▪︎ Crazy Over You ▪︎
Part by: girlRin
Selamat membaca, jangan lupa tinggalkan vote dan komen💜•••
Nayra turun dari motornya Arka dan kemudian menyerahkan helm yang ia kenakan kepada Arka yang diterima oleh pemuda itu dengan tatapan malas. Seperti biasa, Dewi selalu menyuruhnya untuk mengantar bahkan mengancam kalau ia tak menjemput Nayra pulang. Arka benar-benar merasa dianaktirikan oleh Dewi.
“Nanti gue tunggu jam berapa, Kak?” tanya Nayra. Arka menatapnya tajam, “suka banget lo sama gue sampe segitunya,” ucapnya menyindir. Ia kira Nayra akan malu eh taunya gadis itu malah menjawab, “jelas dong. Gue sesuka itu sama lo!”
Arka mengusap wajahnya frustrasi. Tak habis pikir dengan gadis di depannya ini. Bagaimana bisa dia malah mengakuinya di depan laki-laki yang ia sukai kalau dia menyukainya? Apa gadis ini tak malu?
“Lo enggak malu ngejar cowok sampe segininya?” tanya Arka. Nayra membalas, “ngapain malu? Toh lo juga masih single, belum jadi laki orang. Bebas dong kalo gue kejar?”
Arka menarik napas panjang dan berkata, “lo cewek lho. Harusnya lo yang dikejar bukannya mengejar.”
Nayra menatap Arka dengan tatapan berbinar, “jadi lo mau ngejar gue gitu, Kak?” Arka menepuk keningnya pertanda ia frustrasi. Harus berapa kali dijelaskan seperti gadis ini juga takkan paham.
“Terserah lo deh. Capek gue ngurusinnya! Tungguin gue di depan gerbang nanti pas pulang,” ucap Arka sambil berlalu meninggalkan Nayra. Gadis itu hanya terkekeh kecil dan melambaikan tangannya ke arah Arka walaupun ia tahu kalau pemuda itu tak melihatnya.
“Wah, wah. Belum kapok juga ya lo ternyata!”
Nayra menoleh dan mendapati Dinda beserta tiga temannya sedang menatapnya dengan tatapan tajam. Nayra membalas dengan tatapan polos, “kok ada suara tapi enggak ada wujudnya, ya?”
Dinda yang mendengar itu tentu saja geram. Ia hampir saja akan menyerang Nayra jika tak melihat ada guru yang berjalan ke arah parkiran. Dinda langsung mengajak teman-temannya untuk pergi, bisa gawat kalau ketahuan guru.
Nayra menjulurkan lidahnya ke arah keempat gadis itu yang tentu saja dibalas dengan erangan kesal oleh Dinda. Saat Nayra akan pergi, ia tak sengaja melihat Nevan yang baru saja memarkirkan motornya. Sepertinya sahabatnya Arka itu masih mengantuk, buktinya ia berjalan sempoyongan hampir menabrak tiang.
Nayra yang melihat itu langsung saja tersenyum jahil. Ia berjalan mendekati Nevan dan kemudian menepuk pundak pemuda itu. Nevan menoleh dan menyipitkan matanya mencoba melihat siapa di depannya ini.
“Ngapain lo?” tanya Nevan. Nayra membalas, “Kak ... celana lo belum diresleting.”
Nevan langsung membulatkan matanya dan menatap celananya. Ia menarik napas lega karena mendapati celananya telah diresleting. Saat ia akan mengomeli Nayra, gadis itu sudah berlari meninggalkan Nevan.
“Astaga, tuh anak jail banget,” gerutu Nevan. Ia pun berjalan menuju kelasnya.
•••
Jam istirahat, Nayra dan Naura berjalan mencari meja kosong dengan membawa nampan berisi pesanan mereka. Nayra langsung tersenyum cerah saat mendapati meja kosong. Ia langsung menarik Naura menuju meja tersebut. Saat keduanya sedang asyik makan, tak sengaja Nayra melihat sosok Arka bersama dua sahabatnya sedang mencari meja.
Sontak saja Nayra mengangkat tangannya dan berseru, “KAK ARKA! SINI! SINI!” Naura menutup wajahnya malu. Arka menahan emosinya dan berjalan menuju meja dimana Nayra dan temannya itu diikuti oleh Daniel dan Nevan.
Nayra menyuruh Daniel dan Nevan duduk di dekat Naura dan menarik Arka agar langsung duduk di sampingnya. Arka hanya memutar bola matanya jengah dan memilih mengabaikan tingkah Nayra.
“Biasa aja, dek. Arka kagak bakal ilang kalo kagak lo liatin,” ucap Daniel. Ia merasa gemas dengan tingkah Nayra yang menatap Arka tanpa lepas seolah-olah kalau ia mengalihkan pandangannya sedikit saja, maka Arka akan hilang. Nevan malah menggeleng geli melihat tingkah adik kelasnya itu.
“Kalo kagak diliatin berasa rugi tau,” balas Nayra sambil tetap menatap ke arah Arka yang tetap tak peduli.
“Kenapa rugi?” tanya Nevan.
“Soalnya cowok seganteng Kak Arka kalo enggak diliatin terus bisa menjadi kerugian paling besar daripada kagak balik modal dalam usaha,” jawab Nayra.
Daniel langsung tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Nayra. Naura lagi-lagi hanya bisa menahan malu. Sungguh, berteman dengan Nayra membuatnya memiliki banyak momen dimana ia merasa ingin menghilang dari muka bumi.
Nevan menatap Arka, “kalah lo sama cewek, bro. Masa lo yang digombalin, harusnya lo yang ngegombal,” ejeknya kepada sahabatnya itu.
“Bacot,” balas Arka.
Nayra memiringkan kepalanya agar semakin leluasa menatap Arka. Merasa kesal, Arka langsung menoleh dan berniat mengomeli Nayra, tapi ia malah mendapati Nayra menatapnya dengan tatapan berbinar. Bola mata hitam kelam nan cantik milik Nayra itu entah kenapa membuat Arka merasa terpesona apalagi dalam jarak sedekat ini.
“Ekhem. Udahan dong kontes saling tatapnya. Makan dulu ntar keburu bel masuk,” ucap Daniel.
Arka langsung mengalihkan pandangannya dan memilih memakan makanannya. Total mengabaikan pandangan terpesona dari Nayra.
“Gue baru sadar deh,” ucap Nayra lagi.
Naura menarik napas, “apa lagi?” tanyanya. Ia sudah tahu kalau temannya ini akan mengeluarkan kata-kata gombal lagi.
“Rahangnya Kak Arka keliatan keren, ya?” ucap Nayra yang sukses membuat Arka tersedak pentol bakso. Daniel dan Nevan hanya bisa tertawa terbahak-bahak sedangkan Naura kembali mengusap pelipisnya. Nayra langsung menyodorkan minumannya kepada Arka dan diterima dengan panik oleh pemuda itu.
Nayra langsung berdecak kagum. Arka menatapnya tajam, “apa lagi?” tanya pemuda itu geram.
“Lo minum dari sedotan gue. Itu artinya kita ciuman secara enggak langsung,” ucap Nayra sambil menyentuh bibirnya sendiri. Arka langsung memerah malu.
“Bwahahaha! Anjirlah, Ar. Lo bener-bener kalah sama cewek! Hahaha, bisa-bisanya lo malah blushing gara-gara cewek! Hahahah!” ejek Daniel.
Arka mengerang kesal. “Diem lo!” serunya. Daniel tak peduli, ia masih saja menertawakan Arka.
Nayra masih menatap sedotan yang ada di gelasnya. Ia masih membayangkan bagaimana Arka meminum minumannya dari sedotan yang sudah ia pakai itu. Gadis itu tanpa sadar merona dan menyentuh kedua pipinya.
“Nau, kayaknya gue sakit jantung deh. Jantung gue degdegan mulu!” adu Nayra kepada temannya. Naura yang mendengar itu hanya bisa menatapnya kasihan, “gue tau lo enggak pinter-pinter banget, Nay. Cuma gue enggak nyangka lo sebego ini,” ucapnya.
Nevan yang duduk di samping Naura pun menepuk pundak gadis itu dan berkata, “temen lo yang ini memang unik. Nemu dimana sih?” ucapnya terhibur.
Naura menarik napas panjang, “gue pungut di selokan deket sekolah, Kak.”
Arka mengusap wajahnya dengan frustrasi. “Kayaknya memang cinta bikin orang bego deh,” ucap Naura lagi. Mau tak mau, Arka menyetujui ucapan gadis itu karena demi apapun Nayra benar-benar membuat kepalanya sakit.
•••
TBC 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Over You ✔
Teen Fiction▪︎update tiap hari▪︎ Nayra pikir kepindahannya kali ini akan memberinya banyak masalah. Ia merindukan teman-teman sekolahnya yang lama. Ia takut kalau di sekolah barunya nanti ia takkan mampu menyesuaikan diri dan mendapatkan teman baru. Nyatanya se...