PART 04

183 19 1
                                    

▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: TiaraAtika4
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜

▪︎ ▪︎ ▪︎

Saat ini Nayra benar-benar merasa bahagia, beberapa menit yang lalu niatnya untuk pulang gadis itu urungkan saat dua motor besar berhenti tepat di depan rumah calon kekasihnya itu—Arka.

Melihat dua pemuda tampan namun lebih tampan calon kekasihnya itu turun dari motor, dengan cepat Nayra kembali masuk ke dalam rumah Arka, memberi seribu alasan pada Dewi agar dirinya tetap berada di sana.

Nayra merasa penasaran dengan dua pemuda yang pastinya sahabat dari calon kekasihnya itu.

Dan seolah mengerti, calon Ibu mertuanya itu malah menyuruh kedua pemuda yang ternyata bernama Daniel dan Nevan untuk membawanya—bergabung dengan mereka bersama Arka.

Nayra memang senang, apalagi saat Nevan dan Daniel yang terus saja mengajaknya berbicara, bercerita serta membahas hal-hal random yang terkesan terlalu memaksakan.

Namun tidak dengan Arka, pemuda itu hanya diam dengan wajah badmood nya. Niat awal mengajak dua curutnya untuk bermain PS, malah berakhir asik bersama gadis gila itu.

Astaga, mengapa Mamahnya malah menyuruh Nayra untuk ikut bergabung? Ah, menyebalkan! Gadis gila itu tentu saja akan merasa senang karna bisa bergabung dengannya.

"Balik gih, udah malem." usir Arka, membuat ketiganya yang tengah asik bergosip menoleh padanya secara bersamaan.

"Gua sama Nevan baru dateng, napa lo suruh—"

"Bukan lo berdua, tapi dia!" potong Arka dengan cepat, menujuk Nayra dengan sorot matanya.

"Dia asik, demen gua sama nih bocah. Mulutnya gak jauh beda kaya Daniel," jelas Nevan. Merasa tak terima, namun Daniel memilh untuk mengangguk—setuju pada apa yang dikatakan oleh Nevan barusan.

"Nayra emang asik. Bikin gua nyaman kalo deket sama gua," timpal Daniel, mengedipkan sebelah matanya pada Nayra.

Arka menatap malas pada kedua sahabatnya itu, memilih acuh pada Nayra yang terus saja menatap padanya, benar-benar membuatnya risi.

"Stop liatin gua sebelum lo bener-bener gua usir dari sini!" ucap Arka, mengancam Nayra dengan penuh keseriusan.

"Gak usah galak-galak napa, Ar. Biasanya juga lo kgak kaya gini  napa sih napa? Hah!"

"Tau tuh, padahal 'kan niat gua baik, mau kenalan sama Kak Arka terus lanjut jadi pa—"

"Diem atau gua sumpel tuh mulut pake kanebo!" potong Arka dengan cepat, dirinya malas untuk tau ucapan absurd yang akan dikatakan oleh Nayra.

"Tuh mulut sadis bener," Daniel beralih pada Nayra, "jangan diambil serius yah. Tuh anak emang gitu mulutnya, tapi hatinya lembut kok kaya pantat monyet. Gak usah sedih, masih ada gua yang bakal kasih pundak gua buat lo," ucapnya yang benar-benar terdengar menjijikan untuk Nayra.

Jika saja Arka yang berucap seperti itu, sudah pasti dirinya akan meleleh seketika, atau berubah menjadi butiran debu dan hilang terbawa angin.

Wajah tampan Arka saja sudah berhasil membuat hatinya meleleh, apalagi jika pemuda itu berkata manis padanya, sudah pasti detik itu juga dirinya akan berubah gila.

"—Nay oy! Jan ngelamun."

Nayra tersentak saat pundaknya ditepuk pelan. Daniel yang menepuk pundaknya namun yang Nayra tatap malah Arka.

Merasa malu karna sempat melamunkan pemuda itu, dengan cepat Nayra membuang mukanya, dan sial! Mengapa ia malah membuang muka pada Daniel? Ah sialan, kini perasaan malunya berubah menjadi malas saat pemuda di sampingnya itu malah tersenyum kuda padanya.

"Pipi lo merah," kata Daniel sebari menoel pipi Nayra.

Refleks Nayra menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Gua mau balik, di sini gerah!" ucap Nayra dengan cepat. Beralu pergi dengan wajah menuduk.

"Lah? Gerah dia bilang? Nih angin sepoi-sepoi dari luar plus AC dinginnya melebihi gunung es," ucap pelan Daniel sambil memperhatikan kepergian Nayra dengan wajah blanknya.

"Dia udah mulai takut sama lo, Kudaniel!" celetuk Arka, terkekeh pelan seraya berjalan menuju televisinya.

Kini perasaanya berubah senang, gadis gila itu sudah pergi dengan sendirinya. Tidak lagi menganggu dirinya dengan tatapan serta ucapan absurd gadis itu.

▪︎▪︎▪︎

Nayra memperhatikan seisi kantin, mencari meja kosong untuk dirinya dan Naura tempati. Raut wajahnya berubah senang saat melihat meja yang tengah di tempati oleh tiga pemuda—Arka, Daniel dan Nevan.

Dengan cepat Nayra menarik paksa tangan Naura, membawa gadis itu ikut bersamanya menuju meja pojok yang di tempati oleh Arka dkk.

"Jangan sama mereka!" kata Naura yang sadar saat Nayra membawanya menuju meja pojok—tempat yang sering dipakai oleh Arka dan dua sahabat pemuda itu.

"Meja mereka masih kosong itu, masih ada kursi juga buat kita," sahut Nayra, berniat untuk kembali melanjutkan langkahnya, namum Naura semakin menahanya.

"Gua bilang jangan!"

"Napa sih? Gada meja lagi, Naura."

"Kita istirahat di kelas atau di taman belakang aja, asal jangan ikut gabung sama Kak Arka! Bahaya Nayra. Fans Kak Arka pada gila, lo bakal habis kalo ketauan sama mereka. Apalagi kalo mereka tau lo suka sama Kak Arka," jelas Naura penuh keseriusan. Namun bukannya takut, Nayra malah kembali menarik paksa Naura—membawa gadis itu untuk ikut bersamanya menuju meja Arka, masa bodo dengan larangan Naura. Dan persetan dengan fans gila Arka, dirinya tak kalah gila seperti mereka.

"Kak! Ikut ga—"

"Cari tempat lain!" tolak Arka dengan cepat, bahkan pemuda itu langsung menaikan kedua kakinya pada kursi di sampingnya agar tidak di duduki oleh Nayra.

Nayra cemberut, pandangannya ia alihkan pada Daniel dan Nevan. Menatap keduanya dengan wajah memelas dengan sorot mata memohon.

"Duduk di kursi gua aja," titah Daniel, berniat untuk berdiri namun dipaksa diam oleh ancaman Arka.

"Kasih tuh kursi buat nih cewek, gua pastiin kamar gua gak akan bisa lo datengin lagi!" ancam Arka yang mau tidak mau membuat Daniel menurut.

"Sorry," ucap pelan Daniel pada Nayra, dan tentu saja dengan raut wajah bersalahnya.

"Kak Arka! Ayolah, Kak. Gak kasian apa lo sama kita? Jam istirahat udah mau abis, kita cuman numpang makan doang," kata Nayra, merengek pada Arka dengan tatapan memohon.

"Masa bodo! Apa peduli gua? Cari aja tempat lain, dan jangan harap gua mau kasih izin lo buat gabung sama kita!" balas Arka dengan acuh.

"Yaudah! Gua aduin ke Tante Dewi kalo Kakak jahat ke gua! Kakak tega gak kasih meja dan bikin gua sama temen gua ini gak jadi makan siang!" kata Nayra, mengancam Arka dengan raut wajah mengejek.

"Cewek gila! Yaudah selesain makan siang lo terus pergi!" Pasrah Arka, menurunkan kembali kedua kakinya. Mendegus kesal dengan terus menatap tajam pada Nayra

Sialan memang, benar-benar menyebalkan dan juga menganggu untuk Arka.

Sedangkan Nayra yang merasa senang pun langsung menjatuhkan bokongnya di samping Arka, dan Naura di samping Nevan yang langsung mengeser tubuhnya agar gadis itu duduk dengannya.

"Makasih calon pacar!"

"Gak akan pernah! Lo gua tolak dari sekarang!"

"Oke, gak masalah."

▪︎▪︎▪︎

TBC 💜

Crazy Over You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang