Rion Kobam

268 22 1
                                    

DISCLAIMER!!! DI CHAPTER KALI INI ADA BEBERAPA KATA YANG TIDAK PANTAS UNTUK DI BACA OLEH PEMBACA DI BAWAH UMUR! DIHARAPKAN KEBIJAKAN DARI PEMBACA SEMUA.

_
_
_

Masih memakai POV Author!

Selesai dengan perkenalan Rion yang dipenuhi dengan pro dan kontra, pesta kembali berjalan dengan lancar. Terlepas dari perdebatan status Rion, semua pihak sepakat untuk mengesampingkannya terlebih dahulu.


Saat ini adalah saat istimewa untuk semua anggota keluarga Wang. Kesibukan dengan pekerjaan atau bisnis mereka membuat waktu untuk bertemu, terasa begitu sulit. Makanya saat memiliki kesempatan, mereka gunakan sebaik mungkin.


Bertemu dengan keluarga yang sudah bertahun-tahun berpisah adalah waktu paling berharga. Karena itu mereka tak menyia-nyiakan waktu memikirkan permasalahan posisi Jayden ataupun mengenai status Rion.


"Kalian tenang saja, secara bertahap seluruh keluarga pasti akan menerima Rion." Kata Tuan Wang saat keluarga mereka berkumpul dalam satu lingkaran meja bundar.


"Aku bahkan tidak khawatir sedikit pun akan hal itu, tapi..." Jayden menggantung ucapannya. Menoleh pada lelaki muda di sampingnya.


Lihatlah betapa kacaunya dia. Dasi yang tadinya bertengger rapi di kerah kini mulai melonggar dan miring. Wajahnya terlihat memerah dan sesekali ia memicingkan mata saat selesai meneguk anggur. Entah sudah gelas yang ke berapa.


"Sudah cukup." Jayden mencegat Rion untuk kembali meneguk anggur dalam gelas di tangannya.


Rion ingin menolak dan menepis tangan Jayden, tapi dengan cepat Jayden merebut anggur di tangannya. Memberikan kembali pada pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka. Serta memperingatkan untuk tidak memberikan anggur lagi pada Rion.


"Sepertinya Rion tak kuat alkohol. Bawa ke rumah, dan biarkan dia beristirahat." Ucap Tuan Wang terkekeh saat melihat tingkah Rion yang sudah kobam.


Jayden mengangguk dan bersiap untuk pergi. Tapi Ayahnya mencegah dirinya sejenak. Ditatapnya sang Ayah dengan wajah bingung.


"Minta Zhang untuk mengantar kalian ke rumah." Titahnya. Kening Jayden mengerut.


"Pak Zhang? Bukankah dia sopir kalian? Aku akan menelpon Kris-" Ucapan Jayden terhenti. Begitu juga pergerakan tangannya yang akan segera menekan tombol panggil pada kontak Kris.


"Bukan ke rumah kalian. Tapi rumah kami." Jayden meneguk salivanya dengan berat. Melirik pada Rion yang sudah tak sadarkan diri.


"Biarkan menantu tinggal beberapa hari di rumah. Kami ingin lebih mengenalnya. Jadi bawa dia ke rumah." Setiap kata yang dari mulut Ayahnya terdengar tak ingin dibantah. Penuh ketegasan dan Jayden mau tidak mau harus menuruti.

My Husband [Rewrite] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang