▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: girlRin
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜•••
Nayra membuka matanya dan mendapati dirinya berada di Rumah Sakit. Ia menolehkan kepalanya dan mendapati sosok Arka yang tertidur menelungkupkan kepalanya sambil menggenggam tangan Nayra. Gadis itu merasa seperti deja vu. Saat ia keracunan, ia juga terbangun di Rumah Sakit dengan Arka yang tertidur sambil menggenggam tangannya.
Nayra tersenyum kecil. Ia hendak mengusap rambut Arka, tapi tangannya masih merasa sakit, jadinya ia hanya menatap Arka yang masih tertidur. Wajah Arka yang sedang tertidur benar-benar terlihat begitu mempesona di mata Nayra.
Saat tengah asyik memandangi wajah Arka, tiba-tiba saja pintu kamar inapnya terbuka dan Nayra bisa melihat ada sosok Fandi yang masuk dengan membawa plastik belanjaan.
Pria itu hampir saja berlari menghampiri Nayra sampai akhirnya ia sadar kalau Nayra memberikan isyarat melalui matanya kalau Arka sedang tidur. Fandi pun mengangguk dan meletakkan plastik belanjaannya di atas nakas. Ia mendekati sisi lain ranjang Nayra dan mengusap lembut kepala anaknya. Nayra tersenyum sebagai balasan.
Tanpa mengatakan apapun, Fandi pun pergi keluar dari kamar inap anaknya untuk memanggil Dokter. Nayra yang kembali ditinggal berdua dengan Arka pun kembali menatap wajah Arka. Hanya berlangsung selama dua menit, karena Arka tiba-tiba terbangun dan langsung menatap Nayra yang kini juga menatapnya.
“Syukurlah, lo udah sadar.” Arka bangkit dan berniat pergi memanggil Dokter, tapi Nayra menahan tangan pemuda itu.
“Gue mau manggil Dokter doang,” ucap Arka yang tak mengerti. Nayra berusaha untuk memberitahu Arka kalau pemuda itu tak perlu melakukannya. Namun, Arka tetap tak paham. Kebingungan tersebut pun berakhir sampai akhirnya Fandi masuk bersama Dokter diikuti oleh Dewi dan Fadlan.
Dewi yang melihat Nayra sudah sadar langsung berlari menghampiri ranjang pesakitan Nayra. Ia bahkan tak sengaja mendorong Arka hingga genggaman Nayra terlepas dari tangan Arka.
Dewi yang melihat Nayra sudah sadar langsung mengusap kepala Nayra dengan perasaan terharu. Wanita itu bahkan sampai menangis kecil sambil digiring menjauh oleh suaminya agar Dokter bisa leluasa memeriksa Nayra.
Dokter tersebut memeriksa keadaan Nayra dan kemudian menjelaskan, “pasien masih harus dirawat inap sambil kami pantau keadaannya. Untuk luka-luka luar mungkin bisa kami beri salep supaya tidak meninggalkan bekas. Pasien juga tidak terlalu memiliki luka dalam yang berakibat fatal. Selanjutnya, kalau pasien merasa pusing, mual atau ada merasa sakit, Bapak juga Ibu bisa memanggil saya atau perawat yang ada.”
Fandi yang mendengar itu langsung mengembuskan napas lega, “terimakasih, Dok.”
Dewi menambahkan, “tapi benar-benar enggak ada luka yang fatal, 'kan? Dokter udah meriksa dengan teliti, ’kan? Benar-benar, ’kan?”
Dokter tersebut tersenyum maklum, “iya, Bu. Pasien tidak memiliki luka yang fatal. Kondisi tidak sadar pada pasien dikarenakan anestesi dan juga untuk luka hanya ada beberapa luka lebam serta pukulan. Lukanya juga tak parah. Kalau Ibu masih khawatir, kami bisa lakukan pengecekan secara menyeluruh untuk kedua kalinya lagi.”
Dewi hampir saja mengiyakan jika saja Fandi tak menyela, “enggak perlu, Dok. Terimakasih sudah memeriksa anak saya.” Dokter tersebut mengangguk paham dan kemudian pamit untuk memeriksa pasien yang lain.
Fandi langsung menatap ke arah Dewi, “makasih, Mba. Cuma Mba enggak usah terlalu khawatir dengan Nayra. Dokter udah bilang kok Nayra enggak kenapa-napa,” ucapnya mencoba menenangkan Dewi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You ✔
Teen Fiction▪︎update tiap hari▪︎ Nayra pikir kepindahannya kali ini akan memberinya banyak masalah. Ia merindukan teman-teman sekolahnya yang lama. Ia takut kalau di sekolah barunya nanti ia takkan mampu menyesuaikan diri dan mendapatkan teman baru. Nyatanya se...