Becky pov.
Aku memutuskan membawanya pulang ke rumahnya. Untung saja rumah yang ia beli tidak jauh dari tempat yang kami datangi tadi. Aku menyuruh supir untuk mengambil mobil miliknya di klub untuk di antar ke sini karena ga mungkin aku membiarkan dia menyetir dalam keadaan setengah mabuk seperti sekarang.
"Kamu tahu dari mana rumahku"tanyanya saat kami sudah turun dari mobil
"Apa yang aku tidak tahu tentangmu sayang"kataku sontak membuat dia mengehentikan langkahnya
"Why"tanyaku
"Kamu memanggilku apa"tanyanya
"Sayang"jawabku santai
"Bahkan aku belum menjawab pertanyaanmu tadi"katanya
"Bentar lagi. Aku akan membuatmu menjawabnya dan menjadikan aku milikmu sepenuhnya"kataku lalu menarik masuk ke dalam rumahnya. Aku mengunci pintunya lalu menariknya untuk masuk ke dalam kamarnya.
Aku mendorong tumbuhnya di atas ranjang.
"Apa. Apa yang kamu lakukan bec"katanya saat aku sudah naik di atas tubuhnya. Aku melepas Hoodieku melemparnya asal.
"Jadikan aku milikmu sepenuhnya jika tidak mau melihatku bersama orang lain"bisikku pada telinga lalu aku menjilatnya
"Humpp.. bec jangan menggodaku"ucapnya
Aku menghiraukannya dan bibirku mulai menjelajah ke area leher jenjangnya. Membenamkan wajahku pada lehernya sambil menghisapnya hingga meninggalkan jejak disana.
"Bec. Kamu benar-benar mengodaku jangan salah aku jika aku benar-benar memakanmu kali ini"ucapnya lalu membalikkan tubuhnya. Dia berada di atasku.
"Aku siap jika harus di makan olehmu sayang"kataku dengan suara mengoda.
Freen mulai mencium bibirku mengigit pelan bibir bawahku agar bisa mendapatkan akses ke dalam. Ciuman yang awalnya lembut kini berubah menjadi sedikit panas mungkin karena rindu dan nafsu secara bersamaan apalagi dengan kondisinya yang setengah sadar karena alkohol. Aku membiarkan dia menjelajahinya. Lidah kami bergulat di dalamnya. Saling bertukar saliva yang bercampur dengan sisa alkohol dari mulutnya.
"Nghhh.. sa.. ah yangg"desahku saat ciumannya turun dileherku dan membuat tanda di sana tangannya juga bekerja dengan baik menelusup masuk mencari benda yang ku simpan didada.
"Ahh. Nghh.."
Ia meremasnya lembut namun bibirnya tidak berhenti mencium leher milikku. Tangannya memberi isyarat agar aku membuka kaos yang ku pakai setelah berhasil membukanya dia melempar asal kaos milikku dia kembali menjalan aktivitasnya ciumannya turun di dadaku lalu dia menatapku sayu aku tau jika dirinya sudah tidak bisa menahannya lagi. Aku juga menginginkan sentuhan lebih darinya.
"Boleh aku membukanya"ucapnya dengan suara beratnya aku hanya mengangguk lalu tangannya membuka pengait bra milikku.
"Sangat indah"katanya
"Jangan hanya menatapnya aku malu"ucapku menutupi darinya. Ia menyingkirkan tanganku lalu mulai memainkan gundukan milikku. Mencium kembali bibirku sekilas.
Setelah itu dia kembali mendekatkan wajahnya pada dadaku, dia meremas dan menjilat secara bergantian.
"Ahh... sssst. Ngggh"desahku lolos membuat dia semakin bersemangat ciumannya turun di area perut milikku. Mencium setiap inci tubuh milikku. Tubuhku menengang rasa geli dan juga nikmat secara bersamaan tangannya sibuk menurunkan celana yang ku pakai dan menyisakan celana dalamku saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku 'freenbecky'
CasualeAku mencintainya, cinta yang berusaha kusembunyikan di balik banyaknya kata yang ku ucap.