▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: girlRin
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜•••
Dewi tersenyum manis saat melihat Nayra tengah membantunya membuat kue di dapur. Tadi, saat mendengar bunyi motor Arka tiba di rumah, ia sudah hampir akan mengomeli anaknya karena mengira Arka takkan bisa mendapatkan maaf dari Nayra, tapi nyatanya ia malah mendapati sosok Nayra turun dari motor Arka dan langsung menghampirinya dengan senyuman manis seperti biasanya.
“Tante, kayaknya kuenya bentar lagi mateng. Nayra bikin topingnya sekarang aja, ya?” tanya Nayra. Dewi yang mendengar itu langsung mengangguk setuju.
Arka yang baru selesai mandi pun turun ke dapur dengan balutan baju kaos lengan pendek dan celana olahraga dengan handuk yang masih membalut kepalanya yang masih basah. Pemuda itu berjalan mendekati meja dimana kedua wanita berbeda usia itu tengah asyik membuat toping untuk kue.
“Eh, Kak? Udah selesai mandi lo?” tanya Nayra. Arka hanya mengangguk sebagai jawaban. Nayra yang tak mendengar suara Arka menyahut pun mendongak untuk menatap pemuda itu. Betapa terkejutnya ia ketika mendapati sosok Arka yang begitu tampan sedang mengusap rambutnya yang basah dengan handuk. Bulir-bulir air yang menetes membasahi leher serta dahi Arka membuat Nayra terpesona dengan betapa tampannya wajah Arka.
“Lo mau bikin tuh cokelat jadi asin kalo lo masukin garem ke sana?” Nayra tersentak begitu mendengar ucapan ketus Arka. Ia sontak melihat tangannya dan mendapati ia memegang satu sendok makan garam yang hampir ia masukkan ke dalam lelehan cokelat. Harusnya ia memasukkan gula halus, bukannya malah garam.
Nayra yang kepalang malu pun langsung meletakkan kembali garam itu dan memasukkan gula halus ke dalam lelehan cokelat itu. Dewi yang melihat itu tentu tahu kalau anak gadis di dekatnya ini tengah terpesona dengan Arka, anaknya.
“Ah, Mama lupa beli choco chips. Mama ke supermarket dulu belinya. Nayra, kamu jagain kuenya, ya. Kalo Tante belum sampe, kamu pakein aja toping cokelat yang ada.” Dewi langsung pergi meninggalkan anaknya bersama dengan Nayra berdua.
Arka mendelik malas karena ia tahu kalau itu hanya akal-akalan Ibunya saja. Ia jelas bisa melihat ada choco chips yang dimaksud oleh Ibunya itu di lemari atas kompor.
Ting!
Nayra langsung pergi mengangkat kue yang telah matang begitu mendengar bunyi oven yang telah berbunyi. Begitu ia meletakkan satu loyang kue yang masih panas di atas meja, Arka langsung menatap kue itu dengan tatapan penuh minat. Nayra memotong sedikit kue tersebut dan meletakkannya di atas piring lalu mengguyurnya dengan lelehan cokelat yang telah ia buat tadi. Gadis itu pun menyerahkannya kepada Arka yang diterima dengan senang hati oleh pemuda itu.
“Gimana? Enak?” tanya Nayra.
Arka langsung bertepuk tangan dan memuji, “ini enak banget. Gue bisa ngerasain lelehan keju di dalam kuenya trus manisnya cokelat di atas kuenya. Lo berbakat banget kalo masalah bikin kue, Nay.”
Nayra tersenyum senang saat dipuji oleh pujaan hatinya. Biasanya Arka takkan mau memujinya secara terbuka begini, tapi ia senang karena itu artinya sedikit demi sedikit, Arka mulai luluh.
“Syukur deh kalo lo suka,” ucap Nayra. Ia kembali fokus memotong kue tersebut ke beberapa bagian. Pasti nanti Dewi akan pulang dan bisa langsung menikmati kue tersebut. Arka yang melihat itu langsung menyodorkan potongan kue yang ia makan itu ke arah Nayra.
Nayra yang melihat itu langsung menatap Arka dengan tatapan bingung sekaligus senang. Bisakah ia menganggap kalau Arka menawarkan untuk menyuapinya?
“Buruan, tangan gue pegel.” Arka berucap dengan ketus, tapi wajahnya terlihat memerah malu.
Nayra pun dengan tanpa malu langsung melahap suapan yang ditawarkan oleh Arka. Gadis itu tersenyum manis saat merasakan lelehan keju yang gurih serta lelehan cokelat yang manis beradu di dalam mulutnya.
Arka mengambil tisu di dekatnya dan kemudian mengusap sudut bibir Nayra hingga gadis itu tersentak kaget. “Makan lo kayak anak kecil banget sih. Ngerepotin gue tau enggak?” ucap Arka dengan ketus, padahal ia dalam hati merasa gugup.
Nayra memegang tangan Arka yang sibuk membersihkan sudut bibirnya. Arka yang mendapatkan respon seperti itu langsung menarik tangannya dan kemudian berpura-pura tak terjadi apa-apa. Nayra yang melihat itu langsung mengulas senyum manis.
“Gosah senyum-senyum. Ntar kesambet setan, gue lagi yang repot!” ucap Arka.
Nayra merengut kecil, “iya ... iya. Bawel banget sih,” ucapnya.
Arka melotot kesal, “maksud lo apaan? Ngatain gue bawel, ha?” ucapnya kesal.
Nayra menjulurkan lidahnya tanda mengejek, “wleee!”
Arka bangkit dan mengejar Nayra yang berlari ke ruang tamu. Keduanya kejar-kejaran sampai pada akhirnya Arka berhasil menangkap Nayra dengan cara menyudutkan gadis itu di antara sofa dan dirinya.
Keduanya terengah-engah dan kemudian tersadar kalo mereka dalam posisi yang ambigu. Nayra menatap mata Arka dan kemudian terpesona untuk kesekian kalinya dengan pemuda itu, sedangkan Arka malah teralihkan perhatiannya kepada wajah manis Nayra. Ia baru sadar kalau Nayra punya wajah yang sangat manis dan juga mata yang begitu indah.
“Kak ...” Nayra mengalungkan kedua tangannya ke leher Arka dan menarik pemuda itu agar lebih dekat. Arka berusaha menjaga jarak di antara keduanya. Bisa gawat kalau ia sampai kebablasan karena godaan setan bernama Lunayra di depannya itu.
“... mau sampe kapan lo enggak ngeliat perjuangan gue?” tanya Nayra dengan nada lirih.
Arka terdiam. Ia tak tahu harus bagaimana, yang jelas ia tahu kalau ia harus menjauhi Nayra sekarang. Ibunya bisa saja kembali kapan saja karena wanita itu tak benar-benar pergi berbelanja. Apalagi Ayahnya, bisa saja pria itu pulang dan jika mendapati dirinya dan Nayra dengan keadaan seperti ini, bisa makin runyam. Mereka mungkin akan semakin gencar menjodohkan keduanya. Nayra mungkin akan suka, tapi Arka? Apakah ia akan suka? Arka juga bingung dengan perasaannya sendiri.
Nayra menarik dagu Arka agar menatapnya. “Kak, gue cuma sayang sama lo. Gue cuma cinta sama lo. Enggak ada cowok lain di hati gue dan enggak ada siapapun yang bisa narik perhatian gue dari lo. Apalagi yang bikin lo ragu sama gue, Kak?” tanya Nayra.
Arka menjauhkan dirinya dari Nayra, tapi gadis itu menahan pergelangan tangan pemuda itu. “Nay, lepasin gue.” Arka menegur agar Nayra melepaskan tangannya.
Nayra menggeleng, “enggak mau.”
“Lunayra,” tegur Arka lagi.
Nayra menggeleng dan langsung memeluk Arka dengan erat, karena Arka yang tak siap pun mau tak mau langsung mendekap Nayra agar keduanya tak jatuh ke lantai.
“Gue cuma cinta sama lo, Kak. Lo harus tau itu,” bisik Nayra.
Arka mengusap lembut punggung Nayra tanpa menjawab pernyataan cinta dari Nayra.
“Duh, enak banget yang pelukan.”
Nayra dan Arka pun sontak memisahkan diri dan langsung menoleh ke arah pintu. Dewi berdiri di sana dengan raut wajah mengejek.
“Eum, Tante ...” Nayra gugup.
Dewi menatap keduanya dengan senyuman geli, “lanjutkan aja. Tante mau ke dapur. Kuenya pasti udah jadi. Hehehe, dadah!”
Arka menepuk keningnya pertanda ia pusing dengan kelakuan Ibunya, sementara Nayra merona malu.
•••
TBC 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You ✔
Novela Juvenil▪︎update tiap hari▪︎ Nayra pikir kepindahannya kali ini akan memberinya banyak masalah. Ia merindukan teman-teman sekolahnya yang lama. Ia takut kalau di sekolah barunya nanti ia takkan mampu menyesuaikan diri dan mendapatkan teman baru. Nyatanya se...