.
.
"Ini semua gara-gara lo tau nggak! Kemarin gue pengen ketemu sama Heejin tapi gak bisa karena ada lo, lo licik. Lo gak punya hak ngatur-ngatur gue, gue benci sama lo, mending sekarang. Lo keluar dari kamar gue, KELUAR BANGSAT!!" Jihoon marah pagi ini gara-gara Suji.
Kemarin itu Suji ada ke rumah Jihoon dan saat Jihoon akan pergi untuk menemui Heejin itu, Suji melarang nya bahkan karena Jihoon bersikukuh, Suji mengadu ada Jiyoung. Yang alhasil Jihoon di marahi habis-habisan dan tentu saja Jihoon juga tidak bisa pergi.
Awalnya Yoshi akan membantu Jihoon, namun Yoshi juga ikut di ancam oleh Jiyoung jika dia berani membantu Jihoon.
Pagi ini Jihoon baru pulang dari bandara, setelah dia ke rumah Heejin namun di rumah itu sudah sepi. Di bandara juga sudah tidak ada.
Jihoon benar-benar frustasi sekarang, Jihoon kecewa, marah, emosi, kesal sekarang.
Setelah Suji keluar dari kamar nya, Jihoon membanting kan tubuh nya ke atas kasur lalu Jihoon meremat kuat rambut nya. Jihoon berteriak frustasi.
.
.
.
"Maafin papa, papa gak ada maksud buat bikin kamu sama Jihoon pisah karena papa tau itu bikin kamu sakit gini. Papa cuman pengen ngehabisin waktu sama kamu sebelum kamu dewasa nanti. Papa juga tau, mungkin berpisah sama orang yang di cintai emang susah. Tapi kan nurut sama orangtua lebih baik, lagipula kalo kalian emang jodoh. Kalian bakal ketemu lagi kok. Papa bakal dukung kamu kok." tutur Jaehwan seraya mengusap bahu Heejin, di pesawat. Heejin masih sesegukan.
Pagi tadi, Jaehwan sadar jika Heejin sangat takut berpisah dengan Jihoon. Dirinya salah besar, kenapa dia harus memisahkan mereka. Sekarang Jaehwan baru menyesal karena membuat putri semata wayangnya terus menerus menangis.
Heejin memang sudah berhenti menangis, namun air mata nya terus turun.
Heejin benar-benar sudah lelah karena dia terus menangis dari semalam, Heejin cupu, dia menangis hanya untuk cowok yang belum tentu akan menjadi pendamping hidup nya. Biarkan saja namanya juga bulol aka bucin tolol.
Merasa iba dengan sang anak, Jaehwan pun menarik Heejin dan membuat Heejin kini menyender di bahu nya.
Jaehwan juga mencium pucuk kepala Heejin, "maafin papa sayang," ucap lembut Jaehwan.
"Kamu jangan nangis terus, kamu bisa kan hubungin Jihoon nanti?" tanya Hyesun yang ada di sebelah nya.
"Jihoon gak bisa di hubungin dari kemarin, nomornya gak aktif terus." ucap Heejin dengan suara parau nya.
.
.
Seminggu setelah kepergian Heejin.
Kondisi Jihoon memburuk, namun bukan karena itu saja. Jihoon selalu mendapat tekanan dari papa nya. Tapi Jihoon juga kadang lupa makan karena selalu memikirkan Heejin, yang membuat Jihoon semakin gila adalah. Heejin mem blokir nomor telepon nya.
Apalagi, Suji yang selalu saja menyuruh Jihoon untuk melakukan apapun yang di minta nya.
Kalian ingat? Saat Jihoon pernah mengatakan jika dirinya sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan Suji, perlu kalian tau. Semuanya bohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine || JIHOON✔
Fanfiction"Pipipip calon mantu!" "Heejin cantik siapa yang punya?" "Park Jihoon tentunya." "Berisik!" "Ih kok galak, aku ngambek nihh. " "Ya bodo amat." Jangan lupa follow juga akun nya, kalo mau. Kalo gak yaudah gapapa.