Freen pov.
Saat ini aku dan kakek sedang dalam perjalanan pulang dari Bandung. Aku memutuskan untuk ikut kakek ke bandung karena ingin melihat perusahaan milik kakek. Setelah mengisi perut kami memutuskan untuk segera pulang kerumah sekitar 30 menit akhirnya kami sampai di rumah.
Aku melihat satu mobil yang asing terparkir rapi di garasi.Aku berjalan di belakang kakekku sampai diman kakek membuka pintu aku melangkahkan kakiku memasuki rumah namun aku terkejut dengan sosok yang duduk di ruang tamu bersama nenekku.
Becky, gadis yang membuatku menolak semua perasaan yang di utarakan kepadaku. Aku lebih memilih bertahan mencintainya meski aku tahu hanya aku yang jatuh kedalam perasaan itu.
Sama sepertiku wajahnya terlihat terkejut saat melihatku. Ingin rasanya aku memeluknya namun aku mengurungkan niatku karena mengingat dia sedang terikat dengan orang lain. Aku tidak mau jika aku melakukannya aku hilang kontrol dan bisa saja aku menjadi selingkuhannya.
"Kalian sudah pulang"tanya nenek
"Iya"jawabku
"Hay kak freen. Bagaimana kabarmu"katanya padaku
"Hay bec. Aku baik"
"Kalo begitu aku ke atas dulu. Kek nek dan bec aku pamit ke kamar dulu"kataku. Lalu aku pergi begitu saja.Aku berusaha untuk membuat jarak dengannya kali ini. Aku tidak ingin merusak kebahagiaannya bersama pasangannya. Ini bukan pertama kalinya aku melakukannya meski aku akui jika memang sulit tapi aku tetap melakukannya.
Tak berselang lama aku masuk ke kamar ada tangan yang memelukku dari belakang. Aku tahu jika itu dia namun aku diam tanpa membalas pelukannya.
"Kamu jahat. Kenapa tidak menghubungiku jika sudah kembali. Aku sangat merindukanmu kak"katanya yang masih memelukku erat. Dia melepas pelukannya dan membalikkan tubuhku untuk menghadapnya.
"Aku merindukanmu sarocha"ucapnya lagi dan lagi dia kembali memelukku. Sakit itu yang aku rasakan saat mengabaikannya begitu saja.
"Bec"panggilku agar dia melepas pelukannya
"Biarkan sebentar seperti ini kak. Aku benar-benar merindukanmu"ucapnya lagi. Aku hanya bisa pasrah. Sesaat kemudian dia melepas pelukannya dan kami saling menatap. Tangannya menyentuh lembut pipiku dan jarinya mengusap lembut bibir milikku.
"Kamu pergi terlalu lama. Apa kamu sama sekali tidak merindukanku bahkan kamu hanya diam tanpa membalas pelukanku"katanya yang semakin mendekatkan wajahnya mengikis jarak di antara kami sampai hidung kami bersentuhan. Aku tahu yang dia inginkan aku juga menginginkan hal yang sama bibir kami hampir bersentuhan untung saja luice datang tepat waktu.
"Syukurlah. Kamu menyelamatkan aku. Nanti aku akan memberimu bonus"batin ku
Aku melihat luice membawa sebuah gitar di tangannya dan ternyata dia itu hadiah untukku. Aku senang ini pertama kalinya aku mendapatkan hadiah darinya.
Karena ada kesempatan untuk menghindarinya. Akhirnya aku beralasan jika aku akan pergi malam ini pada mereka.
Setelah berganti pakaian aku bergegas meninggalkan mereka berdua.Aku menyetir mobilku tanpa tujuan malam ini. Aku hanya menelusuri ramainya ibu kota malam ini.
Setelah beberapa saat aku berhenti di sebuah klub malam di salah satu yang ada di pusat kota. Aku memutuskan untuk menelpon willo agar menemaniku karena nam dan juga yang lain sudah berada di Bali saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku 'freenbecky'
RandomAku mencintainya, cinta yang berusaha kusembunyikan di balik banyaknya kata yang ku ucap.