III

2.6K 193 2
                                    

Sinar pagi menyapa melewati celah jendela yang ada di kamarnya. Matanya pun terbuka berusaha untuk menyesuaikan cahaya di kamarnya tersebut.

Freen pov.

Aku bangun dari tidurku duduk dan menyandarkan kepala pada Headboard ranjangku. Mengamati semua titik yang berada di dalam ruangan ini. Setelah 3 tahun aku tidak menidurinya rasanya masih sama tidak ada yang berubah.

Aku masih mengingat bagaimana wajah keterkejutan mereka saat melihatku kembali.

Ya disinilah aku sekarang mansion milik kakek. Setelah aku menyerahkan max kepada polisi seminggu lalu aku memutuskan untuk kembali kepada keluargaku tadi malam.

Aku melihat wajah semua orang bahagia dengan kedatanganku. Mereka menyambut ku dengan baik bahkan anak kecil yang kurindukan selama ini siapa lagi kalo bukan alnedrix. Aku pikir dia melupakan aku ternyata aku salah bahkan saat dia mendengar aku kembali dengan cepat dia turun dari kamarnya dan berlari memelukku dengan erat. Aku sangat berterimakasih kepada semua orang yang menjaganya karena mereka tetap mengingat hal tentangku padanya.

namun hatiku juga sakit saat melihat remaja itu hanya berdiri mematung memandangku tanpa menghampiri ku. Aku tahu sikapku selama ini memang tidak pernah menganggapnya ada namun sekarang aku berjanji aku akan menjadi kakak yang baik untuk kedua adikku.

Lalu aku menurunkan al dan menghampirinya.

"Kenapa kamu hanya memandangku. Apa kamu tidak merindukanku luice"panggilku pada nya namun dia tetap terdiam di tempatnya. Aku tahu jika dia menahan air matanya tanpa menunggunya aku pun menghampiri dan memeluknya.

"Maaf jika selama ini aku tidak cukup baik untuk menjadi kakakmu. Tapi mulai sekarang bisakah kita memulai lembaran yang baru dan meninggalkan semua luka yang ada di masa lalu. Dan aku akan merubah sikapku padamu aku akan menjadi kakak yang lebih baik dari sebelumnya"ucapku padanya dia pun membalas pelukanku. Dia hanya mengangguk namun air matanya juga mengalir deras di pipinya.

"Sudah jangan menangis aku sudah kembali dan aku tidak akan meninggalkan kalian lagi"kataku mencoba menenangkannya

"Aku bahagia. Sangat bahagia bisa merasakan pelukanmu yang tak pernah aku dapatkan. Terimakasih telah menerima ku kak"ucapnya yang tak lain adalah syifa febrixluice lalu mempererat pelukannya

"Apa kamu ingin membunuhku"kataku

"Kak freeeeeeen aku hanya memelukmu bukan membunuhmu"katanya memukul pelan lenganku sambil melepas pelukannya.

"Hahaha aku hanya bercanda. Aku senang mendengar kamu memanggilku dan mulai sekarang aku akan menyuruh semua orang memanggil mu luice bukan lagi syifa. Apa kamu setuju"kataku sambil mengusap sisa air mata yang ada di pipinya

"Tentu"jawabnya.

Setelah itu aku melihat dua orang yang menatapku dengan mata yang berkaca-kaca mungkin mereka terharu karena aku sudah bisa menerima dia sepenuhnya. Aku pun menghampiri mereka dan memeluknya.

"Terimakasih telah menjadi orang yang hebat yang selalu menjaga kami"ucapku pada kedua insan tersebut

"Kamu cucuku sudah kewajibanku untuk selalu ada bagaimanapun keadaan kalian. Kalian adalah harta kami yang tersisa dan kami hanya ingin di masa tua kami melihat cucu kami saling menyayangi satu sama lain"ucapnya

"Kamu berhasil melakukannya kamu berhasil melewati semua ujian yang tuhan berikan. kakek sangat senang melihat kebahagiaanmu saat ini"ucap kakek

Aku pun melepas pelukanku lalu aku berlutut di hadapan mereka.

Dia Milikku 'freenbecky'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang