Typo di mana-mana mohon untuk di maklumi.
***
"Tapi, Ra--"
"Nggak! Jangan!" Clara langsung memotong ucapan Al, dan menggelengkan kepalanya lagi.
Clara meraba-raba tubuhnya, dan ia menemukan bandana di kelapanya, ia pun langsung melepaskannya lalu memberikan kepada Al.
"P--pake ini, ikat kaki gue pake itu, jangan di hisap gue mohon." Lagi-lagi Clara memohon agar Al tidak menghisap nya, seraya terisak Clara memberikan bandana nya.
Al kembali bingung, jika ia mengikat kaki Clara, maka aliran darah di kaki Clara akan tersumbat dan itu berbahaya sekali.
Tapi, jika ia menghisapnya itu juga akan sangat fatal bagi dirinya, ahk! Kenapa tidak ia saja yang di gigit ular, Kenapa harus Clara?
"Ok, baik. Tapi ini akan sedikit sakit, Ra." Pada akhirnya Al lebih memilih untuk mengikat kaki Clara saja.
"Iya-iya, tidak apa-apa. Cepat ikat!" Clara mengangguk dengan cepat, dan menyuruh Al untuk mengikut kakinya.
Al langsung mengikat kaki Clara dengan kencang, Clara dapat merasakan aliran darah di pergelangan kaki kanannya berhenti, karena ikatan yang Al ikat begitu kuat.
JEDER!
Lagi-lagi petir kembali terdengar, dan buliran air pun mulai berjatuhan secara perlahan.
"Hujan." Kata Al.
"Ra, ayok cepat naik, biar gue gendong lo."
"Lo bisa berdiri gak?" sambung Al bertanya, Clara mengangguk lalu ia berdiri dengan perlahan, dan naik ke gendongan Al.
Al langsung berlari setelah menggendong Clara, ia melihat ke depan lagi tepatnya ke jalan yang terbagi menjadi dua.
Ia memiliki berdasarkan feeling-nya, ia memilih jalan yang di sebelah kanan, semoga ia dapat mendapatkan tempat untuk istirahat di depan sana.
Tiba-tiba hujan turun dengan begitu deras, pencahayaan yang minim dan jalan yang begitu licin menyusahkan Al dalam berjalan, di tambah ia sedang menggendong Clara.
JEDER!
Guntur menyambar begitu kencang, dan itu mengagetkan Al.
"Al, kalo cape turunin aja gue di sini, gue bisa jalan ko." ucap Clara dengan suara lemah, mungkin dia setengah sadar.
"Gue masih kuat ko, lo tahan sebentar, ya?!" Al terus berjalan dengan hati-hati, dan tidak henti-hentinya ia memanjatkan doa di dalam hati kepada sang pencipta, agar mereka bisa selamat.
Begitu juga dengan Clara, walupun matanya susah di buka, kerena ia merasakan pusing yang luar biasa di kepalanya, namun hatinya terus memanjatkan doa agar di beri keselamatan, bagi dirinya dan Al.
Setelah basah kuyup akibat hujan dan berjalan sekitar lima belas menit, Al melihat di depan sana terdapat gubuk tua, ia pun seketika tersenyum.
"Alhamdulillah, akhirnya." Tidak lupa ia mengucapkan rasa syukur, dan segera bergegas kerah sana.
Sedangkan teman-teman nya, kini masih sibuk mencari keberadaan mereka.
"Pak, ini sudah larut malam. Dan hujan semakin deras, lebih baik kita kembali saja ke perkemahan." Ucap tim sar.
"Tapi, Pak. Teman-teman kami belum ketemu," ucap Vania.
"Kita lanjutkan pencarian nya besok, Dek. Jika kita memaksakan takunya akan berbahaya juga untuk kita," jawab anggota tim sar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCLAR
Teen FictionAlvaro Keanu Dirgantara merupakan salah satu Siswa cerdas dan primadona sekolah, dia memiliki sifat yang dingin sehingga orang-orang menyebutnya es balok berjalan, ia juga memiliki paras yang tampan sehingga banyak di sukai oleh para kaum hawa, teta...