Saat ini Jihoon sedang memainkan laptop yang dia pinjam dari Heejin, tiba-tiba ada yang menekan-nekan tombol bel rumah itu.
"Siapa sih?" ucapnya kesal lalu Jihoon pun beranjak dari duduknya untuk melihat siapa yang datang.
Tiba di depan pintu, Jihoon terkejut dengan orang-orang itu, seketika raut wajah Jihoon berubah menjadi datar saat melihat orang-orang itu.
"Ngapain kalian kesini?!" tanya Jihoon terkesan cuek, Jihoon menatap orang-orang berjas itu satu persatu.
Mereka adalah, Si ajudan dan tiga bodyguard nya. Mereka kesana untuk mengajak Jihoon pulang atas perintah papa nya.
"Tuan, tuan harus pulang. Ini perintah dari tuan besar." katanya dengan suara tegas.
"Nggak! Gue gak mau pulang, lo kalo mau pulang. Pulang aja sendiri jangan ngajak-ngajak gue." balas Jihoon.
"Nyonya mengkhawatirkan tuan, maka dari itu ayo pulang." lanjut nya.
"Kalo di bilang gak mau, ya gak mau!!" bantah Jihoon hendak kembali menutup pintunya namun mereka tahan.
"Jangan membantah tuan, atau perempuan ini akan kami sakiti!" ujar salah satu bodyguard yang menunjukan foto Heejin sedang berdiri, seperti nya baru keluar dari mobilnya. Entah darimana mereka dapat foto Heejin.
Jihoon bingung sekarang, jika dia tidak ikut pulang. Mereka akan macam-macam pada Heejin, jika ikut. Aarrgkh.
"Oke, gue pulang. Tapi jangan pernah sentuh dia, awas aja kalo sampe dia kenapa-napa gara-gara kalian. Gue gk bakal ngasih ampun ke kalian," Jihoon langsung keluar dari rumah Heejin.
Si ajudan pun tersenyum puas. Mereka pun membawa Jihoon pulang ke rumah orangtua nya.
.
.
.
Saat pulang, Heejin mendapati rumah nya kosong. Jihoon sudah tidak ada.
Heejin mengecek ke kamar nya, namun lagi-lagi tidak ada. Heejin diam sebentar.
"Jihoon!!" panggil Heejin.
"Park Jihoon!" panggil nya lagi.
Tidak ada balasan, Heejin pun duduk di sofa. Heejin memijat pangkal hidung nya.
"Udah nyusahin, ngancem, malu-maluin. Sekarang dia pergi tanpa izin dari gue," ucap nya pelan.
"Awas aja lo, kalo ketemu gue gebukin." lanjut nya.
.
Malam nya.
Heejin sedang makan malam, entah kenapa pulang nya Jihoon yang tidak mengabari nya membuat nya khawatir.
Bahkan Heejin merasa kesepian sekarang.
"Kenapa gue jadi mikirin tuh anak, dia mau kemana aja juga bukan urusan gue." ucapnya lalu tertawa miris.
Namun, Heejin benar-benar merasa kesepian sekarang. Dia masih mengingat kejadian sore kemarin, Jihoon yang sedang mandi lupa membawa handuk dan dia teriak-teriak memanggil Heejin. Dan disana Heejin malah mengerjai Jihoon.
"Istriku, tolong ambilkan handuk sayang. Suami mu ini kelupaan!!" Jihoon berteriak di dalam kamar mandi.
Heejin yang sedang menonton tv di ruang tengah pun langsung bergegas, entah bagaimana Heejin jadi penurut begini. Apalagi Jihoon sudah main manggil istri aja. Gak apa-apa, biar kalo udah nikah nanti gak canggung. Kata Jihoon mah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine || JIHOON✔
Fanfiction"Pipipip calon mantu!" "Heejin cantik siapa yang punya?" "Park Jihoon tentunya." "Berisik!" "Ih kok galak, aku ngambek nihh. " "Ya bodo amat." Jangan lupa follow juga akun nya, kalo mau. Kalo gak yaudah gapapa.