Typo di mana-mana, mohon untuk di maklumi.
***
"CLARAAAA!!!" suara bariton seorang laki-laki menggema di ruang kelas XII IPS, terlihat dia sangat marah dan kesal atas ulah Clara yang saat ini.
"Apa?" jawab Clara santai seperti orang yang tidak berdosa, jangan lupa dengan wajahnya yang sok lugu.
"Lo kan yang masukin kecoa kedalam sepatu gue? ngaku, lo!" Alvaro melempar kecoa yang sudah mati itu ke arah Clara sehingga dia menjerit dan berlarian kesana-kemari.
"AAHHKK! AL! SIALAN LO!" teriak Clara mengibar-ngibarkan seragamnya.
"Itu akibatnya kalo lo cari masalah sama gue!" sahut Al dengan kesal.
"Sumpah demi jadi istrinya Chan eunwo, bukan gue pelakunya!" tegas Clara sambil melempar bangkai kecoa itu kesembarang arah.
Bu Ani yang baru masuk kelas XII, langsung di sambut kecoa terbang yang di lempar Clara tadi dan nemplok di hidung guru killer tersebut.
"CLARAAA!!" saat itu juga Clara yang tengah berdebat dengan Alvaro, langsung menoleh keambang pintu yang terdapat Bu Ani dengan kecoa yang melekat di hidungnya.
"Mampusss gue harus kabur." Ketika Clara bersiap untuk ngibrit, langkahnya tertahan ketika Alvaro memegang ujung kerah baju seragam gadis itu.
"Clara apa-apaan kamu ini hah? Gak cape buat ulah terus!" Pekik Bu Ani geram.
kini kecoa tersebut sudah di singkirkan dari hidung guru killer itu dengan di bantu oleh seorang siswa laki-laki tadi.
"Maaf, Bu. Tadi Al lempar kecoa itu ke saya, karena saya takut ya udah saya lempar lagi aja kecoa nya, saya gak tau kalo ada ibu di situ, maaf." Jelas Clara dengan muka melas.
"Al, apa benar kamu yang lempar kecoa itu ke Clara?" tanya Bu Ani menatap Alvaro.
"Iya, emang saya yang lempar kecoa itu, tapi Clara yang duluan masukin kecoa itu kedalam sepatu saya Bu." Adu Al, sambil menunjuk Clara.
"Eeh, enak aja lo kalo ngomong! Mana buktinya kalo gue masukin tu kecoa kedalam sepatu lo!" Sahut Clara tidak terima, padahal kan tadi dia sengaja meletakkan kecoa yang sudah tidak bernyawa itu kedalam sepatu Al, pasalnya dia mau balas dendam.
"Jangan Fitness deh jadi orang!" Lanjutnya.
"Fitnah!" Seru satu kelas membetulkan ucapan Clara.
"Nah, iya itu pokonya. Lo jangan fitnah Al!"
"Gue gak fitnah! gue liat lo masukin tu kecoa kedalam sepatu gue!" tegas Al.
"Halah bohong lo!"
"SUDAH DIAM!" teriak Bu Ani melerai pertengkaran mereka, seketika kelas tersebut yang tadinya riuh jadi hening dalam sekejap.
"Alvaro, Clara. Ikut saya ke ruang BK!" Perintah Bu Ani tetapi mereka berdua hanya saling lirik sehingga membuat Bu Ani semakin geram.
"SEKARANG!"
Mendengar suara dari guru itu lagi, mereka langsung bergegas menuju ruang BK dengan di ikuti Bu Ani di belakangnya.
Sesampainya di depan ruang BK, mereka saling dorong berlomba-lomba masuk yang paling terakhir.
"Lo dulu!" Ujar Al sedikit mendorong punggung gadis itu.
"Apaan sih, lo dulu sana!" Tidak kalah dari Al, Clara pun mendorong tubuh Al membuat dia sedikit terhayung ke depan.
Bu Ani yang melihat tingkah mereka saat itu juga menepuk jidatnya, pusing dia sangat pusing melihat tingkah mereka yang tidak pernah akur, Bu Ani selalu menjadi saksi bisu atas pertengkaran mereka.
"Cepat masuk!"
Mendengar suara Bu Ani yang sedikit berteriak mereka langsung masuk, tidak peduli siapa yang terakhir dan siapa yang lebih dulu.
"Duduk!" Perintah Pak Tono sang guru BK.
Ia menggantikan sang Ayah pak Toni yang dulunya guru BK di SMA Merah Putih ini, begitu juga dengan Bu Ani yang menggantikan sang ibu, Bu Yeni ia menjadi guru matematika.
Mereka langsung duduk bersebelahan, Clara terlihat gusar tetapi berbeda dengan Alvaro yang terlihat santai saja.
"Kalian tidak bosan bertengkar terus? Dan keluar masuk ruang BK?" tanya Pak Tono dengan raut wajah yang tidak bersahabat.
"Maafkan kami Pak," ucap mereka serentak.
"Kalian terus saja meminta maaf tetapi terus di ulangi!" Pak Tono bener-benar pusing dengan kelakuan mereka berdua, dalam satu minggu bisa tiga kali mereka masuk ruang BK.
"Yah, kan. namanya juga manusia Pak, tak luput dari kesalahan." Sahut Clara dengan PD nya, yang membuat pak Tono memincangkan matanya.
"Ahk! iya, Pak. Maaf," Clara langsung menundukkan kepalanya ketika matanya bertemu dengan mata Pak Tono.
Seram sekali seakan-akan dia akan di terkam.
"Hukuman untuk kalian adalah di jemur di lapangan!" Perintah pak Tono, mereka hanya menghela nafasnya.
Seperti biasa, kalo tidak di suruh membersihkan toilet sekolah, yah di jemur di tengah lapang.
Mereka keluar dari ruangan BK dan berjalan kelapangan untuk melaksanakan hukuman yang guru BK itu perintahkan.
Mereka sekarang tengah berada di lapangan dan menjalankan hukumannya.
"Ck! Panas lagi!" keluh Clara sambil mengusap keningnya.
"Berisik! Ini juga salah lo, nikmatin aja hasilnya!" sahut Al yang tengah sibuk menghormat dan mendongakkan kepalanya melihat bendera yang berkibar.
Clara hanya memutar bola matanya melas dan lanjut mengangkat tangannya lagi untuk hormat.
'Mungkin ini kali ya, yang di namakan karma dari orang ganteng?' gerutu Clara dalam hati.
"Ahh! Kak Al. Gila dia ganteng banget."
"Sumpah yah dia lagi di hukum aja gantengnya kelewatan."
"Iya, lah. Dia kan calon suami gue."
Begitulah omongan-omongan para siswi yang melewati mereka.
"Hah? Ganteng?" Beo Clara lalu melirik Al.
***
HALO SEMUANYA GIMANA MENURUT KALIAN NOVEL KU INI?
LANJUT GAK NIH?
MAAF KALO ALURNYA MEMBOSANKAN, AKU MASIH BELAJAR BUAT NOVEL SOALNYA
DAN JIKA ADA YANG TYPO DI TULISAN NYA MAAF, MOHON DI MAKLUMI
TERIMAKASIH SUDAH BACA🙏😊
JANGAN JADI PEMBACA GELAP YAH SEMUANYA
JANGAN JADI PELAGIAT JUGA OK
KAMU SEDANG MEMBACA
ALCLAR
Novela JuvenilAlvaro Keanu Dirgantara merupakan salah satu Siswa cerdas dan primadona sekolah, dia memiliki sifat yang dingin sehingga orang-orang menyebutnya es balok berjalan, ia juga memiliki paras yang tampan sehingga banyak di sukai oleh para kaum hawa, teta...