My Husband [Rewrite]

Kunjungan dari Musuh?

Jangan lupa tap Bintang dan tinggalkan komentar, adalah salah satu bentuk dukungan untuk saya^^

_
_
_
_
_

Selesai ngurus Abby, Jayden balik ke gue dan langsung baring di samping gue. Buset.. Sofa yang gk segede ranjang kita berdua ini, malah dia bikin jadi tempat buat tidur bareng gini.

"Jay.. sempit!" Protes gue.

Jaydennya malah terkekeh gitu, trus nyembunyiin mukanya di ceruk leher gue. Gosok-gosok ujung hidungnya di sana.

"Aku sangat merindukanmu.."

_
_
_

Gue terkekeh aja tuh dengar ucapannya Jayden. Rindu katanya? Bisa aja. Gue berbalik walau agak kesusahan, biar kita berdua saling hadapan.

Gue noel ujung hidungnya gemas.

"Setiap hari bersama, malah rindu?" Jayden terkekeh kecil, trus ngecup bibir gue.

"Tentu."
Jawabnya trus meluk gue.

"Rasanya, merindukanmu setiap hari takkan cukup."
Sambungnya yang nyembuyiin lagi mukannya di leher gue.

"Terserah kamu aja. Tapi.. kalau rindu tiap hari juga gak baik loh."
Canda gue dan Jayden lagi-lagi nanggepinnya dengan kekehan kecil.

"Tuan dan Tuan muda.. maaf mengganggu."
Pandangan kita berdua beralih ke depan, dimana Pak Danu berada.

Berdiri dengan canggung, mungkin karena merasa gak enak datang saat kita berdua lagi nyantai. Gue kasih kode dengan nepuk bahu Jayden, dan dianya untung langsung mau bangun. Duduk di samping gue.

Biarin gue baringan. Soalnya lagi mager buat duduk, yah walaupun dada gue sesek kalau tiduran terus. Soalnya agak susah juga bangunnya. Kalo pen tiduran yah tiduran lah!

"Ada apa, Pak?"
Tanya Jayden.

"A-anu.. Tuan.. s-saya dan istri saya.."
Mendengar nada ucapan pak Danu yang terdengar gugup dan serius, gue langsung mencoba duduk dibantu Jayden.

"Pak.. ada masalah?"
Tanya gue pas udah duduk dengan benar. Tapi pak Danu geleng kepala.

"Tidak Tuan Muda. Hanya saja.. mohon Tuan dan Tuan Muda, mengijinkan saya dan istri saya untuk.. cuti."
Gue dan Jayden yang mendengarnya, saling bertatapan.

Trus gak lama, Jayden balik lagi buat liat ke arah Pak Danu. Selama gue tinggal di sini, baru kali ini gue dengar Pak Danu minta cuti.

"Apa terjadi sesuatu?"
Tanya Jayden dengan nada datar nan seriusnya.

"Hanya masalah keluarga. Butuh kehadiran saya. Pada akhirnya selama beberapa tahun tak saling menghubungi, mereka yang pernah membuang saya dan istri saya, tetaplah membutuhkan kami berdua. Jadi.."
Jelas Pak Danu. Beliau bicara sambil menatap dengan harap pada Jayden.

"Jika kalian berdua semuanya pergi.. siapa yang akan mengurus perkebunan?"
Si Jayden, orang kaya pemikirannya agak.. yakan bisa nyari pengganti selama mereka pergi. Gimana sehh!

"Kami hanya.. pergi selama seminggu."
Jawab Pak Danu.

"Itu artinya, selama seminggu juga kebun takkan terawat dan dapur takkan sebersih hari ini."
Ucap Jayden dengan tegas.

Gue selaku suami diam aja. Toh yang tahu segala keperluan dan juga pekerjaan di rumah, si Jayden. Jadi yah.. dia aja yang ngatur gimana baiknya.

Pak Danu keliatan bingung mau jawab apa. Karena ucapan Jayden emang benar. Bayangin aja, baru dua hari nih taman gak dirawat, semuanya keliatan kotor dan gak terawat banget. Wajar sih Jayden ngomong gitu.