PART 09

135 19 0
                                    

▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: girlRin
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜

•••

Nayra berlari keluar mengabaikan teriakan Fandi yang meneriaki anaknya agar tidak berlari-lari. Lantai masih basah karena baru dipel dan anaknya itu malah sudah berlari keluar. Hari ini adalah hari Minggu, Nayra berencana kembali mencari perhatian tetangga tampannya itu, siapa tahu ada cara yang bisa membuat seorang Arkana Najendra itu jatuh cinta padanya. Saat Nayra sudah keluar, ia mendapati sosok Dewi sedang menyiram tanamannya dan Arka sedang mencuci sepeda motornya di dekat Ibunya.

Nayra mengulas senyum manis dan kemudian mendekati sisi pagar dimana ia langsung berhadapan dengan Dewi yang menatapnya dengan senyuman manis. “Duh, anak cantik udah bangun aja pagi-pagi. Padahal hari Minggu lho,” ucap Dewi.

Nayra mengangguk, “mau lari pagi, Tan. Mau ikut enggak?” tawar Nayra. Dewi menggeleng, “Tante mah enggak sanggup lari pagi. Mending bareng Arka aja. Daripada dia nganggur di rumah,” ucap Dewi sambil menatap anaknya.

Arka yang mendengar ucapan Ibunya langsung menatap Dewi dengan tatapan malas, “nganggur gimana sih, Mah? Enggak liat lagi nyuci motor?” balasnya.

“Motor aja dimandiin, kamunya tuh belum mandi. Masih bau iler,” ucap Dewi dengan nada ketus. Arka tak membalas, ia hanya mencibir kecil. Sudah merasa biasa kalau diperlakukan seperti itu oleh Dewi. Seperti anak tiri.

“Nayra bantuin deh, Kak. Gimana? Biar cepet,” ucap Nayra mencoba mencari perhatian.

Dewi yang mendengar itu langsung tersenyum cerah, “nah! Bener tuh! Bantuin gih, Nay. Nanti abis selesai nyuci motor, masuk ke dalam kita makan pempek Palembang. Adeknya Tante tadi malem nganter ke rumah,” ucapnya.

“Boleh, Tan!” balas Nayra senang. Arka yang mendengar itu malah memutar bola matanya jengah. Ia hanya menatap malas ketika Nayra berlari masuk ke pekarangan rumahnya dan langsung berjongkok di dekat Arka yang sedang menyabuni motornya.

“Gue ngapain nih, Kak?” tanya Nayra. Arka hanya diam dan memilih mengabaikan Nayra. Dewi yang melihat itu pun bersuara, “kamu nyiramin air aja, Nay. Kalo perlu siram juga tuh anak Tante. Biar wangian dikit.”

Arka protes, “Mah!”

Dewi hanya menjulurkan lidahnya tanda mengejek dan kemudian masuk ke dalam rumah. Nayra terkekeh melihat interaksi antara Dewi dan Arka. Gadis itu langsung mengambil selang air yang menganggur dan kemudian menyiram badan motor Arka yang sudah berlumuran sabun.

Arka hanya melirik sekilas sampai akhirnya bersuara, “gimana luka lo?” tanyanya dengan nada ketus. Nayra yang mendengar itu langsung mendekat dan berjongkok di dekat Arka, sangat-sangat dekat.

“Masih perih. Nih, coba liat!” ucap Nayra sambil menunjuk luka yang tadi malam ia tutupi dengan plester luka. Ia bahkan menunjukkan luka di jidatnya langsung ke depan wajah Arka.

Arka yang melihat jidat Nayra berada begitu dekat dengannya langsung memundurkan kepalanya. Ia bisa merasakan deru napas Nayra di wajahnya bahkan ia bisa melihat dengan jelas bulu mata Nayra yang sialnya terlihat begitu cantik di mata Arka.

“Ekhem.”

Keduanya menoleh ke arah pagar dan mendapati Fandi sedang menatap keduanya dengan tatapan menggoda. Arka langsung berdiri dan tersenyum ramah ke arah tetangganya itu. Nayra yang melihat itu ikutan berdiri dan menatap Ayahnya, “ngapain kalian?” tanya Fandi.

“Papah kepo deh,” balas Nayra. Arka mendelik kecil dan langsung menginjak pelan kaki Nayra hingga gadis itu mengaduh kecil. Arka hanya tersenyum ke arah Fandi dan kemudian berkata, “ada perlu apa, ya Om?”

“Enggak, tadi Om nyariin Nayra kirain ilang. Bisa repot kalo ilang. Takutnya kena culik wewe gombel,” ucap Fandi.

“Pah, anaknya kok dikatain gitu?” balas Nayra kesal.

Fandi terkekeh geli, “kalo yang nyulik manusia, kesian manusianya. Kamu tuh anaknya nyusahin, bisa-bisanya tekor ntar penculiknya.”

Arka menahan tawa begitu mendengar ucapan Fandi. Beda dengan Nayra, gadis itu memelototi Ayahnya. Fandi hanya tersenyum kecil dan kemudian pamit karena ia ingin lari pagi. Seperginya Fandi, Arka langsung menatap Nayra.

“Lo 'kan mau lari, kok enggak ngikut bokap lo?” tanya Arka curiga.

Nayra langsung beralasan, “Papah tuh kalo lari cepet banget. Masa lo enggak khawatir sama gue, Kak? Gue kemarin abis tawuran sama fans lo. Badan gue luka-luka, trus kaki gue juga sempet kena tendang sama mereka. Nih aja gue bawa jalan masih ngilu.”

Arka mendelik, “alasan. Tadi aja lo lari pas disuruh nyokap gue bantuin gue nyuci motor,” balasnya.

“Lho, itu tuh beda. Kalo di deket lo, sakit gue rasanya ilang tanpa sisa. Makanya, lo harus terus-menerus di dekat gue, Kak. Biar sakitnya gue ilang. Biar gue selalu jadi wonder woman!” ucap Nayra.

Arka menoyor kepala Nayra dan berkata, “bocah kebanyakan baca Wattpad lo!” Setelah itu Arka langsung berlalu masuk ke dalam rumah.

Nayra mengusap keningnya dan kemudian berlari mengejar Arka ke dalam rumah. Begitu ia masuk, ia tak sengaja mendapati sosok Fadlan sedang duduk di sofa sambil meminum kopi dengan wajah yang masih sedikit pucat. Nayra memilih mendekati Ayahnya Arka dan disambut senyuman hangat oleh pria yang seumuran Ayahnya itu.

“Om kemarin sakit apa? Papah bilang masuk rumah sakit,” ucap Nayra.

Fadlan hampir saja menjawab, jika saja tak diserobot oleh Dewi yang datang sambil membawa minuman jus jeruk dan juga pempek yang telah dimasak. “Cuma diare doang, Nay. Itu juga harusnya masih dirawat inap, cuma Om kamu ini maksa pengen pulang. Takut disuntik dia tuh.”

Fadlan mendelik menatap istrinya, tapi tak membalas apapun. Tak lama Arka datang dengan balutan kaos abu-abu. Mungkin tadi Arka berganti baju karena bajunya yang tadi basah. Untung saja baju yang dipakai Nayra tak basah. Dewi menyuruh kedua remaja itu untuk duduk dan menikmati pempek yang disajikan. Arka yang memang sudah lapar langsung saja menyambar makanan itu. Nayra tersenyum kecil dan mengambil makanan itu juga, dengan cara yang lebih elegan tentu saja. Mencari perhatian di depan kedua orangtuanya Arka.

“Oh, iya. Papah kamu mana, Nay?” tanya Fadlan.

Nayra membalas, “lagi joging, Om. Katanya sih biar tetep sehat gitu. Padahal juga nanti malem pasti minta dikerokin.”

Dewi tertawa kecil, “sama nih kayak suami Tante. Sok-sok nge-gym eh taunya ntar juga minta dipijit karena masuk angin,” ucapnya.

“Modusnya Papah doang tuh,” ucap Arka.

Fadlan mendelik ke arah anaknya, “ya Allah. Mulut kamu itu tuh. Pengen Papah plester,” ucapnya.

Arka mendelik dan menjulurkan lidahnya tanda mengejek. Nayra tersenyum kecil. Arka mungkin memang duplikat Fadlan kalau dalam masalah rupa, tapi kalau sikap sih duplikat Dewi banget.

•••

TBC 💜

Crazy Over You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang