Balapan

267 16 0
                                    

      Typo di mana mana
         Mohon untuk di maklumi  
   
                                ***

"Woy!" teriak seseorang, dari ambang pintu kelas XII IPS.

"Berisik!" Sahut Jessica, menatap sinis pemuda yang sedang nangkring di depan pintu kelas tersebut.

"Lo juga berisik mulut mercon!" Ujar Azka sambil memutar bola matanya melas.

"What? Mulut mercon? Cantik-cantik gini di bilang mulut mercon? asal lo tau ya, gue ini princess Jessica. Yang cantiknya melampaui Nikita Willy." Jelas Jessica, seraya mengibas-ngibaskan rambutnya.

"Fffff ... Lo mau di samakan dengan Nikita Willy? Jauh woy jauh! Ibaratnya nih ya, Nikita Willy di langit ke tujuh dan lo di inti bumi!" sontak saja penuturan Azka mampu membuat mereka yang berada di dalam kelas tertawa.

"Apa lo bilang!" kesal Jesica, sampai-sampai ia melangkah ke depan.

"Apa?!" Tantang Azka.

Ppprrrrriiiiit!

Suara peluit yang di tiup begitu nyaring di ruangan itu, tak kala mereka pun langsung menutup telinganya karena suaranya begitu memakan telinga.

"DIAM!" Tiba-tiba Pak Heri masuk kedalam kelas, sambil menatap kedua sejoli yang asik bertengkar itu.

"Kalian mau jadi Al sama Clara kedua, hah?!" tanya Pak Heri seraya berkacak pinggang.

"Gak, Pak," sahut mereka berdua serentak dan menggeleng.

"Bapak sudah pusing dengan kelakuan Al sama Clara, jangan sampai kalian ikut-ikutan!" Clara yang dari tadi diam kini hanya bisa bengong nama nya ikut terlibat.

"Gue lagi yang salah." Ucap Clara pelan.

"Sudah, cepat duduk!"

Mereka pun duduk dengan tentram, belajar mengajar pun berlangsung dengan lancar dan baik.

Dua jam berlalu, bel pulang pun kini berbunyi. Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari kelas nya masing-masing.

Di parkiran.

"Lo bawa mobil, Ra?" tanya Vania, Clara pun mengangguk sebagai jawaban.

"Tumben lo bawa mobil, biasanya bawa odong-odong," celetuk Jesica.

"Sembarangan lo kalo ngomong!"

"Udah-udah ahk, gue duluan ya. Bye," Clara pun pamit kepada kedua sahabatnya dan ia bergegas untuk pulang.

Dua puluh menit perjalanan akhirnya Clara sampai di kediaman nya, mobil merah milik Clara langsung memasuki kediamannya yang bak istana itu.

"Assalamualaikum, Clara pulang!" teriak Clara.

"Waalaikumsalam," sahut seseorang dari arah sofa di ruang tamu.

"Papa!" pekik Clara, ia pun langsung berlari mendekati ayahnya.

"Papa, Clara kangen." Clara langsung memeluk ayahnya, yang selama satu bulan tidak pulang karena pekerjaan yang selalu menyibukkan ayahnya.

"Lepas Clara, papa gerah!" Arthur langsung melepaskan pelukan Clara sedikit kasar.

Sedikit tentang Arthur.
Arthur Wesley, yaitu ayah Clara. Dia terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bisa di bilang kaya raya, namun dia terobsesi dengan dunia bisnisnya sehingga dia mengorbankan waktu dan keluarga demi bisnis yang ia kelola berkembang pesat sampai ke penjuru dunia, dia memimpin perusahaan di bidang property.

Perusahaan nya tidak kalah sukses dengan perusahaan Dirgantara, yaitu perusahaan milik Angga, ayah dari Alvaro. Arthur juga bercita-cita ingin mengalahkan perusahaan Angga yang sedikit jauh lebih unggul darinya, perusahaan mereka juga kerja sama jadi tidak heran jika Arthur mengenal keluarga Dirgantara.

ALCLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang