Suasana yang sepi. Hamparan air yang luas berada di depannya. Dia duduk di sebuah salah satu bangku yang ada di tempat itu, menikmati tenangnya alam dan tidak lupa dengan sebatang rokok di tangannya.
"Apa air bisa membuatmu tenang"ucap seseorang yang menghampirinya
"Bukan hanya air tapi alam jauh lebih tenang dari isi kepala"balasnya
Mereka pun terdiam tanpa sepatah katapun menikmati suanasa sore itu sampai akhirnya dia sadar ada seseorang di sampingnya.
"Sejak kapan kamu disini"ucapnya
"Kamu sangat menikmatinya sampai tidak menyadari kehadiranku. Bahkan tadi kamu sempat menjawab pertanyaan ku freen"ucapnya
"Maaf will. Aku benar-benar tidak menyadarinya"kata freen
"Tidak apa freen. Aku tahu kamu sedang tidak baik-baik saja"ucapnya yang lain adalah willo
"Gimana kamu bisa sampai sini"tanya freen
"Menyetir"jawab willo santay
"Bukan itu maksudku"ucap freen kesal
"Aku sudah melihat beritanya dan setelah itu aku mencoba menghubungimu namun sepertinya ponselmu mati lalu aku menghubungi nam dan dia bilang kamu pergi ke suatu tempat. Dugaanku ternyata benar jika kamu akan datang ke tempat ini"jelas willo
"Kamu masih mengingat jelas tentangku will"kata freen lirih
"Sangat"ucap willo
"Terimakasih"ucap freen
"Untuk"willo
"Tetap menjadi temanku meski aku sudah jahat padamu karena tidak bisa membalas perasaanmu"kata freen terdengar jelas jika dia merasa bersalah
"Hey berhentilah membahasnya. Aku sudah mengikhlaskan perasaanku padamu freen dan itu tidak terlalu buruk. Jangan merasa bersalah seperti ini"jelas willo
Freen kembali terdiam saat mendengar ucapan willo.
"Bagaimana perasaanmu saat ini"tanya willo
"Jauh lebih baik tapi juga hancur secara bersamaan"ucapnya lirih sembari menahan air matanya
"Menangislah. Pundakku akan selalu ada untukmu freen"ucap willo lalu freen pun menyenderkan kepalanya di pundak willo
"Apa aku terlalu jahat sebagai seorang anak. Bagaimana bisa seorang anak memenjarakan ayahnya sendiri"ucapnya tangisnya pun pecah
"Tidak. Apa dia pantas di sebut seorang ayah tetapi dengan sadar dia menghilangkan nyawa darah dagingnya sendiri. Freen aku tau kamu hancur tapi dia pantas menerimanya freen setidaknya dia akan merenungi perbuatan selama ini"kata willo sambil mengelus lembut rambut freen
"Apa rumahmu sehangat itu will"freen
"Apa maksudmu freen"ucap willo yang bingung akan perkataan freen
"Aku iri denganmu will. Kamu memili keluarga yang sangat menyayangimu. Sedangkan aku, aku bagai seorang anak yang tak di inginkan di dunia ini. Aku cape will aku ingin istirahat. Apa tuhan juga membenciku kenapa aku tidak pernah merasakan kehangatan dan juga kasih sayang yang seharusnya. Bahkan aku sudah mengalah dalam banyak hal. Kenapa sulit sekali hanya untuk bahagia"katanya. Tubuhnya pun bergetar willo yang menyadari itu pun langsung memeluknya dengan erat berusaha untuk menenangkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku 'freenbecky'
De TodoAku mencintainya, cinta yang berusaha kusembunyikan di balik banyaknya kata yang ku ucap.