Cerita Pak Danu

198 19 1
                                    

Sebelum lanjut baca, bolehkah Lian pinjam seratus?

_

_

_

Sebenarnya Author pengen balik ke Rion Pov tapi belum saatnya, jadi yang kangen Rion pecicilan mohon bersabar.

-
-
-
-

"Jika benar-benar hamil, maka akan nampak diusia 4-6 minggu. Aku meminta kalian kembali 4 minggu kemudian agar memudahkan aku, juga kalian untuk memastikannya." Jayden dan Rion mengangguk mengerti.

"Kuharap kalian mendapatkan hasil yang membahagiakan nanti.'







🐢





Seminggu berlalu semenjak pemeriksaan dilakukan, dan seminggu itu pula Jayden menjadi khawatir dengan keadaan Rion. Kenapa? Yah karena anak itu tiba-tiba menjadi pribadi yang berbeda. Bahkan Lana dan Pak Danu mengakuinya juga.


"Rumah ini tiba-tiba seperti kembali saat Tuan Muda belum ada. Suram." Ucap Lana lemah.

Pak Danu dan Istrinya yang tengah menikmati makan siang mereka, mengiyakan perkataannya barusan.

Saat ini ketiganya berada di ruang makan khusus pelayan. Ketiganya makan siang bersama, namun setelah Lana berucap selera makan mereka tiba-tiba menghilang.

"Apa benar Tuan Muda, kau tahu-" Istri Pak Danu- Buk Ina memperagakan perempuan yang sedang mengandung.

Dengan lemah Lana mengangguk. Lalu menggeleng setelahnya.

"Belum pasti." Jawabnya Pelan.

Dia berpangku tangan di meja makan dengan wajah muram.

"Saat membantunya bersiap ke kampus, aku bahkan tak melihat senyumannya. Jangankan senyum, suara yang biasanya paling ceria tiap pagi bahkan tak bisa aku dengar lagi!" Keluh Lana yang hampir menangis.

Buk Ina berusaha menenangkan, dan Pak Danu hanya bisa terdiam. Apa yang Lana katakan barusan juga benar adanya. Tuan Muda mereka memang berubah. Bahkan sudah seminggu ini ia tak melihatnya pergi ke taman belakang.

Saat berpapasan juga tak lagi menegur, senyum pun tak ada. Yang ada hanyalah tatapan kosong dan sarat akan kelelahan. Entah itu batin atau fisiknya.

"Apa yang harus kita lakukan? Pak Danu, coba pikirkan sesuatu!" Lana seperti memohon. Sungguh dia sangat tidak suka dengan perubahan Rion!

Lebih tepatnya tidak terbiasa. Rion yang ceria seolah menghilang di telan bumi.

"Lakukan sesuatu untuk apa?" Itu bukan dari Pak Danu ataupun Buk Ina.

"T-tuan Besar!?" Seru Lana begitu melihat kehadiran Tuan mereka.

Ketiganya spontan berdiri dan sedikit membungkuk untuk memberi hormat.

"Tak apa, lanjutkan saja makan siang kalian. Lana aku harus ke kantor. Jika sudah selesai tolong jemput Rion bersama Chris." Titah Jayden.

"Baik, Tuan." Jawab Lana.

Lalu Jayden mengangguk dan segera pergi. Sedang ketiganya bertukar tatap agak bingung dengan Jayden yang sudah seminggu ini lebih sibuk di kantor daripada menemani Rion.

"Jangan memikirkan hal yang buruk. Cepatlah makan dan bersiap menjemput Tuan Muda!" Peringat Pak Danu.

Dan yah, seperti yang Jayden perintahkan menjemput Rion di kampusnya. Begitu Lana keluar dari mobil, Rion juga datang menghampiri bersama dengan seorang pria yang terlihat agak lebih tua dari Rion.

My Husband [Rewrite] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang