PART 18

126 15 0
                                    

▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: girlRin
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜

•••

Nayra mengeluarkan kue yang telah ia buat beberapa saat yang lalu. Setelah insiden dimana Arka melemparkan bantal sofa ke arahnya, ia langsung pamit pergi meninggalkan ketiga pemuda itu. Nevan dan Daniel tentu saja menyuruh Arka untuk minta maaf, tapi pemuda dengan gengsi tinggi itu menolak dan memilih pura-pura tak peduli. Awalnya Nayra kira Arka akan merasa bersalah dan akan pergi menyusulnya ke kamar tamu untuk minta maaf, tapi nyatanya Arka malah tak sedikitpun menghampirinya. Alhasil karena penasaran ia pun mencoba mengintip dan ternyata ketiga pemuda itu sedang bermain monopoli di ruang tamu dengan asyik. Nayra yang kesal tentu saja menghentakkan kakinya sampai Nevan menyadari keberadaannya dan bertanya apa yang Nayra butuhkan. Nayra yang kepalang malu karena kepergok pun menjawab ingin ke dapur membuat kue. Awalnya sih cuma mencari alasan, tapi begitu melihat Nevan dan Daniel yang begitu sumringah maka Nayra mau tak mau benar-benar pergi ke dapur membuat kue.

Bertepatan dengan Nayra yang mengeluarkan kue tersebut dari oven, langsung saja ketiga pemuda itu datang ke dapur dan menatap kue yang masih panas itu dengan tatapan kelaparan.

“Wih, baunya enak banget!” ucap Daniel.

Nayra yang mendengar itu tentu saja tersenyum senang. “Iya dong! Cobain, Kak!” ucapnya sambil memotong sedikit kue tersebut dan menyuapi Daniel. Tak mau menolak rezeki, Daniel langsung menerima suapan tersebut dan langsung memuji kemampuan memasak Nayra karena kue tersebut benar-benar sangat enak. Nevan juga tak mau kalah, ia juga minta disuapi dan Nayra dengan senang hati menyuapi pemuda itu.

“Gimana, Kak?” tanya Nayra. Nevan mengangguk, “enak. Bener kata nih onta. Kue buatan lo tuh enak banget!” ucap Nevan sambil merangkul Daniel.

Daniel berucap, “si Arka enggak disuapin juga, Nay?” Daniel tak bodoh, ia bisa melihat tatapan kesal Arka saat Nayra menyuapinya dan juga Nevan. Ia tahu kalau sahabatnya ini cemburu hanya saja Arka masih selalu menyangkal perasaannya sendiri.

Nayra menoleh ke arah Arka yang terlihat memasang raut wajah masam pun berkata, “Kak Arka punya tangan kok. Bisa makan sendiri, ’kan?” Arka yang mendengar itu langsung memotong kue tersebut dan memakannya dengan brutal. Ia benar-benar kesal sekarang dan ia tak tahu kenapa.

Nayra dalam hati tersenyum. Ia tahu kalau Daniel mencoba memanas-manasi Arka dan ia juga memahami kode tersebut langsung saja mengambil andil dalam hal mencoba membuat Arka cemburu. Ia benar-benar puas dengan respon yang Arka berikan. Mungkin Nayra akan mencoba metode baru untuk menarik perhatian Arka.

“Eh, Nay. Gue mau tanya deh. Lo emang hobi masak, ya?” tanya Nevan sambil terus menyuap kue tersebut ke mulutnya sendiri. Nayra membalas, “enggak juga sih, cuma gue bakal masak kalo lagi kangen nyokap aja.”

Arka langsung menghentikan kegiatannya memotong kue dan langsung melirik Nayra. Gadis itu terlihat tersenyum tipis, tapi Arka tahu kalau Nayra terlihat sedih. Daniel langsung menginjak kaki Nevan hingga pemuda itu tersedak karena kaget.

“Hahaha ... Nay, gue sama Nevan pamit dulu, ya? Gue lupa kalo kucingnya Nevan kudu di bawa ke bidan soalnya mau lahiran!” ucap Daniel sambil membekap mulut Nevan yang terlihat ingin protes.

Nayra mengangguk ragu karena ia tak mengerti kenapa dengan kedua pemuda itu. Setelah memastikan kedua sahabatnya pergi, Arka pun melanjutkan kembali kegiatannya memakan kue. Nayra mengembuskan napas berat dan hendak beranjak pergi jika saja Arka tak menahan lengannya.

Dalam hati Nayra bersorak gembira, tapi ia mati-matian menahan raut wajahnya untuk memasang wajah datar. “Kenapa?” tanya Nayra dengan nada malas.

“Bantu ngabisin nih kue.”

Nayra mengerutkan keningnya, “kan bisa disimpan aja siapa tau nanti Tante sama Om juga mau?” ucapnya tak mengerti. Arka tak membalas, ia malah menarik Nayra agar duduk di dekatnya dan menyerahkan sendok baru kepada gadis itu. Nayra pun mau tak mau memakan kue tersebut juga.

“Gue suka cheese cake,” ucap Arka tiba-tiba.

Nayra menghentikan tangannya yang akan menyuap potongan kue ke dalam mulutnya. Gadis itu menoleh dan menatap Arka yang masih memasang raut wajah tenang sambil terus-menerus memakan kue.

“Tapi yang gue bikin ini kue cokelat, bukan keju.” Nayra bergumam kecil. Arka membalas, “yang bilang ini kue lumpur siapa?”

Nayra mendelik tajam, “enak aja ngatain kue lumpur!”

Arka menoleh dan membalas, “harusnya lo begitu.”

Nayra mengerutkan keningnya bingung. “Harusnya lo begitu pas digangguin sama Dinda. Harusnya lo lawan balik sama kayak gue yang ngatain kue lo. Harusnya lo lawan balik. Jangan cuma diem kayak patung nunggu ditolongin mulu,” ucap Arka.

Nayra membalas, “apa salah kalo gue ngarepin lo bakal hadir kayak pahlawan yang gue mau, Kak? Harus sekeras apa lagi gue buat ngeyakinin lo kalo gue benar-benar suka sama lo?”

“Dan harus sekeras apa lagi gue ngomong kalo gue enggak suka sama lo, Nay? Mau sampe kapan lo maksain perasaan lo ke gue?” ucap Arka.

“Sekeras itu ya penolakan lo ke gue, Kak?” ucap Nayra dengan lirih. Gadis itu meletakkan sendoknya dan kemudian berdiri, “gue udah bikin kuenya, lo yang beresin ya, Kak.” Nayra langsung berlalu pergi meninggalkan Arka yang terdiam.

Arka mengembuskan napas berat dan kemudian mengusap wajahnya dengan kasar. “Tuhan, gue salah lagi.”

Arka hanya menatap kepergian Nayra dengan tatapan nanar. Ia bingung dengan perasaannya sendiri. Arka merasa risih dengan semua cara Nayra mendekatinya, tapi di sisi lain ia juga tak menyukai ketika gadis itu mengabaikannya. Seolah-olah ada yang hilang ketika Nayra bersikap biasa saja padanya.

Saat asyik melamun, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sebuah pesan baru saja masuk. Ia membuka kunci pada ponselnya dan mendapati itu adalah pesan dari Ibunya.

💌 Mama
Papa sama Mama ada urusan dan kayaknya enggak bisa pulang malam ini. Kamu jagain Nayra di rumah, ya. Papanya Nayra ngabarin katanya dia besok malam baru bakal pulang. Jadi untuk malam ini, pastiin kamu jagain dia. Kalo kalian laper, delivery aja. Mama tau kemampuan masak kamu itu jelek banget dan jangan minta Nayra buat masak. Nanti tangannya luka kalo motong-motong. Jangan maksa dia pokoknya. Awas aja kalo sampe Mama tau kamu maksa Nayra atau bikin dia nangis. Mama jual motor kamu.

“Oke, gue kayaknya bener-bener cuma anak angkat deh. Bisa-bisanya nyokap gue lebih sayang sama anak tetangga daripada gue anaknya sendiri.” Arka bergumam lirih meratapi nasibnya sendiri.

•••

TBC 💜

Crazy Over You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang