8. A Bit Of The Truth

61 10 2
                                    

Semenjak Geo masuk kedalam kamar nya, Deon merasakan aura yang berbeda. Apalagi setelah Geo mengunci pintu kamarnya.

Aura mengintimidasi Geo benar-benar membuat Deon tak bisa berkutik. Pemuda yang saat ini tengah duduk di atas kasur nya pura-pura menyibukkan diri dengan bermain handphone.

Kasur Deon bergerak ketika Geo ikut mendudukkan dirinya disana. Tatapan mata Geo benar-benar menakutkan sekarang. Handphone yang sebelumnya menjadi tempat pelarian Deon, kini tak bisa dijadikan apa-apa.

"Kemarin kamu habis darimana?"

Tubuh Deon menegang ketika Geo bertanya seperti itu. Ia membasahi bibirnya sebelum menjawab.

"Dirumah Tante Sofi."

Dalam hati, Deon berkali-kali meminta maaf pada Sang Pencipta. Ia berdosa sekali sudah berbohong pada Geo. Tapi jika ia jujur, ia juga akan merasa bersalah.

Kekehan Geo lolos begitu saja ketika mendengar jawaban dari putra sulungnya. "Are you sure, boy? Kamu mencoba berbohong pada Papa?"

"Maksud Papa?"

"Jangan kamu pikir Papa tidak tau kemana kamu kemarin, Deon. Papa pikir kamu akan jujur pada Papa, tapi ternyata dugaan Papa salah."

Deon masih membungkam mulutnya. Kendati begitu, irama jantungnya berdetak dengan kencang setelah Geo mengetahui kebohongan nya.

"Kamu ke Bandung dan bertemu dengan Mama kamu, kan?" Pertanyaan itu tepat sasaran. Geo merasa seperti sedang melihat mantan istrinya. Wajah Deon yang memang sangat-sangat mirip dengan wajah Fania.

"Kamu tau, Yon ... selama ini, Papa berusaha buat nemuin Mama kamu. Sofi sudah menceritakan semuanya, kan? Sekarang, Papa serahkan sama kamu. Kalau kamu mau membenci Papa, silakan. Papa tidak akan melarang. Karena Papa sadar kalau semua itu kesalahan Papa."

"Papa ikhlas kalau Deon benci Papa?"

Geo tersentak, tapi kemudian ia menghela napas panjang. "Papa ikhlas. Sekalipun kamu tidak mau memaafkan Papa, Papa ikhlas."

"Papa tau, gak? Dari kecil, Deon selalu idola-in sosok Papa yang Deon punya. Deon selalu banggain Papa ke temen-temen Deon disekolah. Hampir satu sekolah tau kalau Deon itu anak Geo Abyzar. Sosok ayah yang sangat menyayangi keluarga nya, menyayangi anak-anak dan juga istri nya.

Tapi setelah kemarin Deon tau yang sebenernya, Deon ngerasa salah pilih Papa sebagai idola panutan Deon. Deon pikir, luka yang Papa kasih buat Deon 5 tahun yang lalu itu luka yang paling besar. Tapi ternyata Deon salah. Justru kemarin, Deon dapet luka dan fakta yang lebih besar dari 5 tahun yang lalu, Pa. Apa Papa bisa bayangin gimana hancurnya Deon, Pa?"

"Maaf."

"Sekarang Deon harus gimana, Pa?" Suara Deon tercekat. Pemuda itu menahan sesak yang menghantam dadanya. "Deon gagal jadi kakak buat salah satu adik Deon. Deon gagal jadi anak sulung buat Mama."

"Kamu nggak gagal, Deon. Disini Papa yang gagal. Papa yang gagal jadi suami dan ayah untuk kalian."

"Kenapa Papa baru sadar sekarang? Kemana Papa waktu 15 tahun yang lalu, Pa?" Suara Deon memang tidak meninggi, tapi tatapan mata anak itu menyiratkan luka yang paling besar diantara luka-luka yang anak itu terima.

Unifying Imperfection [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang