21. thrilling battle with the four youngest member

437 70 2
                                    


"Kemampuan Matthew sudah lulus uji, beri tepuk tangan yang meriah, semuanya!"

Seluruh anggota bertepuk tangan dengan antusias. Sementara Matthew sendiri mengulas senyum tipis. Lumayan bangga dengan pencapaiannya, namun sebenarnya juga 'agak' trauma. Lantaran usai menjalani latihan kemarin, badannya penuh luka-luka dan sehabis bangun tidur, rasanya seluruh tulang bergeser dari tempatnya.

Tanpa suara, kelopak bunga mawar biru berguguran. Kali ini lebih banyak sebab seluruh anggota mengeluarkan kekuatan mereka masing-masing. Tak mau kalah, Matthew juga ikut mengeluarkan kekuatan mawar biru miliknya setelah guguran kelopak bunga milik anggota lain seluruhnya turun ke bawah.

Gyuvin menyenggol lengan Matthew. "Butuh berapa hari menghapal mantranya, Kak?"

Matthew menunjukkan empat jarinya. "Empat hari?" jawabnya tak yakin.

"Itu jauh lebih hebat dari aku dulu," balas Gyuvin. "Aku saja butuh sekitar seminggu untuk menghapal mantra mawar biru."

"Mantranya terlalu panjang. Makanya sulit menghapalnya," timpal Yujin.

Gunwook di sebelahnya mengangguk. "Tapi saat sudah hapal, kita bahkan bisa menyebutkan mantranya kurang dari satu menit."

"Sarapan dulu, anak-anak. Bicaranya nanti lagi," sela Zhang Hao. Meletakkan semangkuk besar sup panas yang uapnya membumbung tinggi bersama Hanbin ke atas meja. Hari ini menunya sup jamur, hangat, dan cocok untuk udara yang mulai terasa dingin. Lantaran belakangan ini sering turun hujan.

Para anggota bergiliran mengambil sup. Kemudian menunggu Jiwoong kembali duduk, barulah semuanya makan bersama. Akan tetapi, Jiwoong menatap Ricky lebih fokus daripada sebelumnya.

"Ricky, boleh aku bertanya padamu?"

Yang dipanggil namanya mengangkat pandangan seraya menurunkan sendoknya kembali ke dalam mangkuk. "Bertanya apa?"

"Kenapa tempo hari kau kembali lebih cepat? Katanya Ayahmu sakit?"

Ricky mengambil sendoknya lagi dan mulai makan. "Aku memang pulang bersama pelayannya Ayah kemarin, tapi sebelum sampai aku beralasan ingin membeli sesuatu untuknya. Jadi aku membiarkan pelayanku pulang lebih dulu ---

"Dan Kak Ricky membuntuti mereka?" potong Yujin. Menunjuk Ricky menggunakan sendok berlumur sup jamur miliknya.

"Kau benar. Aku membuntuti mereka dengan terbang menggunakan bunga Aster. Dan nyatanya, mereka berbohong. Ayahku baik-baik saja. Jadi aku kembali dengan cepat ke markas," tutur Ricky, yang kemudian langsung melahap sesendok sup dengan santai.

Semuanya langsung diam setelah mendengar penjelasan Ricky dan fokus menghabiskan sup pada mangkuk masing-masing. Selesai sarapan, seluruh anggota masih berkumpul di meja makan. Padahal biasanya mereka akan langsung berpencar.

Hanbin kelihatan berpikir sejenak. Mengingat-ingat sesuatu. Baru setelahnya menjentikkan jari. "Oh, aku lupa bilang!" Si ketua Bunga Perak itu menunjuk empat anggota termuda. "Kalian berempat punya pekerjaan hari ini."

Keempatnya sontak memasang ekspresi cemberut. Sudah berekspektasi bahwa lagi-lagi akan disuruh menyapu dan mengepel markas sampai bersih mengkilap.

"Kenapa cemberut? Tidak suka? Padahal Kakak ingin menyuruh kalian untuk duel, lho," sambung Hanbin.

Empat anggota termuda saling tatap, sebelum akhirnya kembali menatap Hanbin dengan mata berbinar-binar.

"Yang benar? Dengan siapa, Kak?" tanya Yujin antusias.

"Matthew."

Matthew langsung menyemburkan jus jeruknya mendengar itu.





BUNGA PERAK [ZB1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang