▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: girlRin
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜•••
Nayra mendelik kesal ketika melihat bagaimana di parkiran Arka malah terlihat bersama dengan gadis lain. Hari ini ia kira berkat paksaan Dewi, ia dan Arka bisa makin dekat atau mungkin ia bisa membuat tetangga tampannya itu menyukainya. Namun, ia lupa kalau Naura sudah memperingatkan dirinya kalau Arka itu salah satu cowok populer di sekolah. Pemuda itu memiliki banyak penggemar dan pasti didekati oleh para perempuan adalah hal biasa bagi Arka. Niat hati karena bisa berangkat sekolah bersama Arka tadi, maka ia akan bisa dibonceng oleh Arka lagi ketika pulang. Sialnya ada salah satu dari penggemar Arka yang malah memelas meminta tumpangan untuk pulang.
“Enggak bisa dibiarin. Gue kudu bertindak!” gerutu Nayra. Gadis itu langsung berlari menghampiri Arka dan langsung memeluk lengan pemuda itu. Total abai dengan raut bingung serta risih dari Arka dan tatapan sinis dari perempuan yang tadi bersama Arka.
“Kak Arka ...” panggil Nayra dengan nada yang dibuat seimut mungkin. Arka hanya menautkan alisnya seolah heran. Nayra merengut kecil dan kembali berkata, “... gue laper nih. Yuk, balik. Pengen makan masakan buatan Tante Dewi. Tante Dewi masak apa hari ini, ya?”
Perempuan itu berdecak kesal dan menarik tangan Nayra agar gadis itu melepaskan Arka. “Lo apa-apaan sih? Main nempel gitu gitu aja ke Arka. Ganjen banget jadi cewek!” bentak perempuan itu. Arka hanya memutar bola matanya jengah.
Nayra tak marah, ia justru memasang raut wajah polos—ah, pura-pura polos lebih tepatnya. “Kakak siapa, ya? Gue enggak ganjen tau. Gue emang berangkat sama pulang bareng karna diminta sama Tante Dewi. Kak Arka enggak mungkin nolak permintaan Mamanya sendiri dong,” ucap Nayra.
Perempuan itu mengepalkan tangannya menahan kesal. Kalau saja tak ada Arka, mungkin ia sudah akan menjambak rambut Nayra sekarang. Arka sudah bosan dengan drama perempuan itu. Pemuda itu langsung saja menarik Nayra pergi menuju motornya mengabaikan teriakan dari perempuan yang sedari tadi menggodanya.
Nayra menyeringai kecil saat Arka lebih memilihnya. Ia menolehkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya untuk mengejek perempuan itu dan kembali memasang wajah polos saat Arka menyerahkan helm kepadanya.
“Buruan naik. Nyusahin amat jadi orang,” ucap Arka setelah ia sudah menghidupkan motornya. Nayra tersenyum senang dan langsung naik ke atas motor Arka. Gadis itu bahkan sengaja memeluk Arka hingga membuat pemuda itu mendelik kecil sambil menepuk tangan Nayra seolah menyuruhnya untuk melepaskan tangannya di sana.
“Nanti gue jatoh. Lo mau diomelin Tante Dewi kalo gue luka, Kak?” balas Nayra. Arka memutar bola matanya jengah. Selalu saja, Nayra akan menggunakan Mamanya kalau Arka menolak. Mamanya juga karena terlampau sayang dengan Nayra, mau-mau saja dimanfaatkan.
•••
Dewi yang sedang menyapu teras rumahnya langsung melemparkan sapu yang ia pegang begitu melihat motor anaknya berhenti di parkiran. Wanita itu langsung memeluk gadis yang dibonceng oleh Arka, bukannya memeluk anaknya sendiri. Arka hanya memasang wajah kesal saat Dewi malah memeluk Nayra dengan gemas bahkan menciumi pipi gadis itu hingga Nayra tersenyum geli.
“Duh, manis banget. Kamu udah makan belum? Mau makan apa? Tante masakin.” Dewi total abai dengan keberadaan anaknya.
“Mah, anak Mamah itu yang mana?” celetuk Arka yang mulai jengah.
Dewi membalas, “kamu sih, cuma Mamah lebih suka sama Nayra.” Dewi menatap Nayra yang terlihat menahan senyum, “jadi anak Tante aja, ya? Tukeran sama Arka, biar kamu jadi anak Tante. Nanti Arka biar aja tinggal sama Bapakmu,” ucapnya bercanda.
Arka mendelik, “main tuker aja. Dikira Arka apaan? Ngapain dibikin dulu kalo mau dituker sama anak orang?” balasnya kesal.
Dewi memutar bola matanya jengah, “lagian kamu bangor banget. Muka jiplakan Papahmu pula. Mamah enggak kebagian apa-apa, padahal Mamah yang bawa kamu sembilan bulan,” ucapnya.
Arka mengerang kesal dan memilih masuk ke dalam rumah, meninggalkan dua perempuan berbeda usia itu yang sekarang malah tertawa melihat tingkahnya. Dewi langsung mengajak Nayra masuk ke dalam dan langsung pergi ke dapur. Dewi akan memasak sekaligus membuat makan siang untuknya dan Arka. Nayra ikut membantu memasak—sekalian cari perhatian sama calon Mama Mertua. Siapa tau nanti makin direstui?
Arka turun dari kamarnya dengan balutan kaos santai dan bertepatan dengan itu juga, Nayra mulai menata makanan di atas meja. Arka yang mencium bau makanan dan juga kebetulan lapar pun langsung datang dan duduk di sana. Dewi mendelik kecil karena melihat putranya malah main duduk saja tanpa menunggu mereka.
“Wih, ayam bakar!” seru Arka.
Nayra yang kebetulan membawa piring yang berisi ayam bakar itu pun sengaja menjauhkannya dari jangkauan Arka. Pemuda itu melotot ke arah Nayra.
“Tunggu Tante Dewi dulu. Makannya bareng-bareng,” ucap Nayra. Dewi masuk dengan membawa sayur asem dan duduk diikuti oleh Nayra yang kemudian meletakkan piring berisi ayam bakar tadi.
Sebelum Nayra duduk, gadis itu mengambilkan nasi untuk Dewi yang mana membuat wanita itu semakin senang dan sayang kepada anak tetangganya itu.
Usai Nayra mengambilkan nasi untuk Dewi, ia pun menatap Arka dan mengulurkan tangannya. Arka mendelik menatap gadis itu. Ia paham kalau Nayra sedang mencoba mencari perhatian dari Mamanya dan Arka takkan membiarkan itu terjadi. Pemuda itu menyuruh Nayra duduk saja karena ia akan mengambil nasinya sendiri.
Nayra mengangguk kecil dan duduk menunggu Arka selesai mengambil nasinya sendiri sebelum ia akan mengambil nasinya. Dewi mencoba masakan yang dibuat oleh Nayra dan kemudian berdecak kagum. Ia langsung menatap Nayra yang baru selesai mengambil nasinya.
“Ya Tuhan, masakan kamu enak banget, Nay.” Nayra tersenyum senang karena dipuji. Arka berdecih kecil dan kemudian berkata, “halah! Paling kurang garem atau keasinan. Udahlah, Mamah enggak usah sok muji dia, nanti dia jadi gede kepala.”
Dewi mendelik, “kenapa sih kamu tuh? Ketus mulu sama Nayra. Cobain sendiri deh,” ucapnya kesal.
“Tau nih. Cobain dulu, baru komentar,” ucap Nayra sambil mengambilkan lauk yang ia masak tadi dan meletakkannya ke piring Arka.
Arka menatapnya kesal dan kemudian mencicipi lauk tersebut. Ia sudah menyiapkan banyak komentar pedas agar bisa ia keluarkan untuk Nayra, tapi ternyata masakan gadis itu benar-benar enak. Arka bahkan tak bisa berkata-kata karena saking enaknya masakan tersebut. Dewi yang melihat itu langsung tersenyum mengejek.
“Gimana? Enak, ’kan?” ucap Dewi.
Arka tersadar dan langsung berkata, “biasa aja.”
“Biasa aja, tapi ngambil lagi.” Dewi menyindir anaknya. Arka yang memang menambah lauk tersebut langsung menjawab dengan gugup, “laper. Daripada enggak dimakan? Buang-buang duit.”
Nayra tersenyum geli, “iya deh, iya. Makan yang banyak, Kak.”
Arka mendelik tajam dan tak membalas ucapan gadis itu. Ia masih kesal dengan sikap tetangganya ini, walaupun harus dia tahan karena masakannya benar-benar enak dan lagi Mamanya sepertinya sangat menyukai Nayra.
•••
TBC💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You ✔
Teen Fiction▪︎update tiap hari▪︎ Nayra pikir kepindahannya kali ini akan memberinya banyak masalah. Ia merindukan teman-teman sekolahnya yang lama. Ia takut kalau di sekolah barunya nanti ia takkan mampu menyesuaikan diri dan mendapatkan teman baru. Nyatanya se...