  Jiwoong bergegas menarik kantong serut dari bagian samping tasnya.

Sret!

"Akh!" Namun, lengan kirinya dilukai menggunakan pedang. Kantong serut berisi bom bunganya hampir jatuh. Darah menetes perlahan-lahan dari luka terbuka pada lengannya.

Sementara itu, Ricky masih meledakkan bunga Nasturtium dan Aster -nya untuk menahan serangan anak panah dari segala penjuru. Dia tidak tahu bahwa Jiwoong terluka di belakangnya.

Sreettt!

"AAAAKKHH!"

Raungan keras itu seketika membuat Ricky menolehkan kepala. Dan mendapati Jiwoong tengah memegangi lengan kirinya yang berdarah-darah, namun tetap memaksa mengeluarkan kekuatan sulur berduri untuk mencekik leher para musuh. Duri-duri tajam itu serta-merta langsung menancap, menyebabkan daging mereka terkoyak dan darahnya muncrat kesana-kemari.

"Ricky... Bom bunganya!" Dalam gerakan kaku, Jiwoong melemparkan kantong serut berisi bom bunga pada Ricky yang beruntungnya berhasil ditangkap oleh si pemuda bersurai kuning pudar itu.

"AWASSS!" teriak Jiwoong tatkala netranya menangkap seorang musuh nyaris menghunuskan pedangnya pada Ricky saat dia lengah.

Dalam gerakan kilat nyaris tak terlihat, Ricky melemparkan sebuah bom bunga ke depan. Suara ledakan besar menggema. Beberapa pohon oak dan beech tumbang menimpa para musuh. Belum puas melihat musuh mereka terkapar tak berdaya --- termasuk yang berada di pohon dan memegang busur panah --- Ricky kembali melempar bom bunga besar agar mereka musnah.

BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang