Alena

168 14 0
                                    

Typo di mana-mana         mohon untuk di maklumi.


***

"Al!" teriak seorang perempuan.

Alvaro dan Clara refleksi menoleh kearah suara itu.

Perempuan itu terlihat berjalan mendekati mereka, seraya tersenyum manis.

"Al, kamu gak papa kan? Dari tadi aku cariin kamu tau." Ujar gadis itu dengan nada khawatir.

"Ck! Lepas Alena!" Al langsung menepis lengan gadis bernama Alena itu, yang sendari tadi memegang pipi Al.

Clara yang melihatnya tak kala menahan tawanya.

"Ihk, Al! Aku kan khawatir sama kamu, aku takut kamu kena masalah lagi gara-gara si Clara." Clara yang sendiri tadi diam, saat itu juga menoleh kearah Alena.

"Maksud lo apa, hah?!" ucap Clara dengan sedikit meninggikan suaranya, karena dia sedikit kesal dengan tingkah Alena.

Alena suka sekali menyudutkan dirinya, seolah-olah dia adalah orang yang paling bersalah, padahal kan bukan seperti itu kenyataannya.

"Lah, kenapa? Itu kan fakta. Lo itu cewek pembuat onar! Dan selalu melibatkan Al dalam masalah lo!" pekik Alena yang juga meninggikan suaranya.

"Ehk, Cacing keremi! Kalo lo gak tau apa-apa jangan sok tau deh!" sahut Clara yang juga ikutan kesal.

"Jess, itu si Clara kayaknya mau berantem deh sama si Alena." Ujar Vania melihat Clara dan Alena sedang adu mulut.

"Wah, seru nih." Sahut Jessica tersenyum lebar.

"Ihk, ko lo gitu sih, ayok samperin kita pisahkan!" Ajak Vania.

"Gue bukan sok tau, tapi itu memang kenyataan! Lo nya aja yang gak terima di salahkan, jelas-jelas lo itu salah!"

"Apa lo bilang!" Clara yang emosi nya sudah meluap-luap saat itu juga akan menampar Alena.

"Ehk! Stop-stop! Pelan-pelan pak sopir." Tiba-tiba Jessica dan Vania datang lalu menahan lengan Clara.

"Sabar, Ra. Sabar, orang sabar banyak duitnya." Kata Vania menenangkan.

"Kenapa? Ko lo gak jadi nampar gue? Ayok tampar!" tantang Alena.

"Udah deh, Len! Lo jangan mancing-mancing emosi orang," timpal Jessica.

"Dia yang duluan, bukan gue!" Tuduh Alena Kepada Clara.

"Dih, udah jelas-jelas lo yang duluan! Malah nuduh orang lagi!" Sarkas Clara tidak terima.

"Udahlah, Ra. Mending kita pergi gak usah ladenin dia, inget lo baru aja di hukum. Masa mau buat masalah lagi," nasihat Vania.

"Lo, gak bosen. keluar masuk ruang BK?" tanya Jessica.

Dan akhirnya mereka pun berhasil membawa Clara ke kantin.

"Ikut gue!" Al langsung menarik tangan Alena menuju halaman belakang sekolah.

Sesampainya di sana Al langsung mengempiskan lengan Alena dengan sedikit kasar.

"Lo bisa gak sih, jangan berlebihan kayak tadi?!" Pekik Al yang tidak suka dengan sikap Alana tadi.

"Aku gak berlebihan, Al. emang itu fakta ko. Clara kan memang seperti itu, selalu membawa kamu ke dalam masalahnya." Jawab Alana kesal dan memalingkan wajahnya.

"Dia gak sepenuhnya salah, gue juga selalu ikut terlibat Alana!" timpal Al yang sedikit meninggikan suaranya.

"Aku kan khawatir sama kamu, Al. Aku gak mau orang yang aku sayang kena masalah."

"Apa Lo bilanga? Sayang? Terus kalo lo sayang sama gue, kenapa lo selingkuhin gue? Hah?!" Mendengar penuturan dari Al, Alana langsung membeku tidak bisa berkata-kata lagi.

Al tertawa kecil dan menatap Alana dengan sinis "Ingat Alana kita sudah tidak ada apa-apa lagi, jadi lo jangan sok-sokan peduli sama gue!" kata Al dengan penuh penekanan.

Tanpa menunggu jawaban dari Alena, Alvaro pergi begitu saja meninggalkan Alena yang tengah membeku itu.

"Aaarrrggghhh!" Teriak Alena frustasi.

"Gak, gue gak boleh nyerah. Gue harus dapetin hati Al lagi."

"Liat aja Al, lo bakalan bertekuk lutut di hadapan gue dan mengemis-ngemis cinta dari gue!" lirihnya sambil menatap punggung Alvaro yang semakin menjauh.

Di kantin.

"Lo kenapa sih, Ra. Gak biasanya lo kayak begitu tadi," seru Jessica bingung dengan tingkah sahabatnya.

"Iya, bisanya lo selalu bisa mengontrol emosi, lo ada masalah, ya?" lengan Clara yang akan menyuapkan bakso kedalam mulutnya pun tertahan ketika mendengar pertanyaan dari Vania.

"Gak, ko." Ucap Clara dan lanjut memakan baksonya.

Vania dan Jessica saling memanggil, lalu secara bersamaan mereka menghela nafas.

"Iya, gue paham. Sabar aja, Ra. Mungkin papa lo lagi ada masalah jadi sikap nya rada-rada," kata Vania.

Bugh!

"Aaww!" pekik Vania kala kakinya sedikit di tendang oleh Jessica.

"Bisa gak, jangan bilang rada-rada. Kesannya kayak ... Ahk sudahlah." Ucap Jessica yang masih bisa di dengar oleh Clara.

"Hahaha, udahlah, Jess. Gak apa-apa ko," jawab Clara sambil tertawa.

"Nah, gitu dong ketawa. Kan jeleknya jadi keliatan kalo lo ketawa," ujar Jessica.

"Cantik, woy cantik!"

"Ehk, kalian ngerasa gak sih. Ko dari tadi siswa siswi liatin kita mulu ya? Mana sambil bisik-bisik lagi." Kata Vania tiba-tiba, Jessica dan Clara yang tengah berguru, saat itu juga memperhatikan sekitar.

Dan ternyata benar apa yang di katakan oleh Vania.

"Ihk, gue gak nyangka deh sama dia."

"Ternyata mereka diam-diam menghanyutkan, ya?"

"Wah, parah nih."

Bisikan-bisikan pun mulai terdengar di telinga mereka bertiga.

Tring!

Suara notifikasi handphone milik Jessica pun berbunyi, tanda pesan masuk.

Byurr!

"Uuhhk! Uuhhkk!" Jessica menyemburkan minuman es jeruknya dan langsung tersedak ketika melihat pesan tersebut.

"Lo kenapa Jess?" tanya Vania khawatir saat melihat raut wajah Jessica.

"C--cepat kalian bukan Instagram kalin!" Perintah Jessica dengan gugup.

Mereka berdua buru-buru membuka media sosial nya masing-masing.

Dan alangkah terkejutnya mereka saat membuka media sosial dan tiba-tiba ...

Brak!

Bersambung

***

Halo semuanya 👋

Sesuai jadwal aku up 2 hari sekali ya :)

Semoga kalian suka sama bab kali ini, maaf kalo alurnya membosankan, dan maaf juga bab hari ini sedikit.🙏

Satu Minggu yang akan datang dari tgl 02-07 mungkin aku bakal Hiatus dulu atau jarang update mungkin, karena aku bakal fokus buat PTS, soalnya aku juga masih sekolah masih pelajar:)

Jangan lupa untuk di follow, Vote, sher dan komen ya:)

Terimakasih sudah membaca dan merespon, tetap stay terus di novel aku, jangan bosan-bosan juga baca nya. 😊

See you next part guys 👋

JANGAN MENJADI PLAGIAT!!!

ALCLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang