Lima hari berlalu dimana saat ini freen dan juga para sahabatnya sedang berkumpul di restorannya.
"Akhirnya kita bisa bisa kumpul lengkap kaya gini"ucap heng
"Bener banget. Ternyata setelah masuk dunia kerja memang beda vibes nya ada aja yang bikin sibuk"sahut billy
"Namanya juga hidup"jawab noey
"Pasrah amat lo. Kaya orang kebanyakan beban"ucap nam
"Sewot aja lo"balas noey
"Tumben lo mau dateng ke reoni tahun ini"tanya saint pada freen
........
"Tu anak kenapa dah dari tadi diem mulu"ucap heng
"Kangen kali sam bininya"billy
"Nam dia lagi ada masalah"tanya saint
"Gue ga tau. Tapi emang paginya kita nyampe dia gapapa tapi setelah itu dia banyak diem gue juga ga tau"jelas nam
"Freen"
........
"Heh sarocha"intonasi saint agak tinggi
"Apaan sih"jawab freen
"Lo yang apaan kenapa diem mulu dari tadi"tanya saint
"Ya terus apa gue harus joget-joget gitu mau lo"jawabnya
"Lo kenapa. Kalo ada masalah tu ngomong jangan diem siapa tau kita bantu"ucap billy
"Gue gapapa. Kangen aja sama becky"jawabnya
"Cailah. Apa yang gue bilang tadi. Tapi bukannya hal ini udah biasa dan ini juga bukan pertama kalinya lo jauh dari becky agak aneh sih jawaban lo"ucap billy
"Gue duluan kalo kalian masih ingin di sini"ucap freen alih-alih menjawab pertanyaan billy dia malah mengambil sweater rajut nya.
"Dihh apaan aneh banget dasar kulkas"sahut nam
"Ya udah guys bener kata freen sebaiknya kita segera bergegas datang ke sana"ucap saint.
Ke enam orang itu pun pergi meninggalkan restoran menuju ke arah kampus mereka dulu. Ya hari ini mereka ingin menghadiri acara reuni kampus ya di adakan satu tahun sekali. Ini pertama kalinya freen menghadiri acara tersebut setelah dua tahun silam dia di nyatakan lulus dari kampusnya.
Masih sama mereka menjadi pusat perhatian semua mata yang ada di sana. Mereka pun memasuki gedung di mana acara tersebut akan di laksanakan setelah beberapa saat sesi acara sambutan dan serangkaiannya telah selesai.
Melihat teman-temannya asik mengobrol dengan teman sekampusnya dulu freen memilih untuk duduk tak berniat bergabung. Seperti biasa mereka memang sudah menduga hal ini akan terjadi meski freen datang sifat dinginnya tidak akan pernah berubah. Tiba-tiba seorang mendekat ke arahnya hal itu tentu tidak lepas dari tatapan tajam dari para sahabatnya."Hay freen. Gimana kabar lo"tanya orang itu yang berdiri di depannya
"Seperti yang lo liat"jawabnya
"Wooohhh. Apa ini sangat langkah seorang freen akhirnya menjawab pertanyaan gue. Setelah sekian lama baru sekarang ada respon dari lo"ucapnya orang itu tak percaya
"Berlebihan"jawabnya singkat
"Upss sorry. Btw ada hal yang ingin omongin sama lo"ucap orang itu
"Sedari tadi lo ngomong kan" jawabnya
"Bukan itu maksud gue. Gue mau ngomong hal penting tapi ga di sini. Ayo ikut gue"ucapnya sambil menarik tangan freen sontak membuat nam sedikit geram
"Lepas. Heran gue ga ada berubahnya jadi orang dari dulu"ucap nam sambil menepis kasar tangannya yang memegang tangan freen
"Apaan sih lo. Urusan gue sama freen bukan sama lo dan satu lagi lo juga sama ga ada bedanya suka ikut campur urusan orang"ucapnya
"Urusan freen urusan gue juga dan gue ga akan biarin lo buat ganggu freen karena dia"ucapan nam terpotong
"Gue ga semurah yang lo kira dan asal lo tau gue ga ada niat buat merebut freen dari pasangannya. Camkan itu"
"Nam udah. Oke gue bakal ikut lo"sahut freen lalu berdiri dan berjalan meninggalkan mereka. Orang itu mengikuti freen dari belakang dan ya freen membawanya ke arah taman kampus yang terlihat sepi tidak ada orang yang berlalu lalang di sana.
"Hal penting apa yang ingin lo katakan"ucapnya sambil duduk di salah satu bangku panjang di taman.
"Selamat atas pertunangan lo dengan becky"ucapnya
"Lo"ucap freen melihat ke arahnya yang duduk di sebelahnya
"Ya gue tau. Gue juga tau alasan lo selama ini menolak semua karena yang ada di hati lo cuma dia"ucapnya
"Dari mana lo tau soal ini orn"ucap freen
"Kath. Lo tau siapa dia kan. Dia sepupu fina sahabat gue, dari fina lah gue tau soal pertunangan lo dengan becky ya meski foto yang di tampilkan kath tidak terlalu jelas karena memang sengaja di blur tapi gue masih bisa melihat jika itu lo"ucapnya yang tak lain adalah orn
"Lalu hal apa yang ingin lo katakan"ucap freen
Orn pun menarik nafasnya berat kemudian terdiam. Freen mengerutkan keningnya. Orn pun mengatakan beberapa hal freen hanya diam tanpa menyela.
"Gue harap lo paham. Pastikan sebelum lo melangkah lebih jauh"ucap orn mengakhirinya dan kemudian kembali terdiam sesaat. Kemudian freen berdiri dan ingin pergi meninggalkan orn.
"Freen"panggilnya yang menghentikan langkah kaki freen
"Boleh gue peluk lo sekali saja. Anggap saja jika ini akhir dari segala hal yang pernah gue lakuin tentang lo"pinta orn tanpa menunggu jawaban freen orn tiba-tiba memeluk tubuh freen dari belakang. Setelah beberapa saat orn pun melepas pelukannya lalu berjalan ke hadapan freen
"Ini. Lo bisa hubungi dia jika lo berubah pikiran"ucap orn sambil menyerahkan sebuah kartu nama pada freen
"Bahagia. Gue harap lo bahagia"kalimat yang freen ucapkan lalu pergi dari hadapan orn.
"Pasti dan lo juga harus"ucap orn lirih tak terasa jika air matanya menetes.
Freen saat ini sudah berada di kamar apartemennya ya dia memutuskan untuk pulang terlebih dulu karena nam dan yang lain memutuskan untuk pergi ke bar.
Dia menatap langit malam kota London lalu dia mengambil kartu nama yang berada di dalam kantong sakunya. Ia menatap kartu tersebut tanpa berniat untuk menghubunginya.
Dia kembali mengingat perkataan orn tadi.
Flashback.
"Jadi kapan kalian akan menikah"tanya orn
"Ko dia sudah siap"jawab freen
"Dia ragu. Ragu akan hubungan kalian"ucap orn membuat freen kembali menatapnya
"Apa maksud lo"freen
"Dia normal freen sebelum dia tau betapa besar usaha lo. Oke gue ga mau lo salah faham dengan perkataan gue tapi gue mau lo denger baik-baik. Mereka yang awalnya normal bahkan jijik dengan hubungan yang kita miliki namun tiba-tiba mereka memutuskan untuk menjalin hubungan seperti kita apa tidak ada alasan lain dari keputusan itu"
"Sekarang gue tanya sama lo. Apa lo yakin dia tulus sama lo atau hanya empati karena usaha lo"ucap orn namun freen hanya diam"Freen. Orang seperti mereka bisa berubah kapan saja karena memang mereka awalnya normal yang menyukai lawan jenis. Gue tau lo selama ini mengorbankan perasaan lo sendiri agar melihatnya bahagia dengan pilihannya namun sekarang gue harap lo bisa lebih tegas dalam hal ini jangan menjadi lemah karena ingin melihat dia bahagia. Cobalah untuk menghargai perasaan lo sendiri. Gue harap dari sini lo paham"
"Pastikan dulu sebelum melangkah lebih jauh"
Freen menghembuskan nafasnya lalu dia kembali ke dalam kamarnya lalu pergi untuk membersihkan diri.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Milikku 'freenbecky'
RandomAku mencintainya, cinta yang berusaha kusembunyikan di balik banyaknya kata yang ku ucap.