Typo di mana-mana mohon untuk di maklumi.
***
Tiba-tiba Clara menghamburkan diri memeluk Al, seketika perasaan nya menjadi lega, karena Al telah menemukan nya.
"Al, gue takut." Ucap Clara, masih dengan posisi memeluk Al.
Al langsung tertegun, dirinya tiba-tiba blank. Ia merasakan badan Clara bergetar saat memeluknya.
Tiba-tiba lengan Al bergerak, dan ia pun membalas pelukan Clara, memberikan ketenangan bagi istrinya.
"Tenang, ada gue. Lo aman sekarang," bisik Al, bagikan hipnotis, badan Clara lambat laun kembali normal tidak bergetar, ia pun merasa lebih tenang.
Al melepaskan pelukannya, dan menatap Clara, ia terkejut saat melihat pipi Clara basah dan matanya mengeluarkan air, Clara menangis? Sungguh Al baru menyadarinya.
"Sudah, jangan nangis. Lo tenang aja, ya?!" Al mengusap air mata Clara yang membasahi pipinya.
"Gue, gak nangis. Itu air keringat," jawab Clara, padahal jelas-jelas itu bukan keringat.
"Oh, keringat. Baru tau gue mata bisa gerah," celetuk Al, dengan ekspresi lucu.
"Al!" protes Clara, karena Al sedikit meledeknya.
"Iya-iya, maaf." Ujar Al, meminta maaf.
"Ayok pulang." Ajak Clara dengan lirih, ia sudah lelah berlama-lama di hutan ini.
Al langsung terdiam saat mendengar Clara mengajak nya pulang, ia clingak-clinguk mencari jalan dari mana tadi ia muncul.
Pasalnya dirinya juga tidak ingat jalan menuju ke perkemahan, dan sekarang dirinya malah ikut terseret.
"Ra, gue juga lupa jalan pulang." Sarkas Al, dan itu langsung membuat bahu Clara merosot, jadi sekarang mereka berdua sama-sama tersesat begitu?
"Ahk! Lo gimana sih, Al! Ko malah ikutan tersesat dan tak tau arah jalan pulang, aku tanpamu butiran pasir." Tutur Clara seraya menyanyi, tetapi salah di lirik terakhir.
"Butiran debu! Bukan butiran pasir," tutur Al meluruskan ucapan Clara.
"Ya, terserah gue lah. Mau butiran pasir kek, butiran krikil kek, terserah gue, orang gue yang nyanyi!"
"Ck! Berisik lo, gue tinggal juga nih!" balas Al, seraya melangkahkan kakinya.
"Ehk-ehk! Al, jangan tinggalin gue. Gue takut," Clara langsung menahan lengan Al, agar dirinya tidak di tinggal.
"Emang gue peduli?" jawab Al dengan cuek.
"Peduli, ini buktinya lo susulin gue." Timpal Clara seraya tersenyum manis.
Al hanya berdecak saja ketika mendengar penuturan Clara, mana ada benarnya lagi.
"Anggap aja gue khilaf, dan ini adalah keberuntungan lo." Seru Al dengan malas.
"Keberuntungan apanya, kita sama-sama tersesat! Lagian sih lo, acara lupa segala lagi sama jalannya." Protes Clara.
"Ehk! Matahari Teletubbies! Seharusnya lo bersyukur tersesat gak sendirian, ini juga gue tersesat gara-gara nyari lo!" sahut Al, tidak terima di salahkan.
"Lah, ko lo malah nyalahin gue sih?!"
"Terus gue harus nyalahin siapa? Bapak lo!" celetuk Al, tanpa ia sadari dirinya telah menyinggung mertuanya sendiri.
"Hey! Bapak gue ya bapak lo juga, lo lupa? Dia mertua lo!" Seru Clara menyadarkan Al.
'Lah, iya ya? Aduh! Maafkan Al, papa Arthur.' Batin Al meminta maaf, dan sedikit menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCLAR
Teen FictionAlvaro Keanu Dirgantara merupakan salah satu Siswa cerdas dan primadona sekolah, dia memiliki sifat yang dingin sehingga orang-orang menyebutnya es balok berjalan, ia juga memiliki paras yang tampan sehingga banyak di sukai oleh para kaum hawa, teta...