You Are Mine ; 4

583 48 0
                                    

Double update😁










Pagi ini, Jihoon begitu semangat untuk pergi ke sekolah. Dan menurut nya ini pertama kali nya dia sangat semangat begini, dari semalam Jihoon terus memikirkan Heejin.

Tidak salah kan, jika Jihoon menyukai Heejin dalam pandangan pertama.

Tentu tidak, itu wajar, Jihoon juga memiliki perasaan dan nafsu.

Jihoon segera bergegas pergi.

"Jihoon! Sarapan dulu!" teriak mama nya Jihoon dari arah ruang makan.

Jihoon menoleh sekilas, "gak ma, mau sarapan di sekolah aja." balas Jihoon.

Mama nya hanya berdecak pelan, putra nya itu memang agak keras kepala. Padahal Jihoon bilang begitu kadang itu berbohong, faktanya Jihoon jarang makan di sekolah dan malahan dia akan makan nanti setelah dia pulang dari sekolah.

Tentu saja seorang ibu pasti mengkhawatirkan hal itu.

Oke, skip.





.

.

.

Heejin baru masuk ke area sekolah, dia sedang berjalan menuju kelas. Namun dia langsung di hampiri Jihoon, Jihoon juga berjalan di samping nya sekarang.

"Gak naik taksi lagi kah?" tanya nya.

"Gak"

"Nanti pulang, sama gue aja ya. Gratis kok, daripada lo jalan kaki lagi kayak semalam. Gimana kalo ada yang gangguin lo, lo kan baru pindahan lo belum kenal sama banyak orang pasti, kan kalo misal nya bareng sama gue. Gue bisa ngelindungi lo dari orang jahat." cerocos Jihoon.

"Hm, makasih." jawab Heejin mempercepat langkah nya, namun yang ada di samping nya ini cowok tinggi yang jika melangkah, satu langkah saja sangat jauh.

"Tunggu dulu dong." kata Jihoon berusaha mensejajarkan langkah nya.

Heejin menatap kesal ke arah cowok itu, "jangan ngikutin gue mulu, risih tau nggak!" bentak Heejin namun bentak kecil itu tidak ada apa-apa nya bagi Jihoon, bahkan Jihoon malah semakin suka di buat nya.

Jihoon tidak peduli, bagaimana Heejin membentak nya. Jihoon tetap mengikuti nya hingga ke dalam kelas.

"Minta nomor telepon lo, dong." ucap Jihoon seraya mengedipkan matanya beberapa kali, beneran kayak om-om pedo.

Heejin duduk di bangku nya, dan Jihoon juga malah ikut duduk di samping nya. Di bangku milik Hana yang masih kosong.

"Minta nomor telepon elah, pelit amat." Jihoon menyodorkan ponsel nya, dan berharap jika Heejin akan memberikan nomor telepon nya itu.

Heejin mendelik tajam, "gak mau, lagian ponsel gue gak ada nomor nya." celetuk nya.

Senyum Jihoon langsung luntur, mana bisa gitu. "Yaudah, alamat rumah lo kalo gitu, nanti gue main ke rumah lo." Jihoon masih belum nyerah.

"Gak!" ketus Heejin, lalu mengeluarkan buku dari tas nya.

Melihat itu, Jihoon memasukan ponsel nya ke dalam saku celana nya. Jihoon masih memandangi Heejin.

"Minjem buku nya, sama pulpen nya juga ya." tanpa menunggu persetujuan, Jihoon langsung merebut buku catatan milik Heejin serta pulpen nya.

"Ck, lo mau ngapain sih Jihoon!" tanya Heejin kesal.

"Bentar." Jihoon menulis sesuatu di halaman terakhir di buku nya.

Para murid sudah masuk semua, karena bel juga sudah berbunyi beberapa detik lalu. Begitu juga Hana yang sudah datang, Hana menatap kesal pada Jihoon.

"Eh, ngapain lo duduk disini. Pergi sana, lo juga punya bangku sendiri kan," ucap Hana namun tidak di gubris oleh cowok itu. "Jihoon ih!"

Jihoon mendongak dan menatap Hana, "lo duduk dulu aja di bangku gue. Bentaran doang," jawab nya.

