Suasana kantin saat Khanza menginjakkan kaki nya disana belum terlalu ramai. Ia sengaja datang lebih dulu daripada kedua teman nya. Ia akan menandai tempat duduk mereka nanti di tempat yang nyaman, yang pastinya tidak di tengah-tengah, karena itu sangat menganggu.
Setelah mendapat kursi untuk ia dan kedua teman nya, Khanza langsung duduk dan memainkan handphone nya. Katanya, Marsha dan Jordan harus ke ruang guru dulu untuk mengisi spidol.
Khanza membuka aplikasi Instagram, postingan yang pertama kali muncul adalah postingan dari akun jakarta.id akun yang selalu update tentang hal-hal yang terjadi di Jakarta.
Pemandangan malam ditengah kota yang dipenuhi lampu-lampu dari gedung tinggi itu menjadi objek pertama di postingan yang di unggah oleh akun itu.
"Ya Allah ... bagus banget," gumam Khanza.
Pemandangan kota Jakarta dimalam hari adalah salah satu favorit Khanza. Gadis yang sangat menyukai kota Jakarta dan Monas itu seperti sudah kecanduan dengan langit malam Jakarta.
"Aza pingin kesana."
"WOI!"
"Astaghfirullahaladzim." Khanza tersentak lalu mengelus dadanya. "JOJO!" teriaknya marah pada pelaku yang mengejutkan nya.
Sedangkan Jordan hanya tertawa dan langsung mengambil tempat duduk diseberang Khanza.
"Bersyanda, shay ... "
Memang dasarnya Jordan, sifat tengil nya itu membuat Khanza tak bisa marah dengan pemuda yang sudah menjadi sahabat nya sedari SMP bersama Marsha.
"Jojo kayak Susi yang suka nongkrong malem-malem sama Pak RT."
"Amit-amit!" Jordan bergidik. "Lo kalo ngomong yang bener dikit napa. Masa gue disamain sama bencong."
"Emang mirip, sih, Jo," ucap Marsha yang baru saja datang dengan 3 mangkuk mie di nampan yang ia bawa.
"Ah, males ah, pundung gue."
Khanza dan Marsha langsung tertawa ketika melihat ekspresi Jordan.
"Selamat dinikmati kawan-kawan ku," kata Marsha sambil memberikan masing-masing mangkuk mie pada Khanza dan Jordan.
"Makasih, Shashaaa," jawab Khanza.
"Tararengkyuuu, neng geulis."
Khanza tertawa melihat Marsha yang hendak menusuk Jordan dengan sumpit ditangan nya.
"Padahal gue muji lo, lho, Sha."
"Gue nggak butuh pujian lo, sih."
"Deg menghembus jantung! Rasanya sakit banget, Sha ... hati gue sakit, Sha. Lo nggak pikirin gimana hancur nya hati gue?"
"Jojo jadi makin mirip Susi," ucap Khanza.
"Lah? Lo nggak tau, Za? Si Jojo ini kalo siang namanya emang Jordan, kalo malem, nama dia ganti jadi Julianti."
Khanza tidak bisa lagi untuk tidak tertawa mendengar ucapan dari Marsha, apalagi ketika ia melihat wajah merengut Jordan.
"Ya Allah, Jojo, pantes aja Nenek Aza suka bilang kalo kamu mirip cewek."
"Hah? Serius?" tanya Jordan dan Marsha berbarengan.
Khanza mengerling jahil. "Bersyanda, bersyanda, bersyanda," katanya sambil menirukan gaya mahasiswi yang mem-viralkan ucapan bersyanda itu.
"An —"
"Sssttt." Marsha yang duduk disebelah Jordan langsung membekap mulut cowok itu sebelum umpatannya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unifying Imperfection [✓]
RandomKhanza tidak pernah tahu apa yang sebenarnya semesta rencanakan pada tiap lika-liku kehidupan nya. Selama ini, kehidupan Khanza baik-baik saja. Ia bahagia walaupun hanya bersama Bunda dan Nenek nya. Sampai kemudian, kerinduan nya yang selalu ia ras...