"Bentar lagi guru masuk Jihoon, minggir lo!" Hana berucap kesal, kenapa Jihoon ini sangat menyebalkan sekali.

Hana berdecak sebal, dan dengan terpaksa Hana pun duduk di bangku belakang mereka. Yaitu Hana duduk di bangku milik Jihoon yang dua-dua nya kosong, karena Jihoon memang sendiri duduk di bangku nya itu. Maruk banget si Jihoon ini kan.

Heejin melirik Hana sebentar, lalu Heejin kembali menatap Jihoon yang masih fokus menulis yang entah dia menulis apa.

"Lo nulis apa sih Jihoon?" tanya nya.

"Diem," Jihoon menjawab dengan suara rendah, Heejin menghela nafas pelan lalu pandangan nya langsung tertuju ke depan ketika seorang guru sudah masuk.

Pak guru di depan itu langsung menyapa seperti biasanya, namun pandangan pak guru itu juga langsung tertuju pada Jihoon yang masih fokus dengan buku milik Heejin. Dan tidak memperhatikan nya yang ada di depan.

"Hei, kamu Park Jihoon!" panggil nya.

Setelah di panggil dengan suara keras, Jihoon baru menoleh dan menyengir tanpa dosa. Tak lupa Jihoon juga tersenyum dan lagi-lagi matanya menyipit, jika di bayang-bayang itu lucu. Namun terlihat menyebalkan di mata pak guru yang berdiri di depan sana.

"Kenapa pak?" tanya Jihoon santai.

Pak guru itu meraup wajah kasar, Jihoon itu entah bego atau tolol. Udah salah masih aja nanya.

"Bangku kamu dimana? Kenapa duduk disana?" tanya nya dengan suara pelan namun terdengar tegas.

Jihoon menggaruk tengkuk leher nya yang tak gatal.

"Balik ke bangku kamu! Kamu ini ya, susah banget di bilangin. Jangan karena Heejin gadis baru di sekolah, kamu mau mepetin dia," katanya, lalu pak guru itu menatap Heejin, "kamu marahin aja, kalo dia macem-macem sama kamu." lanjut nya.

Heejin hanya tertawa pelan.

"Jihoon!!" teriak pak guru itu.

Jihoon mendengkus kesal, "iya, pak ini balik. Jangan teriak-teriak, pita suara putus saya gak tanggung jawab loh pak." celoteh Jihoon lalu, beranjak dari duduk nya. Beberapa siswa/i di kelas tertawa karena sikap Jihoon, memang Jihoon seorang yang selalu berani melawan ucapan guru.

Jihoon kembali ke bangku nya. "Minggir lo!" ketus nya.

Hana mengangkat tas nya. "Lo yang duluan!" balas Hana, namun sedetik kemudian. Jihoon menoyor kepala Hana.

"Pak, ini Jihoon nya." adu Hana pada pak guru.

"Pik, ini jihin nyi." ledek Jihoon di belakang.

"Jihoon udah, duduk yang bener. Pelajaran saya akan dimulai, kalo kamu gak mau belajar keluar sana!" amuk pak guru itu.

Jihoon tidak menanggapi nya lagi dan langsung saja Jihoon menaruh kepala nya di lipatan tangannya yang bertumpu di atas meja, kurang ajar.

Sementara Heejin, dia sedang membaca tulisan yang di buat Jihoon itu.

• Yoon Heejin •
1. Cantik.
2. Kalem tapi agak galak.
3. Senyuman nya manis pake banget.
4. Kulitnya putih mulus, bibir nya pink.
5. Cita-citanya, pengen jadi istri nya Park Jihoon. Valid no debat >_<

Heejin yang membaca nya dalam hati, hanya terkekeh pelan. Jujur, Heejin merasa sedikit baper hanya dengan tulisan itu saja.

Heejin melipat kertas nya tanpa ada rasa ingin merobek nya atau pun membuang nya, lucu. Tulisan Jihoon memang menunjukan sikap nya banget, kurang rapi tapi tidak apa-apa.










.....
Masih suka???

Makasih ( ˘ ³˘)♥

You Are Mine || JIHOON✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